27.3 C
Jakarta
28 Mei 2025, 4:49 AM WIB

Penyeberangan ke Nusa Penida Masih Sepi, Potong Upah Pegawai 50 Persen

SEMARAPURA – Sebagai kabupaten yang terdiri dari sejumlah pulau membuat transportasi laut seperti boat banyak dimanfaatkan di Kabupaten Klungkung.

Terutamanya saat mengunjungi Kecamatan Nusa Penida. Apalagi Nusa Penida kini menjadi salah satu tujuan wisata terkenal di Bali.

Namun sayang sejak virus korona (Covid-19) mewabah, tidak hanya hotel dan restoran saja yang terkena dampaknya. Jasa transportasi boat pun kena imbas.

Salah seorang pengusaha boat penyeberangan orang, Made Sinta menuturkan, sejak Covid-19 mewabah, usaha penyeberangannya sangat berdampak.

Sebab sempat di tutup pemerintah selama sebulan lebih sebagai upaya penanganan virus corona.

“Dan akhirnya kembali lagi dibuka. Meski begitu, tidak mudah untuk bisa menyeberang dengan boat. Hanya mereka yang memiliki surat rapid test (untuk orang luar Klungkung) yang akan diseberangkan boat saat itu,” katanya.

Seiring dengan diterapkannya tatanan kehidupan baru atau New Normal di Kabupaten Klungkung dan tidak ada lagi suket rapid test sebagai syarat menyeberang ke Nusa Penida, minat masyarakat untuk bepergian ke Nusa Penida mengalami peningkatan.

Bila boat yang dia miliki hanya melayani empat trip saja per hari saat suket rapid test menjadi syarat masyarakat bepergian Nusa Penida, setelah penerapan New Normal, sekarang sudah tujuh trip per hari.

Hanya saja bila dibandingkan sebelum adanya wabah virus corona, tentunya kondisi saat ini masih jauh berkurang.

Di mana pada saat itu minimal trip yang boatnya layani, yakni 10 trip per hari. Tidak hanya itu, setiap boatnya selalu terisi penuh saat menyeberang.

“Sekarang mengisi 80 persen pun sudah susah. Kalau hari raya baru bisa seperti itu. Sebenarnya yang banyak menyeberang

dengan boat saya lebih banyak warga lokal dan hanya beberapa saja wisatawan asing. Namun, masih tetap sepi,” terangnya.

Tentunya kondisi itu berdampak pada upah pegawainya. Mengingat upah pegawai dibayarkan berdasar persentase jumlah penumpang yang berhasil diseberangkan.

Namun untungnya dia tidak sampai merumahkan pegawai hingga saat ini. “Upah pegawai itu berkurang hingga 50 persen,” ungkapnya.

Untuk meningkatkan minat penumpang memanfaatkan jasanya, dia hanya bisa dengan memastikan boat dalam keadaan bersih ketika digunakan oleh penumpang.

Sementara untuk upaya promosi lainnya seperti pemberian diskon, tidak bisa dilakukannya karena harga tiket saat ini merupakan kesepakatan bersama. 

SEMARAPURA – Sebagai kabupaten yang terdiri dari sejumlah pulau membuat transportasi laut seperti boat banyak dimanfaatkan di Kabupaten Klungkung.

Terutamanya saat mengunjungi Kecamatan Nusa Penida. Apalagi Nusa Penida kini menjadi salah satu tujuan wisata terkenal di Bali.

Namun sayang sejak virus korona (Covid-19) mewabah, tidak hanya hotel dan restoran saja yang terkena dampaknya. Jasa transportasi boat pun kena imbas.

Salah seorang pengusaha boat penyeberangan orang, Made Sinta menuturkan, sejak Covid-19 mewabah, usaha penyeberangannya sangat berdampak.

Sebab sempat di tutup pemerintah selama sebulan lebih sebagai upaya penanganan virus corona.

“Dan akhirnya kembali lagi dibuka. Meski begitu, tidak mudah untuk bisa menyeberang dengan boat. Hanya mereka yang memiliki surat rapid test (untuk orang luar Klungkung) yang akan diseberangkan boat saat itu,” katanya.

Seiring dengan diterapkannya tatanan kehidupan baru atau New Normal di Kabupaten Klungkung dan tidak ada lagi suket rapid test sebagai syarat menyeberang ke Nusa Penida, minat masyarakat untuk bepergian ke Nusa Penida mengalami peningkatan.

Bila boat yang dia miliki hanya melayani empat trip saja per hari saat suket rapid test menjadi syarat masyarakat bepergian Nusa Penida, setelah penerapan New Normal, sekarang sudah tujuh trip per hari.

Hanya saja bila dibandingkan sebelum adanya wabah virus corona, tentunya kondisi saat ini masih jauh berkurang.

Di mana pada saat itu minimal trip yang boatnya layani, yakni 10 trip per hari. Tidak hanya itu, setiap boatnya selalu terisi penuh saat menyeberang.

“Sekarang mengisi 80 persen pun sudah susah. Kalau hari raya baru bisa seperti itu. Sebenarnya yang banyak menyeberang

dengan boat saya lebih banyak warga lokal dan hanya beberapa saja wisatawan asing. Namun, masih tetap sepi,” terangnya.

Tentunya kondisi itu berdampak pada upah pegawainya. Mengingat upah pegawai dibayarkan berdasar persentase jumlah penumpang yang berhasil diseberangkan.

Namun untungnya dia tidak sampai merumahkan pegawai hingga saat ini. “Upah pegawai itu berkurang hingga 50 persen,” ungkapnya.

Untuk meningkatkan minat penumpang memanfaatkan jasanya, dia hanya bisa dengan memastikan boat dalam keadaan bersih ketika digunakan oleh penumpang.

Sementara untuk upaya promosi lainnya seperti pemberian diskon, tidak bisa dilakukannya karena harga tiket saat ini merupakan kesepakatan bersama. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/