SINGARAJA – Rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang dilakukan tahun lalu, rupanya belum mampu menutupi kondisi krisis guru di Kabupaten Buleleng.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng mengklaim masih membutuhkan sedikitnya 1.800 guru PNS di jenjang SD maupun SMP untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik.
Pemkab Buleleng sebenarnya telah merekrut guru lewat formasi CPNS. Saat itu pemerintah membuka 158 formasi.
Namun, tak semua formasi terisi. Ada lima formasi guru kelas yang kosong, karena pelamarnya tak memenuhi syarat administrasi.
Tambahan 153 orang guru itu, rupanya belum menutupi kebutuhan guru di Buleleng. Penyebabnya pada tahun 2018 lalu, ada 168 orang guru PNS yang pensiun.
Sementara pada tahun ini, akan ada 207 orang guru PNS yang pensiun. “Memang cukup membantu. Kalau segi analisa kekurangan guru di jenjang SD dan SMP, masih butuh sampai 1.800 orang guru,” kata Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa.
Meski masih kurang, Suyasa mengaku bersyukur karena kondisi itu bisa menyelesaikan masalah pengurusan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Dalam petunjuk teknis terbaru yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), bendahara BOS harus diisi PNS. Masalahnya tak semua sekolah memiliki guru PNS.
“Sekolah-sekolah yang tidak punya guru PNS, ya terpaksa kepala sekolahnya yang merangkap. Selain mengurus manajemen sekolah,
kepala sekolah jadi bendahara BOS juga. Kalau dulu, guru kontrak atau guru abdi masih boleh. Tapi dari tahun lalu harus PNS,” jelasnya.
Untuk itu pihaknya berharap Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi bisa membuka kembali keran rekrutmen CPNS, utamanya untuk formasi guru.
Sehingga bisa mengatasi kekurangan guru PNS di Buleleng.