29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:30 AM WIB

Awas, Kera di Pulaki Makin Agresif, Masuk Komplek Militer dan Sekolah

SINGARAJA – Kera di sekitar Pura Pulaki diduga makin agresif. Kera-kera itu tak hanya mengganggu para pemedek yang hendak sembahyang.

Sejumlah kera kini dilaporkan mulai keluar dari kawasan dan masuk ke kawasan pemukiman warga.

Akibat ulah para kera, beberapa kali dilaporkan ada peristiwa kerusakan pada bangunan milik pemerintah dan warga.

Sepanjang tahun ini, kera beberapa kali dilaporkan melakukan aksi di luar kawasan Pura Pulaki. Diantaranya masuk ke komplek militer di Komado Pendidikan Latihan Tempur (Dodiklatpur).

Kera juga sempat masuk ke pemukiman warga, terutama yang ada di sekitar Dodiklatpur. Terakhir, kera dilaporkan masuk ke SDN 2 Banyupoh.

Bukan hanya membuat kegaduhan, kera juga membuat kerusakan pada bangunan sekolah. Terutama bagian genteng dan plafon. Aksi kera itu dikhawatirkan akan makin meluas dan berdampak pada aktifitas warga sekitar.

Kelian Pemangku Pura Pulaki, Ida Bagus Mangku Kade Temaja mengatakan, beberapa kali pengempon di Pura Agung Pulaki menerima laporan terkait masalah tersebut.

Sejauh ini kera masih bisa dihalau warga dan tak sampai membuat warga terluka. “Ada yang ke rumah-rumah warga.

Memang membuat resah, tapi tidak terlalu berbahaya. Sampai sekarang belum ada laporan warga yang terluka akibat gigitan kera,” kata Mangku Temaja.

Selain itu kera juga masih sering mengganggu pemedek yang tangkil ke pura. Terutama bagi pemedek yang menenteng barang bawaan.

Kebanyakan pemedek dihimbau memeluk barang bawaan mereka, sehingga tak diganggu kera. Biasanya kera akan mengganggu, ketika pemedek berada di jaba pura.

“Kalau sudah di jeroan pura, kami jamin kenyamanan pemedek saat bersembahyang. Kami juga sudah siagakan pawang kera, menghalau pemedek yang mau sembahyang. Biar tidak terganggu,” imbuh Temaja.

Terkait masalah tersebut, Mangku Temaja menyatakan pengempon pura sudah melakukan studi banding ke Pura Alas Kedaton dan Pura Uluwatu. Kedua pura ini juga dipadati kera dan sempat dikeluhkan kondisinya, karena dianggap terlalu liar.

Rencananya pengempon pura akan mengadopsi pola yang telah dilakukan di Pura Uluwatu dan Pura Alas Kedaton.

Di antaranya menambah jumlah pawing kera, menyiapkan buah-buahan untuk makanan kera, serta membangun kolam untuk aktifitas minum dan mandi kera.

SINGARAJA – Kera di sekitar Pura Pulaki diduga makin agresif. Kera-kera itu tak hanya mengganggu para pemedek yang hendak sembahyang.

Sejumlah kera kini dilaporkan mulai keluar dari kawasan dan masuk ke kawasan pemukiman warga.

Akibat ulah para kera, beberapa kali dilaporkan ada peristiwa kerusakan pada bangunan milik pemerintah dan warga.

Sepanjang tahun ini, kera beberapa kali dilaporkan melakukan aksi di luar kawasan Pura Pulaki. Diantaranya masuk ke komplek militer di Komado Pendidikan Latihan Tempur (Dodiklatpur).

Kera juga sempat masuk ke pemukiman warga, terutama yang ada di sekitar Dodiklatpur. Terakhir, kera dilaporkan masuk ke SDN 2 Banyupoh.

Bukan hanya membuat kegaduhan, kera juga membuat kerusakan pada bangunan sekolah. Terutama bagian genteng dan plafon. Aksi kera itu dikhawatirkan akan makin meluas dan berdampak pada aktifitas warga sekitar.

Kelian Pemangku Pura Pulaki, Ida Bagus Mangku Kade Temaja mengatakan, beberapa kali pengempon di Pura Agung Pulaki menerima laporan terkait masalah tersebut.

Sejauh ini kera masih bisa dihalau warga dan tak sampai membuat warga terluka. “Ada yang ke rumah-rumah warga.

Memang membuat resah, tapi tidak terlalu berbahaya. Sampai sekarang belum ada laporan warga yang terluka akibat gigitan kera,” kata Mangku Temaja.

Selain itu kera juga masih sering mengganggu pemedek yang tangkil ke pura. Terutama bagi pemedek yang menenteng barang bawaan.

Kebanyakan pemedek dihimbau memeluk barang bawaan mereka, sehingga tak diganggu kera. Biasanya kera akan mengganggu, ketika pemedek berada di jaba pura.

“Kalau sudah di jeroan pura, kami jamin kenyamanan pemedek saat bersembahyang. Kami juga sudah siagakan pawang kera, menghalau pemedek yang mau sembahyang. Biar tidak terganggu,” imbuh Temaja.

Terkait masalah tersebut, Mangku Temaja menyatakan pengempon pura sudah melakukan studi banding ke Pura Alas Kedaton dan Pura Uluwatu. Kedua pura ini juga dipadati kera dan sempat dikeluhkan kondisinya, karena dianggap terlalu liar.

Rencananya pengempon pura akan mengadopsi pola yang telah dilakukan di Pura Uluwatu dan Pura Alas Kedaton.

Di antaranya menambah jumlah pawing kera, menyiapkan buah-buahan untuk makanan kera, serta membangun kolam untuk aktifitas minum dan mandi kera.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/