DENPASAR – Hasil imbang 1-1 menghadapi Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo, Selasa malam (24/9) membuat semua elemen di Bali United semringah.
11 kali tanpa kekalahan termauk mengamankan jarak 10 poin dari rival terdekat Tira Persikabo adalah capaian yang luar biasa hingga pekan ke-20 Liga 1 2019.
Dalam tiga musim terakhir, klub yang menjadi pemuncak klasemen sementara di paro musim, justru melempem di putaran kedua.
Hal ini berbeda dengan Bali United yang masih cukup konsisten. Kekuatan Ilija Spasojevic dkk sudah teruji di tiga laga tandang dengan raihan lima poin.
Itu artinya, Serdadu Tridatu tidak pernah lepas poin mulai saat menghadapi Bhayangkara FC, Persija Jakarta, hingga Persebaya Surabaya.
Konsistensi. Itulah yang ditekankan Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra. Dia juga bisa mengendalikan ruang ganti yang musim sempat terjadi konflik di era Widodo Cahyono Putro.
Maklum, Bali United adalah klub dengan label bintang dan menjadi klub dengan market value terbesar di Liga 1 2019 versi transfermarkt.com.
Target bukan lagi hanya lima besar. Target adalah juara. Sebelumnya, CEO Bali United Yabes Tanuri mengatakan dalam delapan pertandingan kandang, Bali United harus sapu bersih.
Jika menang semua, praktis gelar juara sudah ada di tangan. Tetapi bisa saja Serdadu Tridatu mengunci gelar sebelum Liga 1 2019 usai.
Jika konsisten menang dalam tujuh pertandingan kedepan, di bulan November Bali United bisa merengkuh gelar juara tanpa harus kerja keras menghadapi Madura United di kandang sendiri pada pekan ke-34.
Mengenai apakah bisa mengunci gelar juara sebelum kompetisi usai, Coach Teco tidak mau berspekulasi.
Tetapi sepertinya ada harapan besar dari pelatih berpaspor Brazil, klub rival bisa tergelincir. “Kalau tim nomor dua atau tiga tidak meraih hasil bagus, misalnya seri atau kalah dan kami bisa menang, pasti kami bisa (juara),” ujar Coach Teco.