DENPASAR – Rasa kecewa, sedih, dan amarah tentu ada didalam diri setiap pemain Serdadu Tridatu usai dikalahkan tuan rumah Arema FC.
Apalagi mereka juga tahu kritikan besar mengalir setelah permainan buruk yang dilakukan para pemain Bali United. Kritikan, cacian, makian, dan sanjungan dirasakan oleh mereka.
Mereka tahu supporter supporter Bali United saat ini yang sedikit kesal. Yang jelas, kekalahan kontra Arema FC sudah terlewatkan.
Masih ada delapan pekan lagi bagi semua tim kontestan Liga 1 untuk menentukan nasibnya sendiri di klasemen akhir.
Apakah keluar sebagai juara, berada sebagai posisi runner up, papan tengah, papan bawah, atau menjadi salah satu tim yang terdegredasi.
Deputi Kapten Bali United Muhammad Taufiq merasakan apa yang dirasakan oleh supporter. Dia juga sadar banyak kritikan pedas yang mengalir ke kubu Bali United saat ini.
“Semua orang jelas kecewa termasuk kami sebagai pemain. Dari segi teknis di lapangan, tentu kami juga mengapresiasi pemain-pemain lainnya karena telah berjuang,” ujar Taufik.
Mantan gelandang Persib Bandung ini juga mengaku tidak puas dengan permainan menghadapi Singo Edan – julukan Arema FC meski dia juga mengapresiasi kinerja rekan-rekan yang lain.
Bagi Taufiq, kecewa berlarut-larut tidak akan ada artinya dan justru bisa menjadi bumerang untuk mereka.
Yang diminta oleh salah satu legenda hidup Persebaya Surabaya ini adalah kekompakan tim yang terus terjaga dan harus fokus dalam setiap pertandingan.
“Bukan hanya pemain yang introspeksi diri. Tetapi semau elemen mulai dari pelatih, ofisial semuanya. Ini harus dilakukan untuk membuat kami lebih baik kedepannya,” terangnya.
Lalu setelah instrospeksi diri, apa yang harus dilakukan? Kerja keras adalah satu faktor penunjang untuk bangkit dari keterpurukan.
“Saya lihat kami harus bekerja lebih keras lagi dan bukan hanya dari omongan saja. Disini (Bali United) tidak ada pemain senior, junior, asing, atau lokal. Semua pemain harus bisa bekerja keras dan saya yakin nanti hasilnya akan bagus,” bebernya.