27.3 C
Jakarta
21 November 2024, 21:05 PM WIB

Susul Badung dan Gianyar, Wisatawan Batal Booking Hotel di Tabanan

TABANAN – Kebijakan Gubenur Bali I Wayan Koster menerbitkan Surat Edaran No.2021 Tahun 2020 berbuntut panjang.

Setelah ribuan wisatawan membatalkan boking hotel di Badung, Gianyar, dan Karangasem, para wisatawan domestik yang berniat liburan dan menginap di Tabanan, melakukan hal serupa.

Sebagaimana diketahui, SE No. 2021 mewajibkan pelaku perjalanan dalam negeri yang berwisata ke Bali dengan menggunakan transportasi udara harus melakukan pemeriksaan uji swab test PCR.

Sedangkan bagi pelaku wisata jalur transportasi darat harus membawa surat keterangan rapid antigen. Juknis SE No. 2021 telah dirilis kemarin.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant (PHRI) Tabanan I Gusti Bagus Made Damara menyebut sejumlah akomodasi pariwisata yakni penginapan di Tabanan yang sudah mendapat bokingan kamar dari wisatawan.

Meskipun jumlahnya tak begitu banyak, wisatawan justru membatalkan bookingan yang sebelumnya melakukan bookingan tiket penginapan hotel melalui aplikasi booking penginapan.

“Pembatalan booking hotel menyusul adanya kebijakan yang super ketat masuk Bali sejak 18 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021.

Wajib wisdom melampirkan hasil negatif swab PCR atau hasil rapid antigen,” terang I Gusti Bagus Made Damara.

Kendati jumlah pembatalan bokingan hotel di Tabanan tak begitu banyak seperti daerah lainnya yakni Badung dan Denpasar serta Gianyar, namun pelaku pariwisata mengeluhkan kebijakan ini.

Mengingat beberapa pengusaha hotel dan restaurant di Tabanan sudah jauh-jauh hari promosi kepada wisdom dan mempersiapkan diri dengan tatanan kehidupan normal.

“Bahkan, mereka sejatinya untuk memastikan wisdom datang ke Bali ikut program CHSE panduan protokol kesehatan Covid-19 yang diluncurkan Kemenparekraf,” ungkapnya.

Dia menyampaikan, persyaratan masuk Bali yang dikeluarkan untuk tanggal 18 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021 ini dirasa sangat memberatkan wisatawan dari segi “ongkos”.

Bisa dibayangkan, wisatawan domestik yang akan berlibur ke Bali sebagian besar bersama rombongan, mereka harus melampirkan hasil swab negatif per orang.

“Nah, ketika mereka hendak ke Bali lewat jalur udara harus melampirkan hasil swab PCR yang harganya hingga jutaan untuk satu orang,

jika mereka berombongan maka biaya yang harus dikeluarkan akan masuk Bali saja sudah besar. Sehingga mereka memilih membatalkan kunjungannya,” ungkap Damara.

Dia menjelaskan, jumlah wisatawan yang akan bermalam di Hotel wilayah Tabanan jauh berbeda dengan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Obyek Wisata di Tabanan.

Jika wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata lebih banyak lagi. Terlebih lagi mereka yang ke obyek wisata biasanya berombongan dengan bus dan beberapa wisatawan menggunakan kendaraan pribadi lewat darat sehingga hanya diperlukan rapid tes.

“Kalau untuk yang lewat darat seperti rombongan menggunakan bus kemungkinan tak akan berpengaruh. Karena mereka syaratnya menyertakan

hasil non reaktif saja yang dirasa masih terjangkau lah. Selain bus, wisatawan juga lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi lewat darat,” pungkasnya.

TABANAN – Kebijakan Gubenur Bali I Wayan Koster menerbitkan Surat Edaran No.2021 Tahun 2020 berbuntut panjang.

Setelah ribuan wisatawan membatalkan boking hotel di Badung, Gianyar, dan Karangasem, para wisatawan domestik yang berniat liburan dan menginap di Tabanan, melakukan hal serupa.

Sebagaimana diketahui, SE No. 2021 mewajibkan pelaku perjalanan dalam negeri yang berwisata ke Bali dengan menggunakan transportasi udara harus melakukan pemeriksaan uji swab test PCR.

Sedangkan bagi pelaku wisata jalur transportasi darat harus membawa surat keterangan rapid antigen. Juknis SE No. 2021 telah dirilis kemarin.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant (PHRI) Tabanan I Gusti Bagus Made Damara menyebut sejumlah akomodasi pariwisata yakni penginapan di Tabanan yang sudah mendapat bokingan kamar dari wisatawan.

Meskipun jumlahnya tak begitu banyak, wisatawan justru membatalkan bookingan yang sebelumnya melakukan bookingan tiket penginapan hotel melalui aplikasi booking penginapan.

“Pembatalan booking hotel menyusul adanya kebijakan yang super ketat masuk Bali sejak 18 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021.

Wajib wisdom melampirkan hasil negatif swab PCR atau hasil rapid antigen,” terang I Gusti Bagus Made Damara.

Kendati jumlah pembatalan bokingan hotel di Tabanan tak begitu banyak seperti daerah lainnya yakni Badung dan Denpasar serta Gianyar, namun pelaku pariwisata mengeluhkan kebijakan ini.

Mengingat beberapa pengusaha hotel dan restaurant di Tabanan sudah jauh-jauh hari promosi kepada wisdom dan mempersiapkan diri dengan tatanan kehidupan normal.

“Bahkan, mereka sejatinya untuk memastikan wisdom datang ke Bali ikut program CHSE panduan protokol kesehatan Covid-19 yang diluncurkan Kemenparekraf,” ungkapnya.

Dia menyampaikan, persyaratan masuk Bali yang dikeluarkan untuk tanggal 18 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021 ini dirasa sangat memberatkan wisatawan dari segi “ongkos”.

Bisa dibayangkan, wisatawan domestik yang akan berlibur ke Bali sebagian besar bersama rombongan, mereka harus melampirkan hasil swab negatif per orang.

“Nah, ketika mereka hendak ke Bali lewat jalur udara harus melampirkan hasil swab PCR yang harganya hingga jutaan untuk satu orang,

jika mereka berombongan maka biaya yang harus dikeluarkan akan masuk Bali saja sudah besar. Sehingga mereka memilih membatalkan kunjungannya,” ungkap Damara.

Dia menjelaskan, jumlah wisatawan yang akan bermalam di Hotel wilayah Tabanan jauh berbeda dengan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Obyek Wisata di Tabanan.

Jika wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata lebih banyak lagi. Terlebih lagi mereka yang ke obyek wisata biasanya berombongan dengan bus dan beberapa wisatawan menggunakan kendaraan pribadi lewat darat sehingga hanya diperlukan rapid tes.

“Kalau untuk yang lewat darat seperti rombongan menggunakan bus kemungkinan tak akan berpengaruh. Karena mereka syaratnya menyertakan

hasil non reaktif saja yang dirasa masih terjangkau lah. Selain bus, wisatawan juga lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi lewat darat,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/