27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:03 AM WIB

Komdis PSSI Sanksi Bali United, Yabes: Spanduk NSB12 Rugikan Klub

DENPASAR – Spanduk bertuliskan “Selamat datang Pecundang” yang dibentangkan salah satu basis supporter di Bali United di tribun utara

Stadion Kapten I Wayan Dipta, North Side Boys 12 (NSB12) saat menghadapi Bhayangkara FC pekan lalu berbuntut panjang.

Komisi Disiplin PSSI akhirnya memberikan sanksi sebesar Rp 40 juta kepada Manajemen Bali United.

Sidang Komdis PSSI Rabu kemarin (25/7) memberikan alasan mengapa Bali United menerima denda cukup besar.

Dari hasil siding tersebut menyebutkan bahwa supporter Bali United membentangkan dua spanduk bernada hinaan kepada tim Bhayangkara FC.

Satu spanduk lagi yang dimaksud oleh Komdis PSSI adalah spanduk yang bertuliskan “Pecundang #MENOLAKLUPA2017#”.

Bukan itu saja, dalam spanduk tersebut juga terpampang jelas logo Bhayangkara FC yang terbalik. Sanksi ini jelas saja membuat kecewa supporter Bali United.

Manajemen Bali United sendiri tak kalah kecewa. Owner Bali United Pieter Tanuri sudah menduga bahwa klub miliknya akan terkena sanksi.

Justru dia menanyakan apakah bagaimana tanggapan dari NSB12 mengapa membentangkan spanduk seperti itu.

“Sudah ditanyakan belum sama NSB? Saya sudah menduga bahwa kami akan dapat denda setelah pembentangan spanduk ini,” terangnya.

Pieter yang juga menjabat sebagai Anggota Exco PSSI ini juga dengan tegas tidak membenarkan apa yang sudah dilakukan oleh para supporter.

“Kalau sudah seperti ini mau bagaimana? Aturan sudah jelas kalau tidak boleh ada chant atau tulisan yang bernada hinaan atau rasis,” ucapnya. Apa yang dikatakan Pieter memang benar adanya.

Pasal 51 regulasi Liga 1 2018 mengatakan bahwa hal-hal yang mengganggu jalannya pertandingan seperti flare, kembang api, bom asap, spanduk, yel-yel, serta hal lain bernada rasis,

diskriminatif, atau politis yang dapat dikategorikan sebagai sebuah pelanggaran disiplin dan terhdap hal itu akan dikenakan sanksi sesuai dengan kode disiplin PSSI.

“Saya meminta ini dijadikan pembelajaran. Jangan seperti ini lagi. Chant atau tulisan boleh tetapi jangan yang berbau hinaan dan sebagainya,” terangnya.

Disisi lain CEO Bali United Yabes Tanuri mengatakan tindakan yang dilakukan NSB12 justru tidak membantu Bali United sendiri.

“Pembelajaran supaya kita semua lebih mengetahui peraturan yang berlaku karena ini tidak membantu klub dan justru merugikan klub. Tindakan ini juga tidak sesuai dengan citra pulau Bali,” tuturnya.

 

DENPASAR – Spanduk bertuliskan “Selamat datang Pecundang” yang dibentangkan salah satu basis supporter di Bali United di tribun utara

Stadion Kapten I Wayan Dipta, North Side Boys 12 (NSB12) saat menghadapi Bhayangkara FC pekan lalu berbuntut panjang.

Komisi Disiplin PSSI akhirnya memberikan sanksi sebesar Rp 40 juta kepada Manajemen Bali United.

Sidang Komdis PSSI Rabu kemarin (25/7) memberikan alasan mengapa Bali United menerima denda cukup besar.

Dari hasil siding tersebut menyebutkan bahwa supporter Bali United membentangkan dua spanduk bernada hinaan kepada tim Bhayangkara FC.

Satu spanduk lagi yang dimaksud oleh Komdis PSSI adalah spanduk yang bertuliskan “Pecundang #MENOLAKLUPA2017#”.

Bukan itu saja, dalam spanduk tersebut juga terpampang jelas logo Bhayangkara FC yang terbalik. Sanksi ini jelas saja membuat kecewa supporter Bali United.

Manajemen Bali United sendiri tak kalah kecewa. Owner Bali United Pieter Tanuri sudah menduga bahwa klub miliknya akan terkena sanksi.

Justru dia menanyakan apakah bagaimana tanggapan dari NSB12 mengapa membentangkan spanduk seperti itu.

“Sudah ditanyakan belum sama NSB? Saya sudah menduga bahwa kami akan dapat denda setelah pembentangan spanduk ini,” terangnya.

Pieter yang juga menjabat sebagai Anggota Exco PSSI ini juga dengan tegas tidak membenarkan apa yang sudah dilakukan oleh para supporter.

“Kalau sudah seperti ini mau bagaimana? Aturan sudah jelas kalau tidak boleh ada chant atau tulisan yang bernada hinaan atau rasis,” ucapnya. Apa yang dikatakan Pieter memang benar adanya.

Pasal 51 regulasi Liga 1 2018 mengatakan bahwa hal-hal yang mengganggu jalannya pertandingan seperti flare, kembang api, bom asap, spanduk, yel-yel, serta hal lain bernada rasis,

diskriminatif, atau politis yang dapat dikategorikan sebagai sebuah pelanggaran disiplin dan terhdap hal itu akan dikenakan sanksi sesuai dengan kode disiplin PSSI.

“Saya meminta ini dijadikan pembelajaran. Jangan seperti ini lagi. Chant atau tulisan boleh tetapi jangan yang berbau hinaan dan sebagainya,” terangnya.

Disisi lain CEO Bali United Yabes Tanuri mengatakan tindakan yang dilakukan NSB12 justru tidak membantu Bali United sendiri.

“Pembelajaran supaya kita semua lebih mengetahui peraturan yang berlaku karena ini tidak membantu klub dan justru merugikan klub. Tindakan ini juga tidak sesuai dengan citra pulau Bali,” tuturnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/