25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:56 AM WIB

Jadi Kenangan Termanis Bersama Suami Sebelum Meninggal Dunia

DESAK Made Sinarini (49) adalah peserta JKN-KIS yang telah merasakan manfaat dari program JKN-KIS yang diselenggarakan oeh BPJS Kesehatan saat sang suami Dewa Putu Satri Jaya (44) terkena hepatitis dan harus dirawat di Rumah Sakit Umum Negara.

 

“Sepuluh bulan yang lalu, suami saya merasakan sakit perut, saya pikir saat itu almarhum suami saya terkena sakit perut biasa dan tidak saya periksakan.

 

Setelah seminggu sakit perutnya tidak kunjung hilang dan akhirnya saya larikan ke puskesmas tempat suami saya terdaftar dan diberikan rujukan untuk dilakukan pengecekan medis lebih lanjut di rumah sakit,” kisah ibu satu orang putra ini saat ditemui Selasa lalu (30/4).

 

Sinarini pun melanjutkan kisah almarhum suaminya saat memperoleh pelayanan di Rumah Sakit Umum Negara.

 

“Sesampainya di rumah sakit, almarhum suami saya dilayani dengan sangat ramah dan cepat oleh petugas rumah sakit, tidak ada perbedaan pelayanan yang kami rasakan antara pasien umum dengan pasien peserta JKN-KIS.

 

Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan dan pengecekan lab, dari hasil lab, suami saya terkena hepatitis dan harus rawat inap.

Saya memutuskan untuk tidak naik kelas dan tetap pada hak kelas rawat suami saya yakni kelas 2 karena menurut saya fasilitas dan pelayanannya sudah sangat bagus. Dari awal masuk rumah sakit semuanya berjalan dengan lancar tanpa hambatan yang berarti,” cerita Ibu asal Pekutatan, Jembrana ini

 

Ia pun mengaku beruntung karena ia telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

 

Pasalnya, semua biaya pelayanan kesehatan yang diperoleh almarhum suaminya dijamin sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.

 

“Selama sepuluh bulan suami saya terkena hepatitis, sudah berulang kali keluar masuk rumah sakit menggunakan jaminan kesehatan dari program JKN-KIS. Saya tidak sanggup jika saya harus membayar biaya pelayanan kesehatan almarhum suami saya sendiri.

Entah berapa biaya yang harus saya dan keluarga keluarkan jika kamitidak terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.

 

Saya dan keluarga sangat beruntung karena semua biaya pelayanan kesehatan almarhum suami saya dijamin sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan tanpa ada iur biaya satu rupiah pun,” tutur ibu yang kesehariannya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil ini.

 

Kini ia hanya bisa mengenang kenangan saat suaminya masih mendampinginya di dunia ini.

 

“Setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, pada bulan Maret lalu almarhum suami saya akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Saya dan keluarga merasa sangat kehilangan atas kepergian almarhum suami saya untuk selama-lamanya, namun saya harus tabah, kuat dan ikhlas demi anak semata wayang kami,” tuturnya dengan raut wajah sedihnya

 

Menurutnya program JKN-KIS adalah program pemerintah yang sangat besar manfaatnya dalam membantu warga masyarakat yang sedang sakit.

 

Dengan adanya program ini, telah banyak masyarakat yang terbantu dan mempunyai harapan serta kesempatan hidup yang lebih panjang.

 

“Saya telah merasakan manfaat besar dari Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

 

BPJS Kesehatan seolah menjadi pahlawan bagi saya dan keluarga. Walau suami saya tidak bisa sembuh dan telah tiada, semua itu sudah takdir Tuhan, Tuhanlah yang menentukan segalanya.

 

Saya dan almarhum suami saya berjuang bersama-sama dengan JKN-KIS, bagi saya program JKN-KIS adalah kenangan termanis ketika biaya pelayanan kesehatan almarhunm suami saya dijamin sepenuhnya dan sama seperti saya mengenang saat almarhum suami saya harus dirawat di rumah sakit karena penyakit hepatitis yang dideritanya.

 

Jika kami sekeluarga tidak menjadi peserta JKN-KIS,mungkin sudah kesana kemari saya meminjam uang untuk biaya pelayanan kesehatan almarhum suami saya. Sudah tidak terhitung lagi berapa rupiah yang telah dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan untuk almarhum suami saya dan peserta JKN-KIS yang sedang sakit,” jelasnya

 

Ia pun mengimbau kepada seluruh masyarakat agar rutin dalam membayar iuran BPJS Kesehatan.

 

“Jangan pernah merasa rugi menjadi peserta JKN-KIS dan rutin membayar iuran karena apabila tidak menggunakannya, berarti kita dalam keadaan sehat dan iuran yang telah kita bayarkan dapat kita sumbangkan untuk peserta lain yang sedang sakit.

 

Bangga dong ya bisa menjadi pahlawan bagi sesama. Semoga program mulia ini akan terus berjanjut, agar masyarakat tidak perlu takut lagi untuk berobat ke fasilitas kesehatan, asal sudah sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku, sepenuhnya dijamin oleh BPJS Kesehatan” tambahnya

 

Berbekal dari pengalaman yang diceritakannya, Sinarinidan keluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah yang telah mencanangkan program JKN-KIS, BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program dan fasilitas kesehatan yang telah memberikan pelayanan dengan baik.

