DENPASAR – Bali United mesti menjaga tren positif usai memetik kemenangan tipis 1 – 0 atas Arema FC pada pekan lalu (18/5).
Sebab, lawan berat sudah menanti Serdadu Tridatu – julukan Bali United pada pekan kesepuluh. Adalah Borneo FC yang siap menghadang langkah Bali United.
Sebagai tuan rumah, Borneo FC tidak bisa dipandang sebelah mata. Meski secara klasemen tim asuhan Dejan Antonic itu terdorong di zona bawah,
berada satu strip di atas zona degradasi atau posisi ke-14, Borneo FC dikenal sebagai klub jago kandang.
Bukan karena permainan mereka yang menakutkan, tapi klub berjuluk Pesut Etam itu seolah selalu dibantu wasit saat bermain di Stadion Segiri, Samarinda.
Buktinya, pada pekan kedelapan saat melawan Persebaya Surabaya, Borneo FC mendapat dua hadiah istimewa dari pengadil lapangan.
Satu hadiah berupa penalti, satu lagi gol offside Lerby pada pengujung laga. Nah, bukan tidak mungkin nasib apes juga menimpa Bali United.
Bila tidak hati-hati, anak asuh Widodo C. Putro juga akan “dikerjai” Borneo FC. “Faktor non-teknis perlu diwaspadai.
Mudah-mudahan wasit lebih fair, tidak memihak tuan rumah dan tim tamu tidak dikerjai,” ujar salah satu pentolan suporter Bali United, Nyoman Suharta, kemarin.
Faktor lain yang perlu diwaspadai adalah keberadaan Lerby Eliandri dan Sultan Samma. Dua pemain itu menjadi tulang punggung Bali United pada tiga musim lalu, atau saat Bali United baru terbentuk.
Tentu, sedikit banyak keduanya mengetahui dapur Bali United. Suharta melihat Bali United sudah bangkit dalam laga terakhir melawan Arema.
Fadil Sausu dkk sudah menunjukkan gairah dan kekompakan. Suharta berharap semua pemain Bali United menjaga keharmonisan. Sebab, secara materi semua lini merata.
“Saya melihat tahun lalu dibandingkan sekarang (keharmonisan) berkurang. Tapi, belakangan sudah mulai bangkit. Lini tengah yang selama ini menjadi proble mudah-mudahan bisa diatasi,” tutur pria 42 tahun itu.