32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:26 PM WIB

Proyek Restoran Sari Club Bekas Lokasi Bom Bali Ditunda, Ini Pemicunya

MANGUPURA – Rencana pemilik lahan untuk membangun restoran di bekas Sari Club (SC) menuai protes dari PM Australia Scott Morrison.

Entah atas dasar alasan tersebut, rencana peletakan batu pertama dan pembangunan restoran pada bulan Mei 2019 ini dikabarkan ditunda.

Padahal, pemilik lahan telah mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemkab Badung. Disebut-sebut masih ada negosiasi antara pemilik lahan dengan pihak  Bali Peace Park Association .

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, tidak ada aktifitas yang mencolok di lahan tersebut. Parkir kendaraan yang menghiasi lahan seluas 1500 meter persegi masih tetap ada.

Kecuali sebuah warung makanan yang biasanya berada di lokasi tersebut kini sudah tidak ada. Menurut informasi, warung itu tutup sejak Selasa (29/4).

“Warungnya tutup, sudah dibongkar dari kemarin,” ujar salah seorang pria yang ditemui saat di lokasi eks Sari Club, kemarin.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Badung Made Badra menerangkan, saat ini masih ada pembicaraan lanjutan para pihak yakni pemilik lahan dengan BPPA.

“Sementara  sambil menunggu pembicaraan kedua belah pihak, pembangunan ditunda dulu, ” jelas Badra dikonfirmasi, kemarin.

Lebih lanjut, kabarnya dalam waktu dekat ini pemilik lahan dan BPPA juga akan melakukan bertemu di Bali. Namun ia tidak berani memastikan jadwal mau pun tempat pastinya.

“Yang jelas Minggu depan mereka (pemilik eks SC dan BPPA) akan bertemu di Bali. Mereka datang dan berbicara untuk mencari solusi terbaik. Untuk jelasnya kami belum bisa pastikan masih konfirmasi lebih lanjut, ” kata Badra.

Ia juga mengakui BPPA baru mengetahui pemilik lahan bekas SC dan kemudian baru bisa melakukan komunikasi.

“Mudah-mudahan ada titik temu sehingga bisa segera diselesaikan. Harapan kami ya sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.

Kalau dijual harganya berapa dan itu juga perlu dikomunikasikan. Jadi Pemerintah Australia tidak ada menekan dan pemilik lahan ikhlas, ” jelasnya.

Seperti diketahui, terbitnya IMB Desember 2018 lalu kepada PT Hotel Cianjur Asri (Tjia Tjat Tjoy Woen) dengan peruntukan restoran 353 kursi tempat duduk tersebut membuat  Perdana Menteri Australia Scott Morrison kesal.

Ia mengecam keputusan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung yang memberikan izin mendirikan bangunan (IMB) kepada pemilik lahan bekas Sari Club yang merupakan lokasi pemboman Bali.

Dia menyebut rencana tersebut sangat mengganggu Australia. Pasalnya, Pemerintah Australia sebenarnya telah memberikan dana bagi pembangunan Taman Perdamaian di lokasi bekas Sari Club tersebut.

Donasi pembangunan taman tersebut dikelola  Bali Peace Park Association. Kendati donasi sudah berjalan, tetapi  kesepakatan terhadap pemilik lahan bekas Sari Club tidak ada.

 Karena lahan tersebut masih milik pribadi. Belum lama ini perwakilan pemilik lahan Lyla Tania mengakui negosiasi dengan Bali Peace Park Association (BPPA) belum ada keputusan.

Hanya saja pihak BPPA sudah mendahului dan membuat desain taman yang di share melalui website  www.balipeacepark.com.au  untuk menggalang donasi.

Hal ini sangat disayangkan oleh pemilik lahan karena tanpa sepengetahuannya. “Karena ini lahan pribadi,  kalau mau sewa ya sewa, kalau mau membeli ya silakan asal sesuai harga yang wajar.

Kita tetap welcome, negosiasi kita welcome. Intinya saya membuka negosiasi atas nama kemanusiaan juga,” jelas Tania belum lama ini. 

