26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:25 AM WIB

Usir Depresi, Ini yang Dilakukan Kak Seto ke Anak-anak Pengungsi

RadarBali.com – Ribuan anak asal Kabupaten Karangasem tercatat turut serta dalam pengungsian ke Kabupaten Klungkung karena status Gunung Agung yang masuk ke level awas.

Kondisi ini menjadi perhatikan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi. Dia hadir di tengah-tengah para pengungsi di GOR Swecapura, Minggu (1/10) kemarin.

Dalam kunjungannya tersebut, Kak Seto bersama rekan-rekannya membuat berbagai permainan. Seperti bermain tebak lagu, tebak kata dan lainnya.

Tidak hanya anak-anak, para orang tua juga dilibatkan dalam permainan tersebut dan juga mendapat berbagai jenis hadiah yang cukup menarik.

Mulai dari mobil-mobilan, boneka, dan buku cerita. Menurut Kak Seto, anak-anak yang terpaksa tinggal di daerah pengungsian, baik karena bencana alam atau karena konflik memiliki dua kecenderungan.

Yaitu menjadi agresif dan melawan atau malah menghindar dari lingkungan. Oleh karena itu, agar anak-anak tetap tenang, tetap semangat dan tetap gembira, mereka butuh kegiatan yang menarik dan membuat mereka sibuk.

“Jadi, tidak dalam keadaan sendiri yang memungkinkan merek menjadi penuh secara emosional. Seperti ada tadi satu anak yang diam terus, mungkin ada masalah. Kami diberi kode, oleh salah satu warga untuk diberdayakan. Ternyata setelah diberi kesempatan bernyanyi, kemudian ceria kembali,” katanya.

Tidak hanya anak-anak, para orang tua juga membutuhkan pengarahan agar bisa menghadapi anak-anaknya dalam suasana yang tenang.

Sebab anak-anak akan becermin dari kondisi emosional para orang tuanya. Sebab orang tua adalah ujung tombak.

“Untuk itu kami juga mencoba memberdayakan para orang tua, jadi semacam psikolog pengganti, semacam terapis pengganti. Sehingga anak-anak yang rentan terhadap berbagai permasalahan yang akan mengganggu perkembangan jiwanya nanti, itu bisa diselamatkan,” ujarnya.

“Pada dasarnya sama, bahwa anak-anak sangat mudah untuk membangkitkan kembali semangatnya,” imbuhnya.

Dengan berbagai aktivitas yang telah dilakukan di GOR Swecapura, pihaknya berharap kegiatan ini menjadi contoh bagi para orang tua, dan bagi masyarakat dalam mendidik anak-anaknya.

“Bahwa intinya adalah kita sendiri harus dalam keadaan positif, tidak mudah marah, tidak mudah emosional untuk menjadikan anak-anak sosok yang positif,” tandasnya

RadarBali.com – Ribuan anak asal Kabupaten Karangasem tercatat turut serta dalam pengungsian ke Kabupaten Klungkung karena status Gunung Agung yang masuk ke level awas.

Kondisi ini menjadi perhatikan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi. Dia hadir di tengah-tengah para pengungsi di GOR Swecapura, Minggu (1/10) kemarin.

Dalam kunjungannya tersebut, Kak Seto bersama rekan-rekannya membuat berbagai permainan. Seperti bermain tebak lagu, tebak kata dan lainnya.

Tidak hanya anak-anak, para orang tua juga dilibatkan dalam permainan tersebut dan juga mendapat berbagai jenis hadiah yang cukup menarik.

Mulai dari mobil-mobilan, boneka, dan buku cerita. Menurut Kak Seto, anak-anak yang terpaksa tinggal di daerah pengungsian, baik karena bencana alam atau karena konflik memiliki dua kecenderungan.

Yaitu menjadi agresif dan melawan atau malah menghindar dari lingkungan. Oleh karena itu, agar anak-anak tetap tenang, tetap semangat dan tetap gembira, mereka butuh kegiatan yang menarik dan membuat mereka sibuk.

“Jadi, tidak dalam keadaan sendiri yang memungkinkan merek menjadi penuh secara emosional. Seperti ada tadi satu anak yang diam terus, mungkin ada masalah. Kami diberi kode, oleh salah satu warga untuk diberdayakan. Ternyata setelah diberi kesempatan bernyanyi, kemudian ceria kembali,” katanya.

Tidak hanya anak-anak, para orang tua juga membutuhkan pengarahan agar bisa menghadapi anak-anaknya dalam suasana yang tenang.

Sebab anak-anak akan becermin dari kondisi emosional para orang tuanya. Sebab orang tua adalah ujung tombak.

“Untuk itu kami juga mencoba memberdayakan para orang tua, jadi semacam psikolog pengganti, semacam terapis pengganti. Sehingga anak-anak yang rentan terhadap berbagai permasalahan yang akan mengganggu perkembangan jiwanya nanti, itu bisa diselamatkan,” ujarnya.

“Pada dasarnya sama, bahwa anak-anak sangat mudah untuk membangkitkan kembali semangatnya,” imbuhnya.

Dengan berbagai aktivitas yang telah dilakukan di GOR Swecapura, pihaknya berharap kegiatan ini menjadi contoh bagi para orang tua, dan bagi masyarakat dalam mendidik anak-anaknya.

“Bahwa intinya adalah kita sendiri harus dalam keadaan positif, tidak mudah marah, tidak mudah emosional untuk menjadikan anak-anak sosok yang positif,” tandasnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/