29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:19 AM WIB

Diguyur Hujan Terus Menerus, Bangunan SMPN 1 Baturiti Ambruk

TABANAN – Hujan yang berlangsung sejak Rabu (1/1) pagi mengakibatkan salah satu bangunan kelas SMPN 1 Baturiti ambruk. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 17.40 pasca hujan reda.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, bangunan kelas VII yang ambruk tersebut dialami pada bagian kelas lantai 2, sedangkan untuk dua kelas di bawahnya hanya terdampak serpihan material saja.

Bangunan lantai dua yang terdiri dari dua kelas itu terlihat hancur pada bagian atapnya dan hanya menyisakan kerangka genteng baja ringan yang sudah dalam kondisi ringsek.

Sementara sisinya, menutup hampir keseluruhan ruangan kelas dengan kondisi bangku tertindih material seperti genteng dan plafon.

Beruntung ambruknya bangunan kelas ini saat murid tengah menikmati masa liburan hingga Senin mendatang. Jika terjadi saat kondisi aktif belajar mengajar, dipastikan bisa memicu korban jiwa.

Kepala Sekolah SMPN 1 Baturiti, I Nyoman Suastika menuturkan, ambruknya bangunan sekolah pertama kali didengar guru TU yang kebetulan tinggal di timur sekolah.

Saat bangunan roboh, erdengar suara gemuruh seperti runtuhan keras. “Warga semuanya berdatangan untuk melihat.

Kami juga langsung memantau, datang juga dari aparat kepolisian, BPBD, dan pihak Dinas Pendidikan Tabanan,” tutur Suastika.

Bangunan tersebut dibuat tahun 2007 lalu, dengan bantuan dana dari komite sekolah yang terdiri dari wali murid.

Dia memperkirakan, lantaran cuaca hujan yang mengguyur kawasan Baturiti dalam waktu cukup lama, membuat genteng berat karena dalam kondisi basah.

Sementara dari rangka baja ringan tidak kuat menopang beban dari genteng tersebut yang mengakibatkan atap bangunan rubuh.

“Saya sudah minta untuk dua kelas di lantai dua yang rubuh agar dibersihkan, termasuk serpihan material bangunan yang ada

di lantai satu juga akan dibersihkan. Sehingga saat sekolah sudah aktif ini tidak mengganggu aktivitas belajar siswa,” harapannya.

Per kelas, masing-masing dihuni oleh 32 siswa. Untuk memperlancar proses belajar pengajar, pihaknya sudah menyiapkan kelas sementara menggunakan dua ruangan laboratorium IPA dan TIK.

“Sehingga kami pastikan tidak waktu pelajaran tidak terbagi dua karena dua kelas tidak bisa terpakai. Kami menghindari double shift itu.

Saya sendiri sudah laporkan kondisi ini kepada Kepala Dinas Pendidikan Tabanan dan sudah direspons,” katanya.

Pihaknya berharap, proses perbaikan ruang belajar di sekolah yang pimpin tersebut bisa segera dilakukan perbaikan.

Sehingga proses belajar mengajar di SMPN 1 Baturiti bisa berjalan normal. “Barang kali ada dana sisa-sisa yang bisa dipakai untuk memperbaiki. Kami berharap secepatnya,” tandas Suastika.

TABANAN – Hujan yang berlangsung sejak Rabu (1/1) pagi mengakibatkan salah satu bangunan kelas SMPN 1 Baturiti ambruk. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 17.40 pasca hujan reda.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, bangunan kelas VII yang ambruk tersebut dialami pada bagian kelas lantai 2, sedangkan untuk dua kelas di bawahnya hanya terdampak serpihan material saja.

Bangunan lantai dua yang terdiri dari dua kelas itu terlihat hancur pada bagian atapnya dan hanya menyisakan kerangka genteng baja ringan yang sudah dalam kondisi ringsek.

Sementara sisinya, menutup hampir keseluruhan ruangan kelas dengan kondisi bangku tertindih material seperti genteng dan plafon.

Beruntung ambruknya bangunan kelas ini saat murid tengah menikmati masa liburan hingga Senin mendatang. Jika terjadi saat kondisi aktif belajar mengajar, dipastikan bisa memicu korban jiwa.

Kepala Sekolah SMPN 1 Baturiti, I Nyoman Suastika menuturkan, ambruknya bangunan sekolah pertama kali didengar guru TU yang kebetulan tinggal di timur sekolah.

Saat bangunan roboh, erdengar suara gemuruh seperti runtuhan keras. “Warga semuanya berdatangan untuk melihat.

Kami juga langsung memantau, datang juga dari aparat kepolisian, BPBD, dan pihak Dinas Pendidikan Tabanan,” tutur Suastika.

Bangunan tersebut dibuat tahun 2007 lalu, dengan bantuan dana dari komite sekolah yang terdiri dari wali murid.

Dia memperkirakan, lantaran cuaca hujan yang mengguyur kawasan Baturiti dalam waktu cukup lama, membuat genteng berat karena dalam kondisi basah.

Sementara dari rangka baja ringan tidak kuat menopang beban dari genteng tersebut yang mengakibatkan atap bangunan rubuh.

“Saya sudah minta untuk dua kelas di lantai dua yang rubuh agar dibersihkan, termasuk serpihan material bangunan yang ada

di lantai satu juga akan dibersihkan. Sehingga saat sekolah sudah aktif ini tidak mengganggu aktivitas belajar siswa,” harapannya.

Per kelas, masing-masing dihuni oleh 32 siswa. Untuk memperlancar proses belajar pengajar, pihaknya sudah menyiapkan kelas sementara menggunakan dua ruangan laboratorium IPA dan TIK.

“Sehingga kami pastikan tidak waktu pelajaran tidak terbagi dua karena dua kelas tidak bisa terpakai. Kami menghindari double shift itu.

Saya sendiri sudah laporkan kondisi ini kepada Kepala Dinas Pendidikan Tabanan dan sudah direspons,” katanya.

Pihaknya berharap, proses perbaikan ruang belajar di sekolah yang pimpin tersebut bisa segera dilakukan perbaikan.

Sehingga proses belajar mengajar di SMPN 1 Baturiti bisa berjalan normal. “Barang kali ada dana sisa-sisa yang bisa dipakai untuk memperbaiki. Kami berharap secepatnya,” tandas Suastika.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/