26.7 C
Jakarta
25 November 2024, 5:05 AM WIB

BMKG Himbau Masyarakat Bali Waspada Awan Cumulonimbus

NEGARA – Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Statsiun Klimatologi Jembrana kembali mengeluarkan himbauan waspada.

 

Himbauan BMKG ini menyusul masih adanya potensi cuaca ektrem yang terjadi hingga seminggu mendatang.

 

Seperti disampaikan Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana Rahmat Prasetia, Jumat (1/2).

Menurutnya, sesuai pengamatan BMKG, khususnya di wilayah selatan Bali masih terpantau adanya daerah bertekanan rendah yang menyebabkan terjadinya belokan masa udara di atas wilayah Bali.

 

Akibat belokan masa udara itu, kata Rahmat bisa memicu tumbuhnya awan-awan konvektif atau awan cumulonimbus yang berpotensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir.

 “Angin kencang dan hujan masih berpotensi terjadi. Namun perubahan cuaca itu tidak sesering hari-hari sebelumnya,” ujar Rahmat Prasetia.  

Bahkan menurutnya, kondisi ini diperkirakan  masih berpotensi terjadi selama satu minggu ke depan.

“Sekali lagi, kondisi ini terjadi karena masih dijumpai daerah bertekanan rendah di selatan Bali dan disertai hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan sekitar Bali yang memberikan kontribusi terhadap penguapan air untuk pembentukan awan-awan hujan. Serta masa udara yang cukup basah di beberapa lapisan atmosfer di atas Bali”terangnya.

Bahkan lanjut Rahmat, selain angin kencang dan hujan lebat, potensi munculnya petir juga diperkirakan masih berpotensi terjadi.

Untuk itu, dengan adanya potensi cuaca buruk itu, Rahmat meminta masyarakat selalu waspada terhadap dampak dari cuaca buruk tersebut.

“Puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada akhir Januari hingga bulan Februari. Di laut juga berpotensi terjadi gelombang tinggi dan angin kencang,” pungkasnya.

NEGARA – Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Statsiun Klimatologi Jembrana kembali mengeluarkan himbauan waspada.

 

Himbauan BMKG ini menyusul masih adanya potensi cuaca ektrem yang terjadi hingga seminggu mendatang.

 

Seperti disampaikan Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana Rahmat Prasetia, Jumat (1/2).

Menurutnya, sesuai pengamatan BMKG, khususnya di wilayah selatan Bali masih terpantau adanya daerah bertekanan rendah yang menyebabkan terjadinya belokan masa udara di atas wilayah Bali.

 

Akibat belokan masa udara itu, kata Rahmat bisa memicu tumbuhnya awan-awan konvektif atau awan cumulonimbus yang berpotensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir.

 “Angin kencang dan hujan masih berpotensi terjadi. Namun perubahan cuaca itu tidak sesering hari-hari sebelumnya,” ujar Rahmat Prasetia.  

Bahkan menurutnya, kondisi ini diperkirakan  masih berpotensi terjadi selama satu minggu ke depan.

“Sekali lagi, kondisi ini terjadi karena masih dijumpai daerah bertekanan rendah di selatan Bali dan disertai hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan sekitar Bali yang memberikan kontribusi terhadap penguapan air untuk pembentukan awan-awan hujan. Serta masa udara yang cukup basah di beberapa lapisan atmosfer di atas Bali”terangnya.

Bahkan lanjut Rahmat, selain angin kencang dan hujan lebat, potensi munculnya petir juga diperkirakan masih berpotensi terjadi.

Untuk itu, dengan adanya potensi cuaca buruk itu, Rahmat meminta masyarakat selalu waspada terhadap dampak dari cuaca buruk tersebut.

“Puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada akhir Januari hingga bulan Februari. Di laut juga berpotensi terjadi gelombang tinggi dan angin kencang,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/