NEGARA – Program Budidaya Ikan Minim Air Sistem Segmentasi (Bima Sema) milik Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana berhasil menyabet juara I lomba Inovasi Administrasi Negara (Inagara) 2018, dari Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Raihan prestasi bagi salah satu OPD di Pemkab Jembrana ini, bukan kali pertamanya.
Melalui program yang sama, Dinas perhubungan, kelautan dan Perikanan Jembrana, sebelumnya juga meraih penghargaan Bali Otonomi Award 2017, yang diselenggarakan Jawa Pos Institute pro Otonomi (JPIP) dan Bali Institute pro Otonomi (Bipo) Jawa Pos Radar Bali.
Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana, I Made Dwi Maharimbawa mengatakan, program Bima Sena satu-satunya program pemerintah kabupaten yang masuk dalam 10 besar Inagara 2018.
Setelah melalui proses validasi program dan presentasi kepada peneliti dari LAN, akhirnya Bima Sena diakui sebagai program inovasi yang layak mendapat penghargaan.
Menurutnya, pemerintah kabupaten dari daerah lain, baik di Bali dan luar Bali sudah datang untuk belajar mengenai program ini karena dinilai sebagai program yang mudah diterapkan di masyarakat, terutama daerah yang minim air. “Sekarang banyak yang ingin meniru program ini,” jelasnya.
Arimbawa menjelaskan, program ini berawal dari tahun 2012 lalu, didasari kondisi sosial ekonomi masyarakat Jembrana yang saat itu di masyarakat yang mayoritas petani.
NEGARA – Program Budidaya Ikan Minim Air Sistem Segmentasi (Bima Sema) milik Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana berhasil menyabet juara I lomba Inovasi Administrasi Negara (Inagara) 2018, dari Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Raihan prestasi bagi salah satu OPD di Pemkab Jembrana ini, bukan kali pertamanya.
Melalui program yang sama, Dinas perhubungan, kelautan dan Perikanan Jembrana, sebelumnya juga meraih penghargaan Bali Otonomi Award 2017, yang diselenggarakan Jawa Pos Institute pro Otonomi (JPIP) dan Bali Institute pro Otonomi (Bipo) Jawa Pos Radar Bali.
Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana, I Made Dwi Maharimbawa mengatakan, program Bima Sena satu-satunya program pemerintah kabupaten yang masuk dalam 10 besar Inagara 2018.
Setelah melalui proses validasi program dan presentasi kepada peneliti dari LAN, akhirnya Bima Sena diakui sebagai program inovasi yang layak mendapat penghargaan.
Menurutnya, pemerintah kabupaten dari daerah lain, baik di Bali dan luar Bali sudah datang untuk belajar mengenai program ini karena dinilai sebagai program yang mudah diterapkan di masyarakat, terutama daerah yang minim air. “Sekarang banyak yang ingin meniru program ini,” jelasnya.
Arimbawa menjelaskan, program ini berawal dari tahun 2012 lalu, didasari kondisi sosial ekonomi masyarakat Jembrana yang saat itu di masyarakat yang mayoritas petani.
