DENPASAR – Break kompetisi tidak membuat pemain Bali United bisa berleha-leha. Mereka harus melahap menu latihan harian yang diberikan pelatih fisik Yogi Nugraha dan Rozi Azani.
Pasalnya, ada sanksi berat yang harus mereka tanggung seandainya hasil latihan tidak sesuai harapan pelatih. Bahkan, tim pelatih sudah menyiapkan denda bagi yang melanggar.
Bagi yang berat badannya naik dibanding sebelum break kompetisi siap-siap saja dijatuhi denda Rp 1 juta.
“Saya pribadi harus menjaga pola makan juga selain tetap rutin berlatih agar berat badan ideal,” ujar wide attacker Bali United M. Rian Firmansyah.
Mantan pemain Sarawak FA tersebut menjelaskan jika program latihan yang diberikan hampir mirip dengan program latihan ketika berlatih di lapangan, tetapi kali ini hanya fokus pada ketahanan tubuh saja.
“Latihan endurance sama seperti waktu di lapangan. Ada lari 10 menit, istirahat lima menit, lari 10 menit lagi, rest lima menit.
Habis itu lari lagi lima sampai semampunya,” jelasnya. Terlepas dari program latihan termasuk denda yang menanti jika melanggar aturan berat badan, Rian sebagai pemain muda di Bali United berharap yang terbaik untuk kelanjutan Liga 1 2020.
Sebagai pemain muda dan baru pertama kalinya merasakan atmosfer Liga 1 di paro musim lalu, tentu Rian sedih dengan situasi sekarang ini.
Penghentian ini juga menjadi yang pertama dalam hidupnya. Berbeda dengan pemain senior lain yang sudah sempat merasakan carut marut persepak bolaan di Indonesi.
Rian mengaku tidak kaget dengan situasi sekarang ini. “Saya berpikirnya kalau keputusan penghentian ini adalah keputusan yang terbaik untuk persepak bolaan Indonesia.
Kami semua pasti bisa mengerti dengan situasi yang ada sekarang ini. Jadi saya harus menerima keputusan ini dengan
dewasa jika seandainya liga benar-benar dihentikan. Tapi saya berharap, kompetisi tetap berjalan,” tuturnya.