JIMBARAN – Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) diproyeksikan menjadi daya tarik wisata budaya yang besar. Oleh karena itu dirancang dengan teliti dan memenuhi standar pelayanan publik.
Beragam solusi rekayasa diaplikasikan dalam GWK. Strukturnya dibuat tahan gempa, fisiknya mampu menahan hembusan angin kuat, dan GWK sebagai bangunan tinggi menangkal petir dengan sekaligus berfungsi sebagai sangkar Faraday.
Semua listrik akan diserap oleh kulit patung yang terbuat dari tembaga dan kuningan. Berbagai uji teknis dilakukan agar patung GWK dapat berdiri kokoh
mulai dari pemeriksaan struktur dan jenis tanah pada lokasi patung dibangun, yang kemudian ditemukan adanya rongga-rongga dalam tanah.
Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan penyuntikan semen ke rongga-rongga tanah tersebut hingga mencapai kedalaman 10 meter.
Pondasi beton pun dibuat dengan ketebalan hingga 2,2 meter untuk dapat menahan beban sebesar 3.000 ton.
Mengingat pondasi yang cukup tebal serta suhu di lokasi pengecoran yang terus meningkat yang dapat menyebabkan
timbulnya retakan (crack), maka ditambahkan 43.024 balok es untuk menetralkan suhu beton pada saat pengecoran.
Beban patung tidak dibiarkan berada pada platform dari bangunan penyangga. Seluruh beratnya disalurkan melalui konstruksi core
atau inti pada beton bertulang di pedestal yang berukuran 30 x 30 meter dengan ketebalan dinding inti atau shear wall mencapai 50 sentimeter.
Inti ini mencapai ketinggian tertentu untuk dipadukan dengan konstruksi baja. Dengan baja yang bersifat lebih lentur maka keseluruhan konstruksi tidak akan bergoyang bila mendapat dorongan angin atau gempa.
Kombinasi ini membuat patung menjadi cukup rigid atau kaku, namun dengan sedikit sekali kemungkinan terjadinya fatique logam atau kelelahan akibat struktur yang terlalu sering bergerak.
Rincian detil ikonografi Bali dan bentuknya yang rumit menjadikan GWK sebagai salah satu patung paling
kompleks di dunia, terlebih dengan prinsipnya yang terbuka dan dapat diakses khalayak ramai.
Patung GWK tidak hanya menjadi patung yang dikunjungi orang karena nilai simbolnya, melainkan juga dirancang dalam satu kompleks
dan ditopang dengan berbagai fasilitas pariwisata-pusat budaya, taman, restoran, serta area parkir luas yang dapat diakses banyak orang pada setiap waktu.