32.6 C
Jakarta
25 November 2024, 10:43 AM WIB

Tekan Fatalitas Rate, RS Buleleng Siapkan Ruang ICU Untuk Pasien Covid

SINGARAJA – RSUD Buleleng akhirnya menyediakan ruang perawatan Intensive Care Unit (ICU) bagi pasien covid-19.

Selama ini rumah sakit belum memiliki fasilitas khusus itu. Sehingga pasien dengan gejala berat kerap dirujuk ke RS Sanglah, atau dirawat di RSUD Buleleng dengan fasilitas yang tersedia.

Total ada 9 ruang ICU yang disediakan pihak RSUD. Ruang perawatan itu dipusatkan di Bangsal Lely, RSUD Buleleng.

Ruang baru dinyatakan siap, setelah direksi RSUD Buleleng melakukan pemasangan alat tekanan negatif sejak bulan Desember 2020 lalu.

Kepala Ruangan Lely, dr. Agus Juliana, Sp.An mengungkapkan, ruang perawatan intensif itu diharapkan bisa digunakan untuk merawat pasien dengan gejala berat maupun dalam kondisi kritis.

Di dalam Ruang ICU itu disediakan alat tekanan negatif, ventilator, serta sejumlah alat monitor perkembangan fisiologi. Sehingga tim medis dapat memantau perkembangan pasien dari waktu ke waktu.

“Kami harap ini bisa menekan tingkat fatalitas pada pasien covid. Karena selama ini, dari sekian banyak pasien itu, sekitar 4 persen diantaranya mengarah pada gejala berat dan kritis,” kata dr. Agus Juliana.

Agus mengatakan, pasien yang berada dalam kondisi berat dan kritis, akan segera dipindahkan ke ruang ICU.

“Siang ini (kemarin, Red) langsung kami pindahkan. Sudah dipantau oleh tim dokter, mana saja yang membutuhkan perawatan di ICU,” imbuhnya.

Sementara itu Dirut RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha Sp.PD mengatakan, saat ini RSUD Buleleng telah menyiapkan 4 bangsal perawatan.

Masing-masing bangsal Mahottama dan Flamboyan yang diperuntukkan bagi pasien asimtomatik (tanpa gejala) maupun gejala ringan, bangsal Jempiring untuk pasien dengan gejala sedang, serta bangsal Lely untuk pasien dengan gejala berat dan kritis.

Arya menyebut ruang ICU di Bangsal Lely itu bukan hanya untuk pasien covid-19 saja. “Nanti juga digunakan untuk pasien dengan penyakit menular lain, seperti TBC itu kan bisa.

Karena jangka panjang, fasilitas ini memang dibutuhkan untuk penyakit infeksi menular, terutama yang ditularkan lewat droplet maupun airbone,” kata Arya. 

SINGARAJA – RSUD Buleleng akhirnya menyediakan ruang perawatan Intensive Care Unit (ICU) bagi pasien covid-19.

Selama ini rumah sakit belum memiliki fasilitas khusus itu. Sehingga pasien dengan gejala berat kerap dirujuk ke RS Sanglah, atau dirawat di RSUD Buleleng dengan fasilitas yang tersedia.

Total ada 9 ruang ICU yang disediakan pihak RSUD. Ruang perawatan itu dipusatkan di Bangsal Lely, RSUD Buleleng.

Ruang baru dinyatakan siap, setelah direksi RSUD Buleleng melakukan pemasangan alat tekanan negatif sejak bulan Desember 2020 lalu.

Kepala Ruangan Lely, dr. Agus Juliana, Sp.An mengungkapkan, ruang perawatan intensif itu diharapkan bisa digunakan untuk merawat pasien dengan gejala berat maupun dalam kondisi kritis.

Di dalam Ruang ICU itu disediakan alat tekanan negatif, ventilator, serta sejumlah alat monitor perkembangan fisiologi. Sehingga tim medis dapat memantau perkembangan pasien dari waktu ke waktu.

“Kami harap ini bisa menekan tingkat fatalitas pada pasien covid. Karena selama ini, dari sekian banyak pasien itu, sekitar 4 persen diantaranya mengarah pada gejala berat dan kritis,” kata dr. Agus Juliana.

Agus mengatakan, pasien yang berada dalam kondisi berat dan kritis, akan segera dipindahkan ke ruang ICU.

“Siang ini (kemarin, Red) langsung kami pindahkan. Sudah dipantau oleh tim dokter, mana saja yang membutuhkan perawatan di ICU,” imbuhnya.

Sementara itu Dirut RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha Sp.PD mengatakan, saat ini RSUD Buleleng telah menyiapkan 4 bangsal perawatan.

Masing-masing bangsal Mahottama dan Flamboyan yang diperuntukkan bagi pasien asimtomatik (tanpa gejala) maupun gejala ringan, bangsal Jempiring untuk pasien dengan gejala sedang, serta bangsal Lely untuk pasien dengan gejala berat dan kritis.

Arya menyebut ruang ICU di Bangsal Lely itu bukan hanya untuk pasien covid-19 saja. “Nanti juga digunakan untuk pasien dengan penyakit menular lain, seperti TBC itu kan bisa.

Karena jangka panjang, fasilitas ini memang dibutuhkan untuk penyakit infeksi menular, terutama yang ditularkan lewat droplet maupun airbone,” kata Arya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/