25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:08 AM WIB

Bangkrut, Tak Mampu Bayar Gaji, Perusda Jembrana Pecat Semua Pegawai

NEGARA – Kabar mengejutkan datang dari perusahaan plat merah di Kabupaten Jembrana, Bali.

Usai seluruh unit usaha diambil alih Dinas terkait dan bangkrut, kini Perusahaan Daerah (Perusda) Jembrana harus memberhentikan dan memecat seluruh pegawai karena tak mampu membayar gaji.

Direktur Perusda Jembrana I Gusti Kade Wijaya Kusuma membenarkan bahwa awal tahun 2019, ini sudah memberhentikan semua pegawai.

Disebutkan, ada 17 orang pegawai yang bekerja untuk perusda, baik di usaha percetakan, IT Solution dan Sedot WC.

“Sekarang tinggal saya (direktur) dan petugas jaga saja,” terang Wijaya Kusuma, kemarin (2/1).

Menurutnya, keputusan pemberhentian seluruh pegawai itu, karena perusahaan tidak memiliki pemasukan pendapatan.

Dikatakan, untuk usaha dari percetakan karcis hanya mendapatkan keuntungan sekitar Rp 2 juta setiap bulan, begitu juga dengan usah sedot WC hanya sekitar Rp 3 juta.

Sedangkan pegawai perusda cukup banyak dengan gaji hanya Rp 1 juta setiap bulan.

“Daripada semakin banyak pengeluaran, sedangkan pemasukan kecil. Lebih baik di non-job-kan semua,” terangnya.

Menurutnya, perusda mengalami kesulitan pendapatan sejak pemungutan retribusi parkir diambil alih Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan, serta pengelolaan pasar diambil alih Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan.

Padahal Perusda saat diberi tanggungjawab parkir dan pasar, bisa pendapatan keuntungan miliaran.

Selanjutnya, Perusda beralih membuat usaha baru di bidang teknologi informasi yang diberinama IT Solution yang berada di Jalan Sudirman.

Namun sayang, usha merintis di bidang penyedia layanan jaringan internet justru gagal dan tutup karena tak ada pelanggan..

NEGARA – Kabar mengejutkan datang dari perusahaan plat merah di Kabupaten Jembrana, Bali.

Usai seluruh unit usaha diambil alih Dinas terkait dan bangkrut, kini Perusahaan Daerah (Perusda) Jembrana harus memberhentikan dan memecat seluruh pegawai karena tak mampu membayar gaji.

Direktur Perusda Jembrana I Gusti Kade Wijaya Kusuma membenarkan bahwa awal tahun 2019, ini sudah memberhentikan semua pegawai.

Disebutkan, ada 17 orang pegawai yang bekerja untuk perusda, baik di usaha percetakan, IT Solution dan Sedot WC.

“Sekarang tinggal saya (direktur) dan petugas jaga saja,” terang Wijaya Kusuma, kemarin (2/1).

Menurutnya, keputusan pemberhentian seluruh pegawai itu, karena perusahaan tidak memiliki pemasukan pendapatan.

Dikatakan, untuk usaha dari percetakan karcis hanya mendapatkan keuntungan sekitar Rp 2 juta setiap bulan, begitu juga dengan usah sedot WC hanya sekitar Rp 3 juta.

Sedangkan pegawai perusda cukup banyak dengan gaji hanya Rp 1 juta setiap bulan.

“Daripada semakin banyak pengeluaran, sedangkan pemasukan kecil. Lebih baik di non-job-kan semua,” terangnya.

Menurutnya, perusda mengalami kesulitan pendapatan sejak pemungutan retribusi parkir diambil alih Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan, serta pengelolaan pasar diambil alih Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan.

Padahal Perusda saat diberi tanggungjawab parkir dan pasar, bisa pendapatan keuntungan miliaran.

Selanjutnya, Perusda beralih membuat usaha baru di bidang teknologi informasi yang diberinama IT Solution yang berada di Jalan Sudirman.

Namun sayang, usha merintis di bidang penyedia layanan jaringan internet justru gagal dan tutup karena tak ada pelanggan..

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/