AMLAPURA – BPBD Karangasem kembali mendistribusikan air kepada kelompok masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih akibat kemarau di Kabupaten Karangasem, Selasa (26/11).
Kali ini, air bersih sebanyak 5 ribu liter itu didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan 178 KK di Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem yang mengalami kesulitan air bersih akibat kemarau panjang.
Kalaksa BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, Selasa (26/11) menjelaskan akibat musim kemarau,
BPBD Karangasem melakukan pendistribusian air bersih sebanyak 5 ribu liter untuk memenuhi kebutuhan 178 KK di Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem kemarin.
Dengan begitu total air bersih yang didistribusikan BPBD Karangasem untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Karangasem yang terkena dampak kemarau panjang sebanyak 685 ribu liter mulai 18 Juni-26 November 2019.
“Sebagian besar air bersih itu kami distribusikan ke Kecamatan Kubu. Hampir semua desa di Kecamatan Kubu mengajukan permohonan pendistribusian air ke kami,” katanya.
Dalam mendistribusikan air kepada masyarakat Karangasem yang membutuhkan, dikatakannya jika BPBD Karangasem tidak sendiri.
Bersama Dinas Sosial, PMI dan pihak lainnya, hampir setiap hari dilakukan pendistribusian air bersih kepada kelompok masyarakat.
Saking banyaknya permohonan, pihaknya mengaku kewalahan. “Musim kemarau lebih panjang, kegiatan pendistribusian air pun lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.
Sehingga dana untuk kegiatan pendistribusian air tahun ini lebih besar bahkan sampai dilakukan penganggaran kembali di perubahan,” ungkapnya.
Di tengah sibuknya tim mendistribusikan air bersih kepada masyarakat setiap harinya, sempat muncul ketidakpuasan dari masyarakat.
Banyaknya masyarakat yang memohon bantuan air bersih, pihaknya sampai harus membuat jadwal pendistribusian air sesuai waktu masuknya surat permohonan.
Namun, ada saja masyarakat yang belakangan memohon namun ingin didahulukan lantaran air yang mereka tampung dalam cubang sudah habis.
“Surat hari dikirim ke BPBD dan biar besok sudah dikirim airnya. Padahal perlu pengecekan ke lokasi, baik melihat kondisi jalan, kondisi cubang dan lainnya.
Kami sudah wanti-wanti melalui camat agar masyarakat tidak menunggu cubang habis baru mengajukan permohonan air bersih,” tandasnya.