33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 11:59 AM WIB

Ucapan Hari Raya Nyepi di Jembrana Dipermasalahkan, Ini Pemicunya…

NEGARA – Jelang hari raya Nyepi, banyak bermunculan ucapan selamat hari raya Nyepi dalam bentuk baliho maupun spanduk.

Namun, ada salah satu ucapan yang menjadi sorotan karena menggunakan bahasa asing, yakni menggunakan bahasa Inggris Happy Silent Day Caka 1941. 

Penggunaan bahasa asing tersebut dinilai tidak pantas karena yang mengucapkan atas nama Sekaha Teruna – Teruni (STT).

Semestinya, ucapan disampaikan dengan bahasa Bali sebagai bentuk pelestarian budaya. Sorotan penggunaan bahasa asing

tersebut disampaikan Ketua PHDI Jembrana Komang Arsana yang mengatakan penggunaan bahasa asing untuk hari Raya Nyepi dari segi konteks tidak benar.

Jadi, semestinya menggunakan bahasa ibu atau bahasa Bali sebagai salah satu bentuk menghargai dan melestarikan bahasa Bali.

“Tidak pada tempatnya ucapan itu. Kalau tidak pakai bahasa Bali pakai bahasa Indonesia,” ujar Komang Arsana.

Arsana mengaku tidak alergi dengan penggunaan bahasa asing. Penguasaan bahasa asing oleh generasi muda justru harus didukung, akan tetapi harus mengetahui konteks penggunaannya.

Disamping itu, ada beberapa kata dalam bahasa Bali yang memang tidak boleh diganti atau dialihkan. Karena dikhawatirkan nantinya generasi muda sudah tidak mau menggunakan bahasa Bali.

“Penggunaan bahasa asing itu, harus sesuai konteks. Karena ucapan hari raya Nyepi, yang mengucapkan juga krama sendiri, lebih baik pakai bahasa Bali,” ungkapnya.

Ketua Karang Taruna Jembrana I Ketut Arya Tangkas dalam kesempatan itu menambahkan, mengenai penggunaan bahasa asing dalam baliho ucapan Nyepi akan dikoordinasikan dengan STT Eka Cita yang membuat baliho.

Menurutnya, penggunaan bahasa asing untuk ucapan Nyepi oleh STT memang tidak pada konteksnya. “Nanti akan kami koordinasikan dengan STT yang memasang,” ujarnya.

Terpisah Ketua STT Eka Cita Banjar Menega I Gede Nuharta Negara mengatakan, mengenai baliho dengan bahasa Inggris untuk

ucapan selamat Nyepi merupakan kreativitas dari anggota STT dengan tujuan baliho lebih menarik dan unik, tidak berpatokan pada satu desain.

“Kalau dinilai kurang tepat, nanti akan kami koordinasikan lagi dengan teman-teman,” ujarnya.

Menurutnya, kalau sorotan dari PHDI sebagai bentuk pelestarian bahasa Bali akan menerima kritiknya dan sarannya.

“Kami akan berkoordinasi dulu dengan PHDI untuk mencari solusi bagaimana sebaiknya,” tandasnya. 

NEGARA – Jelang hari raya Nyepi, banyak bermunculan ucapan selamat hari raya Nyepi dalam bentuk baliho maupun spanduk.

Namun, ada salah satu ucapan yang menjadi sorotan karena menggunakan bahasa asing, yakni menggunakan bahasa Inggris Happy Silent Day Caka 1941. 

Penggunaan bahasa asing tersebut dinilai tidak pantas karena yang mengucapkan atas nama Sekaha Teruna – Teruni (STT).

Semestinya, ucapan disampaikan dengan bahasa Bali sebagai bentuk pelestarian budaya. Sorotan penggunaan bahasa asing

tersebut disampaikan Ketua PHDI Jembrana Komang Arsana yang mengatakan penggunaan bahasa asing untuk hari Raya Nyepi dari segi konteks tidak benar.

Jadi, semestinya menggunakan bahasa ibu atau bahasa Bali sebagai salah satu bentuk menghargai dan melestarikan bahasa Bali.

“Tidak pada tempatnya ucapan itu. Kalau tidak pakai bahasa Bali pakai bahasa Indonesia,” ujar Komang Arsana.

Arsana mengaku tidak alergi dengan penggunaan bahasa asing. Penguasaan bahasa asing oleh generasi muda justru harus didukung, akan tetapi harus mengetahui konteks penggunaannya.

Disamping itu, ada beberapa kata dalam bahasa Bali yang memang tidak boleh diganti atau dialihkan. Karena dikhawatirkan nantinya generasi muda sudah tidak mau menggunakan bahasa Bali.

“Penggunaan bahasa asing itu, harus sesuai konteks. Karena ucapan hari raya Nyepi, yang mengucapkan juga krama sendiri, lebih baik pakai bahasa Bali,” ungkapnya.

Ketua Karang Taruna Jembrana I Ketut Arya Tangkas dalam kesempatan itu menambahkan, mengenai penggunaan bahasa asing dalam baliho ucapan Nyepi akan dikoordinasikan dengan STT Eka Cita yang membuat baliho.

Menurutnya, penggunaan bahasa asing untuk ucapan Nyepi oleh STT memang tidak pada konteksnya. “Nanti akan kami koordinasikan dengan STT yang memasang,” ujarnya.

Terpisah Ketua STT Eka Cita Banjar Menega I Gede Nuharta Negara mengatakan, mengenai baliho dengan bahasa Inggris untuk

ucapan selamat Nyepi merupakan kreativitas dari anggota STT dengan tujuan baliho lebih menarik dan unik, tidak berpatokan pada satu desain.

“Kalau dinilai kurang tepat, nanti akan kami koordinasikan lagi dengan teman-teman,” ujarnya.

Menurutnya, kalau sorotan dari PHDI sebagai bentuk pelestarian bahasa Bali akan menerima kritiknya dan sarannya.

“Kami akan berkoordinasi dulu dengan PHDI untuk mencari solusi bagaimana sebaiknya,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/