DENPASAR – Panik, panik, dan panik. Satu kata ini yang tepat untuk menggambarkan bagaimana kondisi Bali United ketika menghadapi Borneo FC kemarin.
Hasilnya, Bali United harus kalah 2-0 melalui gol yang seharusnya tidak terjadi karena kesalahan para pemain Serdadu Tridatu. Selain itu ada lubang menganga yang harus segera dibenahi.
Lubang itu adalah penyelesaian akhir yang masih kacau balau selain buruknya pertahanan Serdadu Tridatu. Inilah yang menjadi kendala selama 90 menit dalam pertandingan kemarin.
Apa sebenarnya yang terjadi? Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro usai pertandingan kemarin mengatakan bahwa Borneo FC memiliki pertahanan yang bagus.
“Peluang bisa diciptakan tapi gol tidak bisa terjadi karena ketatnya pertahanan Borneo,” dalih Widodo Cahyono Putro.
Tapi, banyak yang tidak sependapat dengan pernyataan dari Widodo kali ini. Sebab, pertahanan Borneo juga sama parahnya dengan Bali United.
Skema permainan Borneo tidak jelas. Apakah mereka berusaha menguasai lini tengah, memperkokoh pertahanan, atau selalu menyerang dari sayap, tidak jelas sama sekali.
Ironisnya, tercatat ada 10 kali peluang yang dimiliki oleh Stefano Lilipaly dkk dalam pertandingan kemarin. Namun, hanya tiga peluang yang berhasil tepat sasaran.
Dua di antaranya berhasil ditepis penjaga gawang muda Pesut Etam – julukan Borneo FC Nadeo Arga Winata. Apakah ada masalah?
“Ya, kalau masalah tidak ada. Masalahnya hanya kami tidak bisa mencetak gol. Kami sudah membuat peluang dan bagus juga. Kami sudah kuasai lini tengah dan Borneo memanfaatkan kelemahan pemain kami,” tuturnya.