31.5 C
Jakarta
25 April 2024, 11:15 AM WIB

RSUD Buleleng Kekurangan Perawat Pasien Covid, Dua Bangsal Ditutup

SINGARAJA– RSUD Buleleng masih kekurangan tenaga perawat untuk menangani pasien covid-19 yang dirawat di sana.

Padahal manajemen rumah sakit telah memperbantukan beberapa tenaga kesehatan, untuk mengoptimalkan perawatan.

Alhasil manajemen terpaksa menutup dua bangsal di rumah sakit. Bangsal rawat inap yang ditutup ialah Ruang Kenanga dan Ruang Jempiring.

Ruang Jempiring dulunya digunakan untuk merawat pasien non infeksi. Sementara Ruang Kenanga kini telah disulap menjadi poliklinik onkologi.

Perawat yang biasa bertugas di kedua ruangan tersebut, kini dialihkan untuk merawat pasien covid. Mereka diperbantukan di ruang Lely dan paviliun mahotama.

Kedua ruang perawatan di RSUD Buleleng itu, sejak dua bulan terakhir digunakan untuk merawat pasien covid.

Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD Buleleng dr. Putu Sudarsana, Sp.OG. mengaku saat ini ketersediaan perawat di RSUD terbatas.

Idealnya tiap satu orang pasien covid membutuhkan 4 orang perawat. Kini tercatat ada 47 tempat tidur untuk merawat pasien covid. Sehingga bila bicara ideal, butuh 188 orang perawat di sana.

Faktanya kini jumlah perawat yang tersedia untuk merawat pasien covid di RSUD Buleleng hanya sebanyak 76 orang. Sehingga masih membutuhkan 112 orang perawat lagi.

“Solusinya ya itu tadi. Dua ruangan kami terpaksa tutup. Perawat yang tadinya tugas di Ruang Kenanga dan Jempiring kami perbantukan untuk menangani pasien covid,” kata Sudarsana.

Sudarsana tak menampik bila jumlah perawat yang kurang dari standar ideal itu, cukup membuat kewalahan. Belum lagi ada perawat yang memilih mengundurkan diri.

Ditambah lagi beberapa perawat harus menjalani masa isolasi mandiri, lantaran terpapar covid setelah menangani pasien.

“Kalau bicara ideal, memang masih kurang. Tapi masih bisa tertangani. Syukurnya juga kami tidak harus sampai menutup pelayanan seperti rumah sakit lain. Seperti di farmasi itu kemarin kan ada klaster. Masih bisa diatasi juga,” imbuhnya.

Untuk mengoptimalkan perawatan terhadap pasien covid, rencananya manajemen RSUD akan menyulap Ruang Jempiring sebagai ruang perawatan.

Sehingga nantinya paviliun mahotama dapat kembali dioptimalkan sebagai ruang rawat inap. Hal itu diharapkan bisa mendongkrak pendapatan RSUD. Terlebih kini tingkat kunjungan di RSUD Buleleng di bawah 40 persen.

“Ruang Jempiring itu bisa menampung 16 tempat tidur di sana. Perawat sekali masuk ruangan, bisa menangani sekian banyak pasien.

Jadi, cukup habis satu APD, tidak harus ganti APD berkali-kali. Ini sedang dipersiapkan. Sehingga mahotama kembali untuk pasien umum,” tegas Sudarsana.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng I Ketut Suweca mengumumkan tambahan kasus terkonfirmasi positif baru di Buleleng.

Tercatat ada 27 kasus terkonfirmasi positif baru. Selain itu GTPP juga mengumumkan ada 23 orang pasien yang telah berhasil sembuh.

Sekadar diketahui, saat ini secara kumulatif kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Buleleng mencapai 577 kasus.

Dari 577 kasus itu, sebanyak 477 orang telah dinyatakan sembuh dan 7 orang lainnya meninggal dunia. Kini masih ada 92 orang yang masih menjalani perawatan di Buleleng dan seorang lainnya dirujuk ke RS Sanglah Denpasar.

Dari 92 orang yang dirawat di Buleleng, sebanyak 31 orang dirawat di RSUD Buleleng, 1 orang dirawat di RS Pratama Giri Emas, 11 orang dirawat di RS swasta, dan 49 orang lainnya diizinkan menjalani isolasi mandiri.

