31.2 C
Jakarta
27 April 2024, 10:34 AM WIB

Dorong Pertumbuhan Ekonomi, BI Dorong Sektor Non Pariwisata

SINGARAJA – Bank Indonesia berharap pemerintah mendorong pembangunan pada sektor non pariwisata.

Pembangunan di sektor lain, diharapkan bisa menunjang pertumbuhan ekonomi Bali. Mengingat saat ini Bali sangat tergantung dengan pariwisata.

Salah satu sektor yang dapat dilirik, adalah sektor pertanian. Hal itu disampaikan Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Azka Subhan Aminurridho, saat meresmikan BI Corner di Universitas Panji Sakti.

Azka mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Bali sempat melambat pada tahun 2017 lalu. Saat itu pertumbuhan ekonomi Bali hanya 5,59 persen.

Padahal tiap tahunnya pertumbuhan ekonomi di Bali tak pernah kurang dari angka 6 persen.

Pelambatan itu terjadi karena musibah erupsi Gunung Agung yang berdampak pada penutupan bandara. Akibatnya kunjungan pariwisata turun. Efeknya perekonomian Bali pun melambat.

Sementara untuk tahun ini, Bank Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi Bali akan lebih baik ketimbang tahun lalu.

Ekonom memperkirakan perekonomian Bali akan tumbuh antara 6,1 persen hingga 6,3 persen. Apalagi pertumbuhan ekonomi dari triwulan pertama hingga triwulan ketiga, terus menunjukkan trend peningkatan.

“Perkiraan kami sih tahun depan itu maksimal 6,3 persen. Jadi kalau dibandingkan 2017 yang pertumbuhan ekonominya hanya 5,59 persen, kita sudah naik lagi di tataran yang normal. Biasanya di atas enam persen,” kata Azka.

Bank Indonesia juga mendorong sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di luar pariwisata. Saat ini, perekonomian Bali sangat tergantung pada pariwisata.

Total 52 persen porsi pertumbuhan ekonomi Bali, disumbang sektor ini. Selebihnya ditunjang oleh pertanian, transportasi, dan konstruksi.

“Sektor lain yang bisa dilirik itu pertanian dan kerajinan. Perkebunan kopi dan kakao bisa digarap lebih serius.

Industri kreatif seperti kerajinan tangan juga bisa digerakkan. Bahkan sampai ke pasar ekspor. Ini akan sangat membantu menunjang ekonomi kita,” jelasnya.

Kini Bank Indonesia tengah memproyeksikan sejumlah komoditas tani. Salah satunya bawang putih, sehingga Bali lebih mandiri.

Selain itu Bank Indonesia juga mendorong meningkatkan produksi garam, sehingga impor garam dapat dikurangi. 

SINGARAJA – Bank Indonesia berharap pemerintah mendorong pembangunan pada sektor non pariwisata.

Pembangunan di sektor lain, diharapkan bisa menunjang pertumbuhan ekonomi Bali. Mengingat saat ini Bali sangat tergantung dengan pariwisata.

Salah satu sektor yang dapat dilirik, adalah sektor pertanian. Hal itu disampaikan Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Azka Subhan Aminurridho, saat meresmikan BI Corner di Universitas Panji Sakti.

Azka mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Bali sempat melambat pada tahun 2017 lalu. Saat itu pertumbuhan ekonomi Bali hanya 5,59 persen.

Padahal tiap tahunnya pertumbuhan ekonomi di Bali tak pernah kurang dari angka 6 persen.

Pelambatan itu terjadi karena musibah erupsi Gunung Agung yang berdampak pada penutupan bandara. Akibatnya kunjungan pariwisata turun. Efeknya perekonomian Bali pun melambat.

Sementara untuk tahun ini, Bank Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi Bali akan lebih baik ketimbang tahun lalu.

Ekonom memperkirakan perekonomian Bali akan tumbuh antara 6,1 persen hingga 6,3 persen. Apalagi pertumbuhan ekonomi dari triwulan pertama hingga triwulan ketiga, terus menunjukkan trend peningkatan.

“Perkiraan kami sih tahun depan itu maksimal 6,3 persen. Jadi kalau dibandingkan 2017 yang pertumbuhan ekonominya hanya 5,59 persen, kita sudah naik lagi di tataran yang normal. Biasanya di atas enam persen,” kata Azka.

Bank Indonesia juga mendorong sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di luar pariwisata. Saat ini, perekonomian Bali sangat tergantung pada pariwisata.

Total 52 persen porsi pertumbuhan ekonomi Bali, disumbang sektor ini. Selebihnya ditunjang oleh pertanian, transportasi, dan konstruksi.

“Sektor lain yang bisa dilirik itu pertanian dan kerajinan. Perkebunan kopi dan kakao bisa digarap lebih serius.

Industri kreatif seperti kerajinan tangan juga bisa digerakkan. Bahkan sampai ke pasar ekspor. Ini akan sangat membantu menunjang ekonomi kita,” jelasnya.

Kini Bank Indonesia tengah memproyeksikan sejumlah komoditas tani. Salah satunya bawang putih, sehingga Bali lebih mandiri.

Selain itu Bank Indonesia juga mendorong meningkatkan produksi garam, sehingga impor garam dapat dikurangi. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/