Semoga Program JKN-KIS ini kedepannya semakin memberikan manfaat bagi masyarakat karena banyak masyarakat yang tertolong dari program JKN-KIS ini. (rba) 

DESAK Made Sinarini (49) adalah peserta JKN-KIS yang telah merasakan manfaat dari program JKN-KIS yang diselenggarakan oeh BPJS Kesehatan saat sang suami Dewa Putu Satri Jaya (44) terkena hepatitis dan harus dirawat di Rumah Sakit Umum Negara.

 

“Sepuluh bulan yang lalu, suami saya merasakan sakit perut, saya pikir saat itu almarhum suami saya terkena sakit perut biasa dan tidak saya periksakan.

 

Setelah seminggu sakit perutnya tidak kunjung hilang dan akhirnya saya larikan ke puskesmas tempat suami saya terdaftar dan diberikan rujukan untuk dilakukan pengecekan medis lebih lanjut di rumah sakit,” kisah ibu satu orang putra ini saat ditemui Selasa lalu (30/4).

 

Sinarini pun melanjutkan kisah almarhum suaminya saat memperoleh pelayanan di Rumah Sakit Umum Negara.

 

“Sesampainya di rumah sakit, almarhum suami saya dilayani dengan sangat ramah dan cepat oleh petugas rumah sakit, tidak ada perbedaan pelayanan yang kami rasakan antara pasien umum dengan pasien peserta JKN-KIS.

 

Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan dan pengecekan lab, dari hasil lab, suami saya terkena hepatitis dan harus rawat inap.

Saya memutuskan untuk tidak naik kelas dan tetap pada hak kelas rawat suami saya yakni kelas 2 karena menurut saya fasilitas dan pelayanannya sudah sangat bagus. Dari awal masuk rumah sakit semuanya berjalan dengan lancar tanpa hambatan yang berarti,” cerita Ibu asal Pekutatan, Jembrana ini

 

Ia pun mengaku beruntung karena ia telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

 

Pasalnya, semua biaya pelayanan kesehatan yang diperoleh almarhum suaminya dijamin sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.

 

“Selama sepuluh bulan suami saya terkena hepatitis, sudah berulang kali keluar masuk rumah sakit menggunakan jaminan kesehatan dari program JKN-KIS. Saya tidak sanggup jika saya harus membayar biaya pelayanan kesehatan almarhum suami saya sendiri.

Entah berapa biaya yang harus saya dan keluarga keluarkan jika kamitidak terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.

 

Saya dan keluarga sangat beruntung karena semua biaya pelayanan kesehatan almarhum suami saya dijamin sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan tanpa ada iur biaya satu rupiah pun,” tutur ibu yang kesehariannya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil ini.

 

Kini ia hanya bisa mengenang kenangan saat suaminya masih mendampinginya di dunia ini.

 

“Setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, pada bulan Maret lalu almarhum suami saya akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Saya dan keluarga merasa sangat kehilangan atas kepergian almarhum suami saya untuk selama-lamanya, namun saya harus tabah, kuat dan ikhlas demi anak semata wayang kami,” tuturnya dengan raut wajah sedihnya

 

Menurutnya program JKN-KIS adalah program pemerintah yang sangat besar manfaatnya dalam membantu warga masyarakat yang sedang sakit.

 

Dengan adanya program ini, telah banyak masyarakat yang terbantu dan mempunyai harapan serta kesempatan hidup yang lebih panjang.

 

“Saya telah merasakan manfaat besar dari Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

 

BPJS Kesehatan seolah menjadi pahlawan bagi saya dan keluarga. Walau suami saya tidak bisa sembuh dan telah tiada, semua itu sudah takdir Tuhan, Tuhanlah yang menentukan segalanya.

 

Saya dan almarhum suami saya berjuang bersama-sama dengan JKN-KIS, bagi saya program JKN-KIS adalah kenangan termanis ketika biaya pelayanan kesehatan almarhunm suami saya dijamin sepenuhnya dan sama seperti saya mengenang saat almarhum suami saya harus dirawat di rumah sakit karena penyakit hepatitis yang dideritanya.

 

Jika kami sekeluarga tidak menjadi peserta JKN-KIS,mungkin sudah kesana kemari saya meminjam uang untuk biaya pelayanan kesehatan almarhum suami saya. Sudah tidak terhitung lagi berapa rupiah yang telah dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan untuk almarhum suami saya dan peserta JKN-KIS yang sedang sakit,” jelasnya

 

Ia pun mengimbau kepada seluruh masyarakat agar rutin dalam membayar iuran BPJS Kesehatan.

 

“Jangan pernah merasa rugi menjadi peserta JKN-KIS dan rutin membayar iuran karena apabila tidak menggunakannya, berarti kita dalam keadaan sehat dan iuran yang telah kita bayarkan dapat kita sumbangkan untuk peserta lain yang sedang sakit.

 

Bangga dong ya bisa menjadi pahlawan bagi sesama. Semoga program mulia ini akan terus berjanjut, agar masyarakat tidak perlu takut lagi untuk berobat ke fasilitas kesehatan, asal sudah sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku, sepenuhnya dijamin oleh BPJS Kesehatan” tambahnya

 

Berbekal dari pengalaman yang diceritakannya, Sinarinidan keluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah yang telah mencanangkan program JKN-KIS, BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program dan fasilitas kesehatan yang telah memberikan pelayanan dengan baik.

Semoga Program JKN-KIS ini kedepannya semakin memberikan manfaat bagi masyarakat karena banyak masyarakat yang tertolong dari program JKN-KIS ini. (rba) 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/