DENPASAR – Saat manajemen Bali United melakukan aksi bersih-bersih pantai dengan suporter di Pantai Purnama, Gianyar, Jumat pagi kemarin (21/2), saat yang bersamaan perwakilan manajemen Bali United hadir di Polda Bali.
Bukan karena terkena kasus, tetapi kedatangan Manajemen Bali United yang dihadiri oleh General Coordinator Richie Kurniawan,
Manajer Stadion Kapten I Wayan Dipta Budi Lesmana, dan Media Officer Bali United Ngurah Wirya Dharma atas undangan dari Polda Bali.
Direskrimum Polda Bali Kombes Pol Andi Fairan yang langsung mengundang Bali United. Kombes Andi Fairan adalah Kasatgas Wilayah Anti Mafia Bola.
Selain itu, Asprov PSSI Bali yang diwakili langsung oleh Ketum Asprov PSSI Bali I Ketut Suardana Sekum Asprov PSSI Bali Dewa Made Teges Wirawan,
dan Ketua Departemen Sepak Bola Nasser Atamimi, termasuk Sekum KONI Bali IGN Oka Dharmawan juga turut hadir.
Undangan tersebut bukan tanpa alasan. Satgas Wilayah Anti Mafia Bola yang memiliki anggota sebanyak 53 personel tersebut ingin melakukan sinergi dengan ketiga pihak tersebut.
Sebelumnya, Owner Bali United Pieter Tanuri juga sudah menyambangi langsung Kasatgas Anti Mafia Bola Brigjen Pol. Drs. Hendro Pandowo, M.si di Jakarta, Senin lalu (17/2).
Saat dikonfirmasi kemarin, Suardana mengaku jika Asprov PSSI Bali sangat mendukung kegiatan pencegahan maupun tindakan yang dilakukan secara hukum oleh Satgas Anti Mafia Bola di wilayah Bali.
“Bila terjadi penyuapan hingga pengaturan skor bisa ditindak dengan tegas. Kami ingin semua bisa terlaksana dengan baik,” terangnya.
Pria asal Ubud tersebut menambahkan, Asprov PSSI Bali diminta oleh satgas untuk bekerjasama dan berkoordinasi mengenai hal apapun yang terjadi.
Apalagi Liga 1 2020 akhir bulan ini akan bergulir dan tugas pertama Satgas Anti Mafia Bola Wilayah Bali adalah mengawasi secara langsung pertandingan antara Bali United kontra Persita Tangerang di Stadion Kapten I Wayan Dipta.
“Itu sementara yang kami tangkap. Tadi (kemarin) perwakilan Bali United juga sudah menegaskan jika mafia bola sangat merugikan klub.
Harapan mereka adalah agar tidak ada penaturan skor dan mereka juga mendukung sekali terbentuknya satgas ini,” ucapnya.
Di sisi lain Sekum KONI Bali IGN Oka Dharmawan yang diwawancarai di ruang kerjanya di KONI Bali mengungkapkan jika pertemuan tersebut hanya untuk berkoordinasi satu sama lain saja.
“Muara dari olahraga itu kan prestasi disamping yang tidak kalah penting adalah kejujuran. Stakeholder harus bisa melaksanakan itu. Jadi banyak yang harus diberikan atensi untuk pencegahan mafia bola,” tutupnya.