33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:29 PM WIB

Paket Wisata Bali di Tiongkok Diobral Murah, Koster Geram Bukan Main

DENPASAR – Bali selalu didengungkan menjadi destinasi wisata terbaik di dunia. Tidak kalah dengan yang lain. Bahkan, kegiatan internasional kerap dilaksanakan di Pulau Dewata ini. 

Tapi, ada yang mengganggu akhir-akhir ini karena Bali murah bagi wisatawan Tiongkok. Industri pariwisata Bali yang diobral murah agent wisata Tiongkok ini,

rupanya, didengar Gubernur Bali I Wayan Koster dan Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace.

Cok Ace sendiri adalah Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali. Gubernur Koster bahkan mengaku akan segera bertindak untuk mengusut mafia yang menjual paket wisata murah ke Bali. 

Pelaku travel agen tersebut akan dilaporkan ke Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok. Gubernur Koster mengatakan akan  berkoordinasi dengan PHRI  dan pelaku pariwisata yang lainnya.

Sebab, obral paket murah ini bisa menjadi masalah serius bagi Bali. Gubernur tak menginginkan Bali dijual murah. Karena itu, dia secepatnya akan melakukan penataan. 

“Masalah ini segera ditangani karena akan menjadi masalah yang serius di Bali. Jangan sampai Bali diobral murah seperti itu. Kita akan melakukan penataan untuk  kemajuan pariwisata Bali ke depan,” ujar Gubernur Koster.

Dia juga meminta agent tour and travel tidak menjual murah paket ke Bali. Wisatawan yang datang ke Bali harus wisatawan yang berkelas.

“Pemerintah akan berkoordinasi dengan pemerintahan Tiongkok  agar tidak lagi para travel agen  menerapkan program seperti itu. Kami ingin yang datang ke Bali yang berkelas.

Yang ke sini kalau ke sini tidak saja tidur, tapi juga berbelanja. Mereka mau makan, menggunakan transportasi lokal. Karena itu yang akan langsung berdampak dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Bali,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Bali Liang (Komite Tiongkok Asita Daerah Bali) Elsye Deliana mengungkap praktik nakal pariwisata Bali diobral di Tiongkok.

Ia menyebut fenomena ini sudah berlangsung sekitar 2 sampai 3 tahun di Bali. Tahun terakhir sudah semakin parah.

Elsye mengatakan bahwa, sebelumnya Bali dijual 999 RMB (Renin Bi) atau sekitar Rp 2 juta. Itu sudah termasuk tiket pesawat pulang pergi, makan dan hotel 5 hari empat malam.

“Coba dibayangkan, dengan uang Rp 2 juta orang Tiongkok sudah bisa ke Bali, menginap di Bali 5 hari 4 malam dan sudah dapat makan,” kata Elsye.

Yang lebih parah lagi, adalah belakangan dijual lebih murah lagi. Setelah angka 999 RMB atau Sekitar Rp 2 juta, kemudian turun menjadi 777 RMB sekitar Rp 1,5 juta,

kemudian turun lagi menjadi 499 RMB atau sekitar Rp 1 juta dan sudah sampai 299 RMB sekitar Rp 600 ribu.

“Coba dipikir, dengan Rp 600 ribu bisa dapat tiket ke Bali dan balik lagi ke Tiongkok. Dapat makan dan hotel selama 5 hari 4 malam. Jadi kualitasnya seperti apa,” tanyanya. 

DENPASAR – Bali selalu didengungkan menjadi destinasi wisata terbaik di dunia. Tidak kalah dengan yang lain. Bahkan, kegiatan internasional kerap dilaksanakan di Pulau Dewata ini. 

Tapi, ada yang mengganggu akhir-akhir ini karena Bali murah bagi wisatawan Tiongkok. Industri pariwisata Bali yang diobral murah agent wisata Tiongkok ini,

rupanya, didengar Gubernur Bali I Wayan Koster dan Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace.

Cok Ace sendiri adalah Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali. Gubernur Koster bahkan mengaku akan segera bertindak untuk mengusut mafia yang menjual paket wisata murah ke Bali. 

Pelaku travel agen tersebut akan dilaporkan ke Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok. Gubernur Koster mengatakan akan  berkoordinasi dengan PHRI  dan pelaku pariwisata yang lainnya.

Sebab, obral paket murah ini bisa menjadi masalah serius bagi Bali. Gubernur tak menginginkan Bali dijual murah. Karena itu, dia secepatnya akan melakukan penataan. 

“Masalah ini segera ditangani karena akan menjadi masalah yang serius di Bali. Jangan sampai Bali diobral murah seperti itu. Kita akan melakukan penataan untuk  kemajuan pariwisata Bali ke depan,” ujar Gubernur Koster.

Dia juga meminta agent tour and travel tidak menjual murah paket ke Bali. Wisatawan yang datang ke Bali harus wisatawan yang berkelas.

“Pemerintah akan berkoordinasi dengan pemerintahan Tiongkok  agar tidak lagi para travel agen  menerapkan program seperti itu. Kami ingin yang datang ke Bali yang berkelas.

Yang ke sini kalau ke sini tidak saja tidur, tapi juga berbelanja. Mereka mau makan, menggunakan transportasi lokal. Karena itu yang akan langsung berdampak dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Bali,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Bali Liang (Komite Tiongkok Asita Daerah Bali) Elsye Deliana mengungkap praktik nakal pariwisata Bali diobral di Tiongkok.

Ia menyebut fenomena ini sudah berlangsung sekitar 2 sampai 3 tahun di Bali. Tahun terakhir sudah semakin parah.

Elsye mengatakan bahwa, sebelumnya Bali dijual 999 RMB (Renin Bi) atau sekitar Rp 2 juta. Itu sudah termasuk tiket pesawat pulang pergi, makan dan hotel 5 hari empat malam.

“Coba dibayangkan, dengan uang Rp 2 juta orang Tiongkok sudah bisa ke Bali, menginap di Bali 5 hari 4 malam dan sudah dapat makan,” kata Elsye.

Yang lebih parah lagi, adalah belakangan dijual lebih murah lagi. Setelah angka 999 RMB atau Sekitar Rp 2 juta, kemudian turun menjadi 777 RMB sekitar Rp 1,5 juta,

kemudian turun lagi menjadi 499 RMB atau sekitar Rp 1 juta dan sudah sampai 299 RMB sekitar Rp 600 ribu.

“Coba dipikir, dengan Rp 600 ribu bisa dapat tiket ke Bali dan balik lagi ke Tiongkok. Dapat makan dan hotel selama 5 hari 4 malam. Jadi kualitasnya seperti apa,” tanyanya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/