SINGARAJA– RSUD Buleleng masih kekurangan tenaga perawat untuk menangani pasien covid-19 yang dirawat di sana.

Padahal manajemen rumah sakit telah memperbantukan beberapa tenaga kesehatan, untuk mengoptimalkan perawatan.

Alhasil manajemen terpaksa menutup dua bangsal di rumah sakit. Bangsal rawat inap yang ditutup ialah Ruang Kenanga dan Ruang Jempiring.

Ruang Jempiring dulunya digunakan untuk merawat pasien non infeksi. Sementara Ruang Kenanga kini telah disulap menjadi poliklinik onkologi.

Perawat yang biasa bertugas di kedua ruangan tersebut, kini dialihkan untuk merawat pasien covid. Mereka diperbantukan di ruang Lely dan paviliun mahotama.

Kedua ruang perawatan di RSUD Buleleng itu, sejak dua bulan terakhir digunakan untuk merawat pasien covid.

Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD Buleleng dr. Putu Sudarsana, Sp.OG. mengaku saat ini ketersediaan perawat di RSUD terbatas.

Idealnya tiap satu orang pasien covid membutuhkan 4 orang perawat. Kini tercatat ada 47 tempat tidur untuk merawat pasien covid. Sehingga bila bicara ideal, butuh 188 orang perawat di sana.

Faktanya kini jumlah perawat yang tersedia untuk merawat pasien covid di RSUD Buleleng hanya sebanyak 76 orang. Sehingga masih membutuhkan 112 orang perawat lagi.

“Solusinya ya itu tadi. Dua ruangan kami terpaksa tutup. Perawat yang tadinya tugas di Ruang Kenanga dan Jempiring kami perbantukan untuk menangani pasien covid,” kata Sudarsana.

Sudarsana tak menampik bila jumlah perawat yang kurang dari standar ideal itu, cukup membuat kewalahan. Belum lagi ada perawat yang memilih mengundurkan diri.

Ditambah lagi beberapa perawat harus menjalani masa isolasi mandiri, lantaran terpapar covid setelah menangani pasien.

“Kalau bicara ideal, memang masih kurang. Tapi masih bisa tertangani. Syukurnya juga kami tidak harus sampai menutup pelayanan seperti rumah sakit lain. Seperti di farmasi itu kemarin kan ada klaster. Masih bisa diatasi juga,” imbuhnya.

Untuk mengoptimalkan perawatan terhadap pasien covid, rencananya manajemen RSUD akan menyulap Ruang Jempiring sebagai ruang perawatan.

Sehingga nantinya paviliun mahotama dapat kembali dioptimalkan sebagai ruang rawat inap. Hal itu diharapkan bisa mendongkrak pendapatan RSUD. Terlebih kini tingkat kunjungan di RSUD Buleleng di bawah 40 persen.

“Ruang Jempiring itu bisa menampung 16 tempat tidur di sana. Perawat sekali masuk ruangan, bisa menangani sekian banyak pasien.

Jadi, cukup habis satu APD, tidak harus ganti APD berkali-kali. Ini sedang dipersiapkan. Sehingga mahotama kembali untuk pasien umum,” tegas Sudarsana.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng I Ketut Suweca mengumumkan tambahan kasus terkonfirmasi positif baru di Buleleng.

Tercatat ada 27 kasus terkonfirmasi positif baru. Selain itu GTPP juga mengumumkan ada 23 orang pasien yang telah berhasil sembuh.

Sekadar diketahui, saat ini secara kumulatif kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Buleleng mencapai 577 kasus.

Dari 577 kasus itu, sebanyak 477 orang telah dinyatakan sembuh dan 7 orang lainnya meninggal dunia. Kini masih ada 92 orang yang masih menjalani perawatan di Buleleng dan seorang lainnya dirujuk ke RS Sanglah Denpasar.

Dari 92 orang yang dirawat di Buleleng, sebanyak 31 orang dirawat di RSUD Buleleng, 1 orang dirawat di RS Pratama Giri Emas, 11 orang dirawat di RS swasta, dan 49 orang lainnya diizinkan menjalani isolasi mandiri.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/