TEJAKULA – Krisis yang terjadi di Gunung Agung, dipastikan berdampak pada sektor pariwisata. Meski berdampak, para pengusaha pariwisata tetap berupaya menarik wisatawan datang ke Bali.
Pengusaha juga menyiapkan rencana mitigasi bagi para wisatawan, apabila erupsi Gunung Agung berpengaruh pada Bandara Ngurah Rai.
Seperti di kawasan pariwisata Nusa Dua, yang dikelola oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
Direksi ITDC telah menyiapkan skema mitigasi, apabila aktifitas wisatawan terpengaruh dengan erupsi Gunung Agung.
Direktur Utama ITDC, Abdulbar M. Mansoer mengatakan, kondisi pariwisata di Bali kini memang mengalami penurunan.
Pihaknya pun tengah melakukan pemantauan secara kontinu. Meski mengalami penurunan, banyak wisatawan mancanegara yang masih menginap di kawasan Nusa Dua.
Mansoer menegaskan wisatawan merasa cukup aman dari sisi jarak. Kalau toh terjadi eskalasi yang besar, direksi telah menyiapkan rencana mitigasi di dalam kawasan.
“Kami sudah siapkan keamanannya. Dari sisi mitigasi resiko, kami ada titik kumpul,” kata Mansoer saat ditemui di Tejakula, pagi kemarin.
Selain menyiapkan rencana mitigasi, pihaknya juga menyiapkan kompensasi bagi wisatawan yang tak bisa keluar dari Bali, akibat aktifitas bandara yang terpengaruh.
“Kami siapkan kendaraan menuju airport terdekat, selain dari Ngurah Rai. Kami punya tanggungjawab untuk itu,” imbuhnya.
Saat pariwisata tengah mengalami penurunan, menurut Mansoer, direksi terus berupaya menarik kunjungan wisatawan dengan atraksi pariwisata.
Salah satunya menyelenggarakan Nusa Dua Light Festival yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat ini.
Mansoer optimistis atraksi pariwisata itu akan menyedot kunjungan wisatawan. Menilik festival tahun lalu, tingkat kunjungan mencapai 200ribu pengunjung selama 40 hari festival.
Direksi memutuskan tetap menyelenggarakan festival, untuk menunjukkan bahwa Bali tetap siap menyambut wisatawan.
“Pesannya, dalam kondisi seperti ini, Bali masih siap menyambut wisatawan dengan keramahan dan kualitas dengan kondisi yang sama seperti sebelum ada krisis Gunung Agung.
Jadi tidak ada kekhawatiran bagi kami, karena pusat pariwisata itu jauh dari Gunung Agung,” tandasnya.