TABANAN – Pembelajaran secara daring (dalam jaringan) yang diterapkan pemerintah akibat pandemi Covid-19 yang sudah setahun berjalan rupanya membuat kerinduan bagi guru dan siswa agar pembelajaran kelas tatap muka dapat dilakukan kembali di sekolah.
“Kalau boleh kami jujur, Pak Bupati Tabanan, siswa sudah rindu dengan belajar tatap muka,” kata Kepala SMPN 1 Tabanan I Wayan Widarsa saat menerima Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya yang meninjau proses pembelajaran daring, Selasa (2/3).
Meski selama ini pembelajaran daring dapat dilakukan secara baik. Namun kerinduan belajar tatap muka dari siswa dan guru itu ada. Siswa sudah merasa bosan berdiam terlalu lama di rumah. Di samping itu guru juga tidak mengetahui secara pasti perkembangan psikologis peserta didik.
“Kami berharap mudah-mudahan nanti di bulan Juli dibuka sekolah kembali. Dan kami berharap para guru menjadi salah satu prioritas untuk vaksinasi Covid-19. Karena mereka masuk pelayan publik,” harap Kepala SMPN 1 Tabanan.
Sementara itu Bupati Tabanan yang mendengar curhatan kepala dan guru SMPN 1 Tabanan menyatakan kebijakan kapan sekolah akan dibuka sudah barang tentu ranah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) jika sudah melalui proses evaluasi.
Sanjaya menyebut sebenarnya memungkin saja pembelajaran tatap muka digelar. Namun dengan jumlah yang terbatas dan syarat penting lainnya harus berada dalam zona hijau. Tetapi ini lagi-lagi menjadi ranah Kemendikbud.
“Yang penting saat ini kami di daerah bekerja untuk menurunkan angka Covid-19,” ungkapnya.
Selanjutnya mengenai vaksinasi Covid-19 bagi para guru ini juga akan menjadi target sasaran vaksinasi. Pihaknya melaporkan ke Pemprov Bali agar guru juga dapat menerima vaksin Covid-19.
“Jadi semua baik itu guru berstatus PNS, kontrak dan honorer juga kami pastikan akan menerima vaksin, namun secara bertahap target kami sampai bulan Juli. Karena vaksin juga menunjang pembelajaran tatap muka nanti di tengah pandemi Covid-19 nantinya,” ungkapnya.
Di sisi lain Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Nyoman Putra mengatakan beberapa skema yang akan pihaknya jalankan jika pembelajaran tatap muka di tahun ajaran baru di bulan Juli mendatang dibuka. Di antaranya pembelajaran dilakukan pada zona-zona hijau penularan Covid-19. Kemudian belajar dengan jumlah peserta didik terbatas. Artinya setengah jumlah siswa dari sebenarnya di setiap kelas dengan syarat tetap memperketat protokol Covid-19.
“Untuk siswa Paud maksimal di dalam kelas 5 orang, SD maksimal 15 orang dan SMP maksimal 18,” ungkapnya
Mekanisme lainnya yang ditempuh dengan tidak adanya jam istirahat melainkan siswa tetap berada di kelas diawasi oleh guru. Pembelajaran yang sifatnya menimbulkan kerumunan ditiadakan serta sekolah mempersiapkan segala kelengkapan protokol kesehatan bagi siswa.
Selanjutnya mengenai kurikulum sudah dirancang sederhana. Di mana 1 jam pelajaran menjadi 20 menit yang awalnya 40 menit.
“Skema-skema ini akan kami lakukan. Jika nantinya di bulan Juli mendatang pembelajaran tatap muka mulai berlangsung. Namun kami akan tetap menunggu kepastian kemendikbud untuk kapan akan digelar pembelajaran tatap muka,” ungkapnya.
Nah mengenai vaksinasi bagi guru dijelaskan Putra. Sejauh ini pihaknya sudah melakukan pendataan jumlah guru di Tabanan yang berhak menerima vaksin Covid-19. Data tersebut sudah disetorkan kepada Dinas Kesehatan Tabanan.
“Dari data yang ada ada sekitar 3 ribu lebih yang akan menerima vaksin. Namun kapan mulai diberikan vaksin itu menjadi ranah Dinas Kesehatan Tabanan. Tapi yang jelas target kami sebelum bulan Juli guru harus menerima vaksin Covid-19,” tandasnya.