28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:06 AM WIB

Selama Dua Tahun, Keluarga Sudarma Anggap Ayahnya Masih Hidup

NEGARA – Penantian panjang keluarga I Ketut Sudarna akhirnya berakhir. Setelah dua tahun menghilang, Kamis (1/11) sekitar pukul 11.30 ditemukan.

 

Hanya saja, warga Banjar Dangin Tukadaya Desa Dangin Tukadaya, Jembrana, ini ditemukan hanya tinggal tulang belulang.

 

Kerangka tubuh suami dari Ni Wayan Suci, 58, itu ditemukan  di hutan kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) atau tepatnya di sebelah utara Pura Pelinggih Ida Betara Lingsir Anak Agung Nyoman Kota Negara.

 

I Gede Widiarsana, anak pertama korban mengatakan, saat meninggalkan rumah pada Hari Raya Kuningan Sabtu (17/9) 2016 sekitar pukul 13.00, semua keluarganya sedang kumpul sehabis sembahyang bersama.

 

Lalu ayahnya yang saat itu berusia 60 tahun pamitan kepada keluarganya untuk jalan-jalan.

 

“Karena sudah biasa jalan-jalan kami izinkan,” ujarnya.

 

Namun setelah sampai sekitar pukul 18 .00 ayahnya tidak pulang keluarga menjadi kebingungan.

 

Mereka kemudian menanyakan ke keluarga lainya apakah melihat ayahnya.

 

Namun mereka mengaku tidak ada yang melihatnya. Sempat dilakukan pencarian ke terminal Negara,  oleh salah satu ojek yang kenal mengatakan kalau ayahnya naik angkutan menuju Gilimanuk dan membawa uang Rp.300 ribu.

 

Kemudian dikejar ke Gilimanuk dan salah satu petugas yang mengenali Sudarna, menyampaikan kalau dia sempat ada di terminal Gilimanuk.

 

Sempat ditelepon dan ayahnya yang saat itu mengalami sakit stroke ringan dan sudah pikun tersebut mengaku sedang berada di hutan.

 

“Lalu kami tunggu namun sampai tengah malam ayah kami tidak pulang, saya telpon katanya masih di hutan, lalu setelah itu ditelpon ponselnya aktif namun tidak diangkat. Setelah itu besok paginya kami melapor ke Polres Jembrana,” jelasnya. 

 

Setelah dilaporkan, pihak keluarga tidak lagi mendapat kabar tentang kebedaraan Sudarna.

 

“Selama ini kami masih menganggap ayah saya itu masih hidup sehingga tidak melakukan upacara apapun. Sekarang karena kami sudah yakin kalau tengkorak dan tulang-tulang itu ayah saya maka setelah kami rembug dengan keluarga, akan digelar upacara pengabenan,” terangnya. 

NEGARA – Penantian panjang keluarga I Ketut Sudarna akhirnya berakhir. Setelah dua tahun menghilang, Kamis (1/11) sekitar pukul 11.30 ditemukan.

 

Hanya saja, warga Banjar Dangin Tukadaya Desa Dangin Tukadaya, Jembrana, ini ditemukan hanya tinggal tulang belulang.

 

Kerangka tubuh suami dari Ni Wayan Suci, 58, itu ditemukan  di hutan kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) atau tepatnya di sebelah utara Pura Pelinggih Ida Betara Lingsir Anak Agung Nyoman Kota Negara.

 

I Gede Widiarsana, anak pertama korban mengatakan, saat meninggalkan rumah pada Hari Raya Kuningan Sabtu (17/9) 2016 sekitar pukul 13.00, semua keluarganya sedang kumpul sehabis sembahyang bersama.

 

Lalu ayahnya yang saat itu berusia 60 tahun pamitan kepada keluarganya untuk jalan-jalan.

 

“Karena sudah biasa jalan-jalan kami izinkan,” ujarnya.

 

Namun setelah sampai sekitar pukul 18 .00 ayahnya tidak pulang keluarga menjadi kebingungan.

 

Mereka kemudian menanyakan ke keluarga lainya apakah melihat ayahnya.

 

Namun mereka mengaku tidak ada yang melihatnya. Sempat dilakukan pencarian ke terminal Negara,  oleh salah satu ojek yang kenal mengatakan kalau ayahnya naik angkutan menuju Gilimanuk dan membawa uang Rp.300 ribu.

 

Kemudian dikejar ke Gilimanuk dan salah satu petugas yang mengenali Sudarna, menyampaikan kalau dia sempat ada di terminal Gilimanuk.

 

Sempat ditelepon dan ayahnya yang saat itu mengalami sakit stroke ringan dan sudah pikun tersebut mengaku sedang berada di hutan.

 

“Lalu kami tunggu namun sampai tengah malam ayah kami tidak pulang, saya telpon katanya masih di hutan, lalu setelah itu ditelpon ponselnya aktif namun tidak diangkat. Setelah itu besok paginya kami melapor ke Polres Jembrana,” jelasnya. 

 

Setelah dilaporkan, pihak keluarga tidak lagi mendapat kabar tentang kebedaraan Sudarna.

 

“Selama ini kami masih menganggap ayah saya itu masih hidup sehingga tidak melakukan upacara apapun. Sekarang karena kami sudah yakin kalau tengkorak dan tulang-tulang itu ayah saya maka setelah kami rembug dengan keluarga, akan digelar upacara pengabenan,” terangnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/