25.7 C
Jakarta
9 Desember 2024, 21:06 PM WIB

Nusa Dua Light Festival 2018, Targetkankan 100 Ribu Pengunjung

MANGUPURA – Untuk meningkatkan okupansi kamar hotel di Kawasan Indonesia, Tourism Development Corparation (ITDC) terus meakukan even sebagai salah satu promosi pariwisata.

Salah satu yang dilakukan di kawasan itu untuk menarik wisatawan datang ke Bali dan menginap di Nusa Dua, melalui Nusa Dua Light Festival (NDLF) 2018 yang menjadi even rutin tahunan.

Festival lampu tahun ini mengangkat tema Underwater Light dengan tagline Water, Fire, & Dance yang berlangsung mulai  11 Juni hinga 15 Juli mendatang.

Managing Director The Nusa Dua–ITDC I Wayan Karioka disela pembukaan NDLF 2018 mengatakan, melalui event pariwisata tersebut tidak hanya tingkat hunian hotel yang akan disasar.

Kata dia, hal utama yang disasar adalah peningkatan length of stay atau lama tinggal wisatawan di kawasan Nusa Dua.

“Ada tiga sasaran, pertama length of stay. Kedua, okupansi hotel. Ketiga, pengunjung,” kata I Wayan Karioka.

Pihaknya berharap adanya keinginan bagi para wisatawan dari berbagai negara berlibur di Nusa Dua. “Awareness terhadap Nusa Dua bisa semakin luas,” imbuhnya.

NDLF 2018 selain menghadirkan ribuan lampion juga menyajikan atraksi air mancur menari berdimensi 20 x 20 meter

yang diiringi lagu-lagu, serta berkolaborasi dengan desa penyangga sekitar untuk ikut menampilkan kebudayaan dari desa-desa penyangga sekitar Nusa Dua.

Pihaknya mengungkapkan event itu ditargetkan mampu menarik sebanyak 2.500 hingga 3.000 pengunjung per hari.

Sehingga selama pelaksanaan festival lampu ini sebanyak 90 hingga 100 ribu pengunjung dapat menikmati atraksi wisata yang disajikan di Nusa Dua.

Dari jumlah tersebut, harapannya sekitar 10 hingga 20 persen pengunjung bisa memperpanjang masa liburannya di Bali dan Nusa Dua khususnya.

“Sehingga dengan demikian length of stay atau lama tinggal dari wisatawan di Nusa Dua bisa bertambah,” jelas Karioka.

Lebih lanjut dia mengatakan, tingkat hunian hotel di kawasan itu saat ini mencapai 75 sampai 80 persen dengan length of stay rata-rata 3 sampai 4 hari.

Namun, pada momen liburan Idul Fitri tahun ini dia berharap festival yang menghadirkan lampu dengan bentuk alam bawah laut tersebut akan terus meningkatkan okupansi.

“Dengan adanya tambahan variasi atraksi hiburan seperti NDLF ini, kami harap tingkat hunian dan lenght of stay bisa naik,” jelasnya.

Disebutkannya jika dibandingkan tahun lalu, secara rata-rata okupansi kali ini ada peningkatan hampir 10 persen.

Tahun sebelumnya tingkat hunian kamar di Kawasan ITDC mencapai 73 persen, sementara tahun ini sudah mencapai 80 persen.

“Makanya, event ini kami harap menjadi suatu atraksi yang dapat dinikmati oleh wisatawan yang menginap dan berkunjung ke Nusa Dua khususnya dan Bali pada umumnya,” bebernya.

Berbagai event pariwisata tersebut kata dia adalah salah satu upaya untuk menggairahkan industri pariwisata.

Sebab, untuk mencapai 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara secara nasional di tahun 2019, sebagai pengelola kawasan tidak bisa hanya berdiam diri.

Melainkan harus berupaya melakukan sesuatu untuk menarik kedatangan wisatawan ke Tanah Air. “Ini salah satu cara promosi paling efektif untuk meningkatkan kunjungan,” pungkasnya.

