SINGARAJA – Respons cepat dilakukan Komisi II DPRD Buleleng yag meminta pemerintah memberikan teguran keras pada PT. Anugerah Bersama Sukses (ABS).
Teguran diberikan, karena perusahaan dianggap lalai dalam menangani persoalan kebersihan di internal perusahaan. Sehingga berdampak pada masyarakat luas.
Desakan itu, menyusul masalah bau bangkai yang menyebar di pemukiman warga. Lantaran babi-babi yang mati karena terdampak virus di PT. ABS tak segera dikuburkan.
Bahkan sejumlah bangkai babi, dibiarkan di kandang isolasi hingga memicu munculnya belatung. Warga di areal peternakan pun terpaksa mengungsi.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Dinas Pertanian Buleleng I Made Suparma mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengawasan berkala di PT. ABS.
Made Suparma menyebut, terhitung sejak Minggu (1/3) lalu, sudah tak tercium bau bangkai di lokasi tersebut.
“Setiap hari kami jajagi. Sejak kemarin (Minggu, Red) sudah tidak ada bau lagi. Semua (bangkai babi) sudah dikubur. Kami beri kapur juga, biar nggak terlalu bau,” kata Suparma.
Disinggung soal teguran, Suparma mengatakan pihaknya telah memberi teguran, terhitung sejak kemarin (2/3).
“Kami menegur dari teknis kesehatan hewan. Kalau masalah menutup, itu bukan ranah kami. Itu perizinan. Artinya yang beri izin yang bisa menutup,” imbuhnya.
Hingga kemarin, Dinas Pertanian Buleleng mencatat ada 294 ekor babi yang mati di seluruh Buleleng. Sejauh ini kasus kematian babi merambah hampir di seluruh kecamatan.
Hanya di Kecamatan Sukasada dan Kecamatan Busungbiu saja saat ini dinyatakan masih aman dari temuan babi mati mendadak.