SINGARAJA – Sebagai orang tua, dikaruniai putra-putri yang sehat adalah anugerah yang tidak bisa digantikan dengan apapun.
Tidak ada orang tua yang menginginkan buah hatinya jatuh sakit. Seperti yang pernah dialami oleh I Gusti Ayu Indirayani, 37, yang merasa sangat sedih ketika anak semata wayangnya
I Putu Raghavendra Putra Winangun, 7, harus terkulai lemas di rumah sakit akibat terserang tifus beberapa waktu lalu dan harus dirawat di rumah sakit.
Ayu menceritakan kisah putranya saat menjalani serangkaian pelayanan kesehatan di salah satu rumah sakit swasta yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
“Sudah hampir seminggu panas badan anak saya boalak-balik. Akhirnya saya bawa putra saya ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) tempat putra saya terdaftar.
Setelah dilakukan serangkain pengecekan di FKTP, akhinya dokter merujuk putra saya ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ceritanya
Ia pun dengan penuh semangat melanjutkan kisahnya saat putranya dirawat di rumah sakit.
“Sesampainya di rumah sakit, petugas rumah sakit dengan sigap melayani putra saya, petugas rumah sakit bertanya kepada saya, apakah telah memiliki jaminan kesehatan,
langsung saya tunjukkan kartu JKN-KIS putra saya. Petugas rumah sakit langsung mengambil tindakan terhadap putra saya.
Dilakukan pengecekan darah dan dari hasil lab, putra saya dinyatakan terkena tifus sehingga harus dirawat di rumah sakit,” tuturnya
Ia pun mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan pelayanan yang dia rasakan. “Begitu banyak yang beranggapan jika pelayanan kesehatan menggunakan jaminan kesehatan
JKN-KIS dibedakan. Saya pastikan anggapan tersebut tidak benar karena saya telah membuktikan sendiri bahwa tidak ada perbedaan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan
antara pasien peserta JKN-KIS dengan pasien umum jika kita sudah sesuai dengan prosedur,” ungkapnya saat ditemui tim Jamkesnews, Jumat (31/05) lalu.
Selain merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, Ayu juga menceritakan seluruh biaya dari pelayanan kesehatan yang diperoleh putranya dijamin sepenuhnya oleh Program JKN-KIS.
Dia pun merasa sangat terbantuoleh program pemerintah yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini.
“Dari sejak putra saya memperoleh pelayanan kesehatan di FKTP hingga pelayanan kesehatan di rumah sakit, tidak ada mengeluarkan biaya satu rupiah pun untuk karena sudah dijamin
sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan melalui program JKN-KIS. Tidak diragukan lagi, Program JKN-KIS memang selalu memberikan
layanan terbaik kepada peserta dan masyarakat. Saya dan keluarga merasa sangat beruntung telah menjadi peserta JKN-KIS,” bebernya.
Ayu pun mengimbau kepada seluruh penduduk yang belum mendaftar sebagai peserta JKN-KIS untuk segera mendaftarkan diri dan keluarga.
“Bagi masyarakat yang belum terdaftar menjadi peserta JKN-KIS, segeralah mendaftarkan diri dan keluarga sebelum sakit.
Karena sangat menguntungkan di saat kita jatuh sakit dan jangan merasa rugi apabila kita tidak pernah menggunakannya.
Berarti kita dalam keadaan sehat dan iuran yang telah kita bayarkan dapat kita berikan kepada peserta lain yang sedang sakit dan memerlukan biaya pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
Inilah bentuk nyata dari selogan BPJS Kesehatan yang sering saya dengar yaitu Dengan Gotong Royong Semua Tertolong.
Dan, memang betul karena saya telah merasakan manfaat besar dari program JKN-KIS dan saya terbantu dengan iuran peserta lain yang sehat,” tambahnya sambil menunjukkan kartu JKN-KIS
Ayu dan keluarga mengucapkan terima kasih kepada program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
“Semoga program JKN-KIS yang telah menolong banyak masyarakat khususnya dalam hal pembiayaan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tetap ada dan
semakin meningkatkan kualitas layanannya. Kini putra saya telah sehat dan dapat beraktivitas seperti biasaya.
Semua ini berkat kebesaran Tuhan dan program JKN-KIS. Terima kasih BPJS Kesehatan,” tutup ibu satu anak ini. (rba)