DENPASAR– Sebuah organisasi sosial yang secara kontinyu menyebarkan pesan moral, International Nature Loving Association (INLA) DPD Bali mengadakan sebuah kegiatan bertema Mengasihi Langit, Bumi, Manusia, Laksa Makhluk dan Benda adalah Ciri Khas Budaya Kasih Semesta pada Minggu (22/4) lalu.
Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Bumi internasional yang jatuh setiap tanggal 22 April sekaligus sebagai rangkaian atau pra even untuk festival puncak yang akan diadakan INLA DPD Bali pada bulan Agustus mendatang.
Ada dua kegiatan besar yang dilaksanakan, yaitu senam Suka Cita yang diselenggarakan di pintu masuk Bajra Sandhi pada pukul 06.00 hingga pukul 10.00 pagi dan penanaman terumbu karang di Pulau Serangan pada pukul 15.00 hingga pukul 18.00.
Menurut Ketua DPD INLA Bali Hery Sudiarto, dua even yang digelar berjalan dengan sukses. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta yang hadir saat senam di pagi harinya.
Dalam kegiatan sore hari saat menanam terumbu karang juga tidak ada kendala dan didukung pula dengan cuaca yang bersahabat.
Sehingga INLA Bali bisa lancar melaksanakan prosesi penanaman terumbu karang di area konservasi yang didahului dengan penulisan Dunia Satu Keluarga pada Tagging.
Pada kesempatan itu pula, INLA Bali menghadirkan Wayan Patut yang merupakan penerima kalpataru untuk berbagi kisahnya bersama INLA Bali.
“Kami juga di Green Bali Island ini menghadirkan penerima kalpataru yang peduli lingkungan. Ini sesuai dengan kami yang berbicara tentang keharmonisan alam. Karena alam adalah bagian dari kehidupan kita, jadi kalau alam rusak, kehidupan manusia akan terancam. Jadi kami sebenarnya ingin mengedukasi masyarakat untuk memperhatikan alam lingkungan baik di darat maupun di laut,” tuturnya.
Hery juga menambahkan, INLA memilih kegiatan menanam terumbu karang karena bagi INLA Bali laut menjadi salah satu aspek penting kehidupan yang terbilang jarang diperhatikan.
“Biasanya lebih sering yang orang perhatikan itu daratan, kan sering kita dengar kegiatan menanam pohon. Ada yang buat kegiatan menanam sejuta pohon, tapi jarang kita dengar menaman sejuta karang,
untuk itulah kami merasa kegiatan ini harus dilakukan. Bagi kami untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, ada banyak program yang bisa diambil,” imbuhnya. Selain memperhatikan lingkungan alam, INLA juga cenderung ingin membangun karakter manusia.
“Untuk membangun karakter manusia, kami biasanya lakukan ewat senam, lewat tari, dan lewat lagu tentang kasih alam. Kami konsisten mau mendidik anak-anak di sekolah.
Anak sekolah sejak usia dini sudah kami tanamkan tentang keharmonisan dengan alam maupun sesama manusia, seperti istilah di Bali ada Tri Hita Karana, itu juga ingin kami wujudkan,” ujar Hery.
Diluar even yang telah dilaksanakan, INLA Bali akan secara kontinyu tetap menanamkan budaya kasi terhadap alam semesta. “INLA ini bukan milik sebagian orang atau satu komunitas tertentu, tapi INLA itu untuk umat manusia, untuk dunia.
Jadi INLA akan terus mewartakan satu pesan moral bahwa manusia harus dekat dengan Tuhan sebagai sang pencipta, harus dekat dengan semua manusia secara harmonis, kemudian dengan alam juga, harus dijaga karena jika alam rusak, maka kehidupan kita juga akan punah,” ujar Hery kembali.
INLA akan terus melaksanakan hal positif agar masyarakat dapat lebih menghargai semua aspek. yang ada dalam kehidupan.
“Dan kami mendidik anak-anak sejak dibangku sekolah, kami ingin membangun suatu peradaban baru, dimana seluruh manusia akan mencintai alam semesta,” tutup Hery.