29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:41 AM WIB

Banyak Pemedek yang Kesurupan saat Melintasi Terowongan Kecil

Beragam tempat melukat menawarkan berbagai keunikan dan manfaat ada di Pulau Dewata. Salah satunya bernama Pura Taman Pecampuhan Sala. Konon, di tempat ini banyak orang yang melukat justru kesurupan. Seperti apa?

I WAYAN WIDYANTARA, Bangli

PURA Taman Pecampuhan Sala ini berada di Banjar Sala, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

Bila Anda berada di Denpasar, hanya menempuh jarak kurang lebih 40 km. Anda dapat memanfaatkan google map untuk mencari tempat ini.

Nah, setibanya di parkiran, Anda mesti berjalan kaki sekitar 300 meter untuk mencapai tempat tersebut. Anda juga akan menuruni sedikit anak tangga.

Setiba di Pura Taman Pecampuhan, Anda mungkin akan sedikit bingung karena melihat tempat pengelukatan yang tidak satu titik saja.

Namun tenang saja. Pengayah Pura akan senangtiasa mengantarkan Anda untuk merunut satu per satu tempat air pengelukatan.

Jika tak membawa kamen, di tempat ini juga disediakan kamen berwarna merah untuk kalian yang disediakan secara gratis. Begitu juga tempat ganti pakaian dan juga locker barang.

Pemangku di Pura Taman Pecampuhan Sala, Jro Mangku Tirta menemani Jawa Pos Radar Bali untuk melakukan pengelukatan. Ia pun menjelaskan keberadaan Pura yang kian ramai dikunjungi masyarakat ini.

“Dulu cuma ada satu pengelukatan (pancoran). Nah di tahun 2017, pecalang dan saya punya ide untuk bikin pengelukatan,” ujarnya menjelaskan tentang keberadaan Pura tersebut.

Setelah minta petunjuk dengan upakara, akhirnya tempat ini memiliki 9 buah pancoran. Di antaranya Gerojogan Pesiram Dedari, Gerojogan Pesiram Tan Hana, Tirta Bolakan, Tirta Taman, Tirta Bumbung, Tirta Pandan, Tirta Tulakwali dan Tirta Utama.

Di masing-masing pancoran pengelukatan, juga memiliki fungsi yang berbeda. Misalkan di Tirta Pandan memiliki kegunaan untuk jaga diri.

Tirta Bungbung untuk kelancaran ekonomi. Ada juga Tirta Tulakwali yang kegunaan untuk menolak bala. Di Tirta Taman, kegunaan untuk mereka yang sakit nonmedis.

“Kalau di Tirta Pecampuham disitu banyak yang kesurupan. Biasanya mereka yang kena bebai (semacam santet), kesurupan ditempat pengelukatan itu,” ungkapnya.

Yang juga tak kalah menarik, di masing-masing pancoran ini ada air terjun. Akses untuk tempat pengelukatan juga cukup menantang.

Seperti kita akan masuk ke sebuah terowongan yang lebarnya tak lebih dari 1 meter dengan panjang sekitar 5 meter.

“Semua orang bisa masuk ke terowongan ini. Dulu ada bule dari Belanda beratnya mencapai 200 kg lebih saja bisa masuk. Saya yang nemani saja sampai heran,” ujarnya. 

Tidak ada pantangan khusus jika ingin melukat ditempat yang menjunjung Ida Hyang Aji Saraswati ini. Terkecuali cuntaka.

Seperti ada keluarga yang meninggal atau bagi perempuan yang sedang menstruasi. “Untuk anak kecil yang usianya sudah 3 bulan, juga boleh,” ujarnya. (*)

Beragam tempat melukat menawarkan berbagai keunikan dan manfaat ada di Pulau Dewata. Salah satunya bernama Pura Taman Pecampuhan Sala. Konon, di tempat ini banyak orang yang melukat justru kesurupan. Seperti apa?

I WAYAN WIDYANTARA, Bangli

PURA Taman Pecampuhan Sala ini berada di Banjar Sala, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

Bila Anda berada di Denpasar, hanya menempuh jarak kurang lebih 40 km. Anda dapat memanfaatkan google map untuk mencari tempat ini.

Nah, setibanya di parkiran, Anda mesti berjalan kaki sekitar 300 meter untuk mencapai tempat tersebut. Anda juga akan menuruni sedikit anak tangga.

Setiba di Pura Taman Pecampuhan, Anda mungkin akan sedikit bingung karena melihat tempat pengelukatan yang tidak satu titik saja.

Namun tenang saja. Pengayah Pura akan senangtiasa mengantarkan Anda untuk merunut satu per satu tempat air pengelukatan.

Jika tak membawa kamen, di tempat ini juga disediakan kamen berwarna merah untuk kalian yang disediakan secara gratis. Begitu juga tempat ganti pakaian dan juga locker barang.

Pemangku di Pura Taman Pecampuhan Sala, Jro Mangku Tirta menemani Jawa Pos Radar Bali untuk melakukan pengelukatan. Ia pun menjelaskan keberadaan Pura yang kian ramai dikunjungi masyarakat ini.

“Dulu cuma ada satu pengelukatan (pancoran). Nah di tahun 2017, pecalang dan saya punya ide untuk bikin pengelukatan,” ujarnya menjelaskan tentang keberadaan Pura tersebut.

Setelah minta petunjuk dengan upakara, akhirnya tempat ini memiliki 9 buah pancoran. Di antaranya Gerojogan Pesiram Dedari, Gerojogan Pesiram Tan Hana, Tirta Bolakan, Tirta Taman, Tirta Bumbung, Tirta Pandan, Tirta Tulakwali dan Tirta Utama.

Di masing-masing pancoran pengelukatan, juga memiliki fungsi yang berbeda. Misalkan di Tirta Pandan memiliki kegunaan untuk jaga diri.

Tirta Bungbung untuk kelancaran ekonomi. Ada juga Tirta Tulakwali yang kegunaan untuk menolak bala. Di Tirta Taman, kegunaan untuk mereka yang sakit nonmedis.

“Kalau di Tirta Pecampuham disitu banyak yang kesurupan. Biasanya mereka yang kena bebai (semacam santet), kesurupan ditempat pengelukatan itu,” ungkapnya.

Yang juga tak kalah menarik, di masing-masing pancoran ini ada air terjun. Akses untuk tempat pengelukatan juga cukup menantang.

Seperti kita akan masuk ke sebuah terowongan yang lebarnya tak lebih dari 1 meter dengan panjang sekitar 5 meter.

“Semua orang bisa masuk ke terowongan ini. Dulu ada bule dari Belanda beratnya mencapai 200 kg lebih saja bisa masuk. Saya yang nemani saja sampai heran,” ujarnya. 

Tidak ada pantangan khusus jika ingin melukat ditempat yang menjunjung Ida Hyang Aji Saraswati ini. Terkecuali cuntaka.

Seperti ada keluarga yang meninggal atau bagi perempuan yang sedang menstruasi. “Untuk anak kecil yang usianya sudah 3 bulan, juga boleh,” ujarnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/