RadarBali.com – Naiknya status Gunung Agung mulai terasa di berbagai lini sektor usaha. Salah satunya sektor pariwisata yang jadi jantung pendapatan Bali.
Ada beberapa wisatawan domestik maupun mancanegara yang membatalkan kunjungan ke Bali. Menurut Ketua PHRI Bali Tjokorda Ardha Oka Artha Ardhana Sukawati, ada 20 persen wisman yang membatalkan perjalanannya ke Bali.
Dari 20 persen itu, selama bulan Oktober ini diprediksi akan ada 70 ribu wisman yang akan batal ke Bali. Data itu diambil dari Meetings, Incentives, Conferences, and Events (Mice) tourism.
“Makanya kami berharap ada penurunan status dari aktivitas Gunung Agung, sehingga November bisa kami perbaiki,” ujar Cok Ace, sapaan akrab Tjokorda Ardha Oka Artha Ardhana Sukawati.
Untuk menstabilkan kondisi setelah Gunung Agung berstatus awas, dia mencoba menjelaskan kepada para wisatawan bahwa kawasan yang terdampak hanya berjarak 12 kilometer.
Di lain sisi, Bali bukan hanya Karangasem. Pusat wisata Bali justru ada di Badung, Denpasar, dan Gianyar. Jauh dari lokasi Gunung Agung.
“Yang jadi masalah adalah airport. Tapi, airport kan dipengaruhi arah angin. Astungkara, pada Oktober dan November arah angin diprediksi ke tenggara. Kalau benar berarti tidak kena imbas,” papar Cok Ace.
Disinggung wisatawan terbanyak yang melakukan cancel perjalanan ke Bali, PHRI Bali belum memetakan negaranya.
Namun jika melihat rata-rata saat ini, wisman tertinggi yang berkunjung ke Bali adalah Tiongkok.
“Hunian kamar pada bulan Oktober memang low season. Kalau Nusa Dua masih bisa bertahan di angka 65 persen. Kalau keseluruhan Bali, di bawah itu,” ujarnya.
Sementara itu, berdasar informasi diterima Jawa Pos Radar Bali, ada sekitar 38 hotel bintang 3 dan 4 hingga tanggal 3 Oktober kemarin mengalami dampak aktivitas Gunung Agung.
Salah satu hotel yang masuk dalam list dari 34 hotel yang mengalami dampak cancel adalah Quest San Hotel Denpasar. GM Quest San Hotel Denpasar Budhi Wijaya membenarkan kabar tersebut.
Kata dia, dengan meningkatnya status Gunung Agung, acara meeting dari dua grup sebanyak 200 orang mundur di bulan Maret 2018.
Padahal, sebelumnya dijadwalkan pada bulan Oktober ini. “Karena mereka sudah ada pembayaran, jadi diundur. Itu meeting plus kamar juga,” akunya