33.2 C
Jakarta
12 September 2024, 13:10 PM WIB

Bali United Layak Sandang Klub Sultan di Liga 1, Ini Penyebabnya…

DENPASAR – Bali United banjir sponsor. Tercatat kurang lebih 30 sponsor bakal tercantum di jersey Bali United di Liga 1 musim ini.

Jika di breakdown dan melihat laporan keuangan perusahaan tahun lalu, sponsor yang ada di Bali United menyumbang lebih dari 50 persen pendapatan klub.

Lini pendapatan terbesar kedua Serdadu Tridatu berasal dari penjualan tiket pertandingan selama satu musim.

Sebagai catatan, okupansi rata-rata suporter yang menyaksikan pertandingan di Stadion Kapten I Wayan Dipta selama satu musim di Liga 1 2019, jumlahnya mencapai 16.945 penonton per pertandingan.

Jika dihitung secara kasar saja, per pertandingan Bali United bisa meraup laba kotor dari penjualan tiket sebesar Rp 1.270.875.000.

Jumlah ini didapat dari rata-rata tiket reguler dan VIP yang terjual. Kalau dirat-ratakan sebesar Rp 75 ribu per tiket.

Jika dikalikan 17 pertandingan dalam satu musim, Bali United berhasil meraup laba kotor sebesar Rp 21,604 miliar.

Perlu ditekankan sekali lagi, jumlah ini masih dalam hitungan kasar dan belum resmi dari laporan keuangan Bali United yang keluar pada pertengahan tahun ini.

Pendapatan terbesar ketiga adalah dari penjualan merchandise. Menurut Direktur Marketing dan Bisnis Bali United Putri Paramita Sudali, musim lalu jersey yang laku terjual lebih dari 10 ribu buah.

Satu jersey musim lalu seharga Rp 390 ribu. Jika dikalikan 10 ribu jersey, maka Bali United bisa meraih laba sebesar Rp 3,9 miliar.

Jumlah ini belum ditambah dengan merchandise lain yang terjual seperti T-Shirt, jaket, topi, gantungan kunci, hingga pernak-pernik Serdadu Tridatu lainnya.

Belum lagi pendapatan dari hak siar dari official broadcaster, media sosial seperti YouTube, hingga Bali United Café.

“Saya tidak tahu jumlah pasti berapa jersey yang laku terjual. Tapi semoga musim ini bisa melebihi penjualan dari musim lalu,” tutup Putri. 

DENPASAR – Bali United banjir sponsor. Tercatat kurang lebih 30 sponsor bakal tercantum di jersey Bali United di Liga 1 musim ini.

Jika di breakdown dan melihat laporan keuangan perusahaan tahun lalu, sponsor yang ada di Bali United menyumbang lebih dari 50 persen pendapatan klub.

Lini pendapatan terbesar kedua Serdadu Tridatu berasal dari penjualan tiket pertandingan selama satu musim.

Sebagai catatan, okupansi rata-rata suporter yang menyaksikan pertandingan di Stadion Kapten I Wayan Dipta selama satu musim di Liga 1 2019, jumlahnya mencapai 16.945 penonton per pertandingan.

Jika dihitung secara kasar saja, per pertandingan Bali United bisa meraup laba kotor dari penjualan tiket sebesar Rp 1.270.875.000.

Jumlah ini didapat dari rata-rata tiket reguler dan VIP yang terjual. Kalau dirat-ratakan sebesar Rp 75 ribu per tiket.

Jika dikalikan 17 pertandingan dalam satu musim, Bali United berhasil meraup laba kotor sebesar Rp 21,604 miliar.

Perlu ditekankan sekali lagi, jumlah ini masih dalam hitungan kasar dan belum resmi dari laporan keuangan Bali United yang keluar pada pertengahan tahun ini.

Pendapatan terbesar ketiga adalah dari penjualan merchandise. Menurut Direktur Marketing dan Bisnis Bali United Putri Paramita Sudali, musim lalu jersey yang laku terjual lebih dari 10 ribu buah.

Satu jersey musim lalu seharga Rp 390 ribu. Jika dikalikan 10 ribu jersey, maka Bali United bisa meraih laba sebesar Rp 3,9 miliar.

Jumlah ini belum ditambah dengan merchandise lain yang terjual seperti T-Shirt, jaket, topi, gantungan kunci, hingga pernak-pernik Serdadu Tridatu lainnya.

Belum lagi pendapatan dari hak siar dari official broadcaster, media sosial seperti YouTube, hingga Bali United Café.

“Saya tidak tahu jumlah pasti berapa jersey yang laku terjual. Tapi semoga musim ini bisa melebihi penjualan dari musim lalu,” tutup Putri. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/