RadarBali.com – Sejumlah warga lansia di Desa Ban, harus dievakuasi paksa dari zona Kawasan Rawan Bencana (KRB).
Mereka ngotot bertahan di tempat tinggalnya, meski pemerintah menyatakan tempat tinggalnya berada di KRB 3, alias zona paling terdampak bila Gunung Agung mengalami erupsi eksplosif.
Lansia pertama yang dievakuasi adalah Ni Ketut Methe, 64, warga Banjar Dinas Belong, Desa Ban, Kecamatan Kubu.
Methe selama ini bertahan di rumahnya, meski beberapa sanak famili sudah mengungsi ke tempat aman.
Pagi kemarin, keluarganya melapor bahwa Methe dalam kondisi lemas karena masalah pernafasan.
Tim evakuasi dari Pos Aju Les, Tejakula, yang terdiri atas Badan SAR Nasional, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, dan TNI langsung melakukan evakuasi.
Methe dievakuasi dari rumahnya sekitar pukul 07.45, Jumat (1/12) pagi. Karena kondisinya yang lemah, Methe harus dievakuasi dengan tandu.
Methe langsung dibawa ke Puskesmas Tejakula I guna mendapat penanganan medis. Selanjutnya pada pukul 13.00 siang, tim kembali melakukan evakuasi ke Banjar Dinas Belong.
Kali ini ada dua lansia yang dievakuasi. Mereka adalah I Ketut Carik, 56, dan neneknya Nengah Bunter, 80. Keduanya tinggal di gubuk yang ada di tengah-tengah perkebunan jambu mente.
Tim evakuasi harus bekerja ekstra. Penyebabnya, Nengah Bunter sudah tidak bisa berjalan. Dia harus dibopong tiga orang anggota tim evakuasi.
Beruntung proses evakuasi bisa berjalan dengan cepat. Mengingat lokasi evakuasi dengan puncak Gunung Agung, hanya berjarak 3,7 kilometer.