MANGUPURA – Untuk meningkatkan okupansi kamar hotel di Kawasan Indonesia, Tourism Development Corparation (ITDC) terus meakukan even sebagai salah satu promosi pariwisata.

Salah satu yang dilakukan di kawasan itu untuk menarik wisatawan datang ke Bali dan menginap di Nusa Dua, melalui Nusa Dua Light Festival (NDLF) 2018 yang menjadi even rutin tahunan.

Festival lampu tahun ini mengangkat tema Underwater Light dengan tagline Water, Fire, & Dance yang berlangsung mulai  11 Juni hinga 15 Juli mendatang.

Managing Director The Nusa Dua–ITDC I Wayan Karioka disela pembukaan NDLF 2018 mengatakan, melalui event pariwisata tersebut tidak hanya tingkat hunian hotel yang akan disasar.

Kata dia, hal utama yang disasar adalah peningkatan length of stay atau lama tinggal wisatawan di kawasan Nusa Dua.

“Ada tiga sasaran, pertama length of stay. Kedua, okupansi hotel. Ketiga, pengunjung,” kata I Wayan Karioka.

Pihaknya berharap adanya keinginan bagi para wisatawan dari berbagai negara berlibur di Nusa Dua. “Awareness terhadap Nusa Dua bisa semakin luas,” imbuhnya.

NDLF 2018 selain menghadirkan ribuan lampion juga menyajikan atraksi air mancur menari berdimensi 20 x 20 meter

yang diiringi lagu-lagu, serta berkolaborasi dengan desa penyangga sekitar untuk ikut menampilkan kebudayaan dari desa-desa penyangga sekitar Nusa Dua.

Pihaknya mengungkapkan event itu ditargetkan mampu menarik sebanyak 2.500 hingga 3.000 pengunjung per hari.

Sehingga selama pelaksanaan festival lampu ini sebanyak 90 hingga 100 ribu pengunjung dapat menikmati atraksi wisata yang disajikan di Nusa Dua.

Dari jumlah tersebut, harapannya sekitar 10 hingga 20 persen pengunjung bisa memperpanjang masa liburannya di Bali dan Nusa Dua khususnya.

“Sehingga dengan demikian length of stay atau lama tinggal dari wisatawan di Nusa Dua bisa bertambah,” jelas Karioka.

Lebih lanjut dia mengatakan, tingkat hunian hotel di kawasan itu saat ini mencapai 75 sampai 80 persen dengan length of stay rata-rata 3 sampai 4 hari.

Namun, pada momen liburan Idul Fitri tahun ini dia berharap festival yang menghadirkan lampu dengan bentuk alam bawah laut tersebut akan terus meningkatkan okupansi.

“Dengan adanya tambahan variasi atraksi hiburan seperti NDLF ini, kami harap tingkat hunian dan lenght of stay bisa naik,” jelasnya.

Disebutkannya jika dibandingkan tahun lalu, secara rata-rata okupansi kali ini ada peningkatan hampir 10 persen.

Tahun sebelumnya tingkat hunian kamar di Kawasan ITDC mencapai 73 persen, sementara tahun ini sudah mencapai 80 persen.

“Makanya, event ini kami harap menjadi suatu atraksi yang dapat dinikmati oleh wisatawan yang menginap dan berkunjung ke Nusa Dua khususnya dan Bali pada umumnya,” bebernya.

Berbagai event pariwisata tersebut kata dia adalah salah satu upaya untuk menggairahkan industri pariwisata.

Sebab, untuk mencapai 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara secara nasional di tahun 2019, sebagai pengelola kawasan tidak bisa hanya berdiam diri.

Melainkan harus berupaya melakukan sesuatu untuk menarik kedatangan wisatawan ke Tanah Air. “Ini salah satu cara promosi paling efektif untuk meningkatkan kunjungan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/