26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:08 AM WIB

Keok Karena Bola Mati, PSIS Anggap Bali United Menang Karena Beruntung

GIANYAR – Yang penting menang. Tidak masalah berapa gol yang tercipta. Mungkin ini yang ada di benak Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra setelah membawa Serdadu Tridatu bertengger di puncak klasemen sementara Liga 1 2019 dipekan kelima.

Menghadapi PSIS Semarang di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Sabtu sore kemarin (22/6), Serdadu Tridatu kembali memetik kemenangan tipis 1-0.

Gol dilesakkan oleh tandukan Ilija Spasojevic pada menit ke-70 setelah menerima umpan assist gelandang berdarah Portugal, Paulo Sergio.

Disinilah kelengahan PSIS Semarang untuk mengantisipasi skema sepakan bola mati. Apa yang diucapkan Muhammad Rio Saputro sehari

sebelum pertandingan yang mengatakan jika penyerang berusia 30 tersebut adalah momok yang berbahaya akhirnya terbukti.

Memang Bali United menang. Tetapi ada sedikit catatan yang harus segera dibenahi oleh lini serang Bali United.

Bayangkan, dari 22 kali percobaan, hanya delapan kali percobaan yang mengarah ke gawang PSIS yang dikawal Jandia Eka Putra.

Percobaan yang dilakukan Serdadu Tridatu sangat jomplang jika dibandingkan dengan PSIS Semarang.

Mahesa Jenar hanya mampu melakukan satu kali percobaan tepat sasaran ke gawang Wawan Hendrawan.

Kekalahan ini tentu menjadi kekecewaan bagi Pelatih PSIS Semarang, Jafri Sastra. Yang disesalkan adalah Bali United beruntung karena mampu memanfaatkan dengan baik peluang dari sepakan bola mati.

“Saya pikir, kami sudah bermain maksimal dalam 90 menit. Hanya sayang, kami banyak peluang tetapi tidak bisa dimanfaatkan menjadi gol,” terang Jafri usai pertandingan kemarin.

“Beruntung bagi Bali United karena bisa memanfaatkan satu peluang dari sepakan bola mati. Yang jelas kami kurang antisipasi.

Anak-anak sudah menunjukkan open play sesuai skema. Tidak perlu diratapi, kami harus menatap pertandingan selanjutnya,” terangnya.

GIANYAR – Yang penting menang. Tidak masalah berapa gol yang tercipta. Mungkin ini yang ada di benak Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra setelah membawa Serdadu Tridatu bertengger di puncak klasemen sementara Liga 1 2019 dipekan kelima.

Menghadapi PSIS Semarang di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Sabtu sore kemarin (22/6), Serdadu Tridatu kembali memetik kemenangan tipis 1-0.

Gol dilesakkan oleh tandukan Ilija Spasojevic pada menit ke-70 setelah menerima umpan assist gelandang berdarah Portugal, Paulo Sergio.

Disinilah kelengahan PSIS Semarang untuk mengantisipasi skema sepakan bola mati. Apa yang diucapkan Muhammad Rio Saputro sehari

sebelum pertandingan yang mengatakan jika penyerang berusia 30 tersebut adalah momok yang berbahaya akhirnya terbukti.

Memang Bali United menang. Tetapi ada sedikit catatan yang harus segera dibenahi oleh lini serang Bali United.

Bayangkan, dari 22 kali percobaan, hanya delapan kali percobaan yang mengarah ke gawang PSIS yang dikawal Jandia Eka Putra.

Percobaan yang dilakukan Serdadu Tridatu sangat jomplang jika dibandingkan dengan PSIS Semarang.

Mahesa Jenar hanya mampu melakukan satu kali percobaan tepat sasaran ke gawang Wawan Hendrawan.

Kekalahan ini tentu menjadi kekecewaan bagi Pelatih PSIS Semarang, Jafri Sastra. Yang disesalkan adalah Bali United beruntung karena mampu memanfaatkan dengan baik peluang dari sepakan bola mati.

“Saya pikir, kami sudah bermain maksimal dalam 90 menit. Hanya sayang, kami banyak peluang tetapi tidak bisa dimanfaatkan menjadi gol,” terang Jafri usai pertandingan kemarin.

“Beruntung bagi Bali United karena bisa memanfaatkan satu peluang dari sepakan bola mati. Yang jelas kami kurang antisipasi.

Anak-anak sudah menunjukkan open play sesuai skema. Tidak perlu diratapi, kami harus menatap pertandingan selanjutnya,” terangnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/