25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:25 AM WIB

Sentil Lokasi, Jro Ray Yusha: Jangan Nanti Jadi Bandara Kebarat-birit!

DENPASAR – Pemprov Bali kian serius mewujudkan proyek Bandara Bali Utara yang kemungkinan besar bakal berlokasi di Desa Sumberklampok, Gerokgak, Buleleng.

Lahan yang dibutukan untuk bandara seluas 360 hektare, sementara lahan yang disediakan Pemprov Bali baru 150 hektare.

Untuk kekurangan lahan bandara, Pemprov Bali tengah berjuang memohonkan lahan kepada Taman Nasional Bali Barat (TNBB) seluas 64 hektare.

Kepastian itu terkuak saat digelar rapat kerja antara Komisi III DPRD Bali dengan Dinas Perhubungan Bali kemarin.

Yang menarik, anggota Komisi III DPRD Bali Jro Nyoman Ray Yusha, mempertanyakan kembali lokasi keberadaan Bali Utara.

Mengingat dalam perkembangannya belakangan ini, lokasi proyek prestisius itu kerap berpindah lokasi. Awalnya dirancang di Kubutambahan, tapi kini pindah ke Sumberklampok, Gerokgak.

“Awalnya di barat, dibilang katanya ada angin samping. Terus pindah ke timur. Dari timur sekarang kembali ke barat. Bagaimana itu tinjauannya? Jangan sampai nanti jadi bandara kebarat-kebirit,” tukas Ray Yusha.

Dia lantas kembali mengingatkan sejarah munculnya wacana pembangunan bandara Bali Utara sekitar satu dasawarsa lebih yang lalu.

Katanya, wacana itu muncul karena kerusakan pantai yang terjadi akibat perluasan landasan pacu Bandara Internasional Ngurah Rai.

“Sehingga saat itu, perluasan bandara Ngurah Rai ditunda. Tidak boleh dilanjutkan. Lalu muncul wacana pembangunan bandara internasional di Bali Utara

akibat kerusakan berat yang terjadi di pantai Kuta, Nusa Dua. Dan yang paling parah lagi di sebelah kanan menuju pantai Jerman,” urainya.

Anehnya, sambung dia, meski pelebaran itu sempat ditunda, nyatanya sampai sekarang tetap berjalan. Bahkan, sudah mau selesai,” imbuh politisi Partai Gerindra ini. 

Kini, sambung dia, pembangunan bandara Bali Utara masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional. Sehingga dalam pelaksanaannya tentu akan memerlukan penyesuaian-penyesuaian di tingkat daerah.

“Namanya Proyek Strategis Nasional itu yang bagaimana? Tidak seenaknya juga dari Pusat itu menaruh di sana, menaruh di sini. Harus mendengarkan aspirasi.

Apalagi sekarang ada Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Harus memperhitungkan kearifan lokal. Itu yang harus didengar. Tentunya dari segi menguntungkan masyarakat yang lebih luas,” tukasnya.

Terkait itu, sekalipun dari sisi penetapan lokasi (penlok) belum muncul dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, kemungkinan besar lokasi bandara Bali Utara akan mengarah ke barat atau Sumberklampok.

DENPASAR – Pemprov Bali kian serius mewujudkan proyek Bandara Bali Utara yang kemungkinan besar bakal berlokasi di Desa Sumberklampok, Gerokgak, Buleleng.

Lahan yang dibutukan untuk bandara seluas 360 hektare, sementara lahan yang disediakan Pemprov Bali baru 150 hektare.

Untuk kekurangan lahan bandara, Pemprov Bali tengah berjuang memohonkan lahan kepada Taman Nasional Bali Barat (TNBB) seluas 64 hektare.

Kepastian itu terkuak saat digelar rapat kerja antara Komisi III DPRD Bali dengan Dinas Perhubungan Bali kemarin.

Yang menarik, anggota Komisi III DPRD Bali Jro Nyoman Ray Yusha, mempertanyakan kembali lokasi keberadaan Bali Utara.

Mengingat dalam perkembangannya belakangan ini, lokasi proyek prestisius itu kerap berpindah lokasi. Awalnya dirancang di Kubutambahan, tapi kini pindah ke Sumberklampok, Gerokgak.

“Awalnya di barat, dibilang katanya ada angin samping. Terus pindah ke timur. Dari timur sekarang kembali ke barat. Bagaimana itu tinjauannya? Jangan sampai nanti jadi bandara kebarat-kebirit,” tukas Ray Yusha.

Dia lantas kembali mengingatkan sejarah munculnya wacana pembangunan bandara Bali Utara sekitar satu dasawarsa lebih yang lalu.

Katanya, wacana itu muncul karena kerusakan pantai yang terjadi akibat perluasan landasan pacu Bandara Internasional Ngurah Rai.

“Sehingga saat itu, perluasan bandara Ngurah Rai ditunda. Tidak boleh dilanjutkan. Lalu muncul wacana pembangunan bandara internasional di Bali Utara

akibat kerusakan berat yang terjadi di pantai Kuta, Nusa Dua. Dan yang paling parah lagi di sebelah kanan menuju pantai Jerman,” urainya.

Anehnya, sambung dia, meski pelebaran itu sempat ditunda, nyatanya sampai sekarang tetap berjalan. Bahkan, sudah mau selesai,” imbuh politisi Partai Gerindra ini. 

Kini, sambung dia, pembangunan bandara Bali Utara masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional. Sehingga dalam pelaksanaannya tentu akan memerlukan penyesuaian-penyesuaian di tingkat daerah.

“Namanya Proyek Strategis Nasional itu yang bagaimana? Tidak seenaknya juga dari Pusat itu menaruh di sana, menaruh di sini. Harus mendengarkan aspirasi.

Apalagi sekarang ada Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Harus memperhitungkan kearifan lokal. Itu yang harus didengar. Tentunya dari segi menguntungkan masyarakat yang lebih luas,” tukasnya.

Terkait itu, sekalipun dari sisi penetapan lokasi (penlok) belum muncul dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, kemungkinan besar lokasi bandara Bali Utara akan mengarah ke barat atau Sumberklampok.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/