MANGUPURA – Rencana pemilik lahan untuk membangun restoran di bekas Sari Club (SC) menuai protes dari PM Australia Scott Morrison.

Entah atas dasar alasan tersebut, rencana peletakan batu pertama dan pembangunan restoran pada bulan Mei 2019 ini dikabarkan ditunda.

Padahal, pemilik lahan telah mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemkab Badung. Disebut-sebut masih ada negosiasi antara pemilik lahan dengan pihak  Bali Peace Park Association .

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, tidak ada aktifitas yang mencolok di lahan tersebut. Parkir kendaraan yang menghiasi lahan seluas 1500 meter persegi masih tetap ada.

Kecuali sebuah warung makanan yang biasanya berada di lokasi tersebut kini sudah tidak ada. Menurut informasi, warung itu tutup sejak Selasa (29/4).

“Warungnya tutup, sudah dibongkar dari kemarin,” ujar salah seorang pria yang ditemui saat di lokasi eks Sari Club, kemarin.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Badung Made Badra menerangkan, saat ini masih ada pembicaraan lanjutan para pihak yakni pemilik lahan dengan BPPA.

“Sementara  sambil menunggu pembicaraan kedua belah pihak, pembangunan ditunda dulu, ” jelas Badra dikonfirmasi, kemarin.

Lebih lanjut, kabarnya dalam waktu dekat ini pemilik lahan dan BPPA juga akan melakukan bertemu di Bali. Namun ia tidak berani memastikan jadwal mau pun tempat pastinya.

“Yang jelas Minggu depan mereka (pemilik eks SC dan BPPA) akan bertemu di Bali. Mereka datang dan berbicara untuk mencari solusi terbaik. Untuk jelasnya kami belum bisa pastikan masih konfirmasi lebih lanjut, ” kata Badra.

Ia juga mengakui BPPA baru mengetahui pemilik lahan bekas SC dan kemudian baru bisa melakukan komunikasi.

“Mudah-mudahan ada titik temu sehingga bisa segera diselesaikan. Harapan kami ya sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.

Kalau dijual harganya berapa dan itu juga perlu dikomunikasikan. Jadi Pemerintah Australia tidak ada menekan dan pemilik lahan ikhlas, ” jelasnya.

Seperti diketahui, terbitnya IMB Desember 2018 lalu kepada PT Hotel Cianjur Asri (Tjia Tjat Tjoy Woen) dengan peruntukan restoran 353 kursi tempat duduk tersebut membuat  Perdana Menteri Australia Scott Morrison kesal.

Ia mengecam keputusan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung yang memberikan izin mendirikan bangunan (IMB) kepada pemilik lahan bekas Sari Club yang merupakan lokasi pemboman Bali.

Dia menyebut rencana tersebut sangat mengganggu Australia. Pasalnya, Pemerintah Australia sebenarnya telah memberikan dana bagi pembangunan Taman Perdamaian di lokasi bekas Sari Club tersebut.

Donasi pembangunan taman tersebut dikelola  Bali Peace Park Association. Kendati donasi sudah berjalan, tetapi  kesepakatan terhadap pemilik lahan bekas Sari Club tidak ada.

 Karena lahan tersebut masih milik pribadi. Belum lama ini perwakilan pemilik lahan Lyla Tania mengakui negosiasi dengan Bali Peace Park Association (BPPA) belum ada keputusan.

Hanya saja pihak BPPA sudah mendahului dan membuat desain taman yang di share melalui website  www.balipeacepark.com.au  untuk menggalang donasi.

Hal ini sangat disayangkan oleh pemilik lahan karena tanpa sepengetahuannya. “Karena ini lahan pribadi,  kalau mau sewa ya sewa, kalau mau membeli ya silakan asal sesuai harga yang wajar.

Kita tetap welcome, negosiasi kita welcome. Intinya saya membuka negosiasi atas nama kemanusiaan juga,” jelas Tania belum lama ini. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/