29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:21 AM WIB

Tiba-tiba Sesak Napas saat Mancing, Berata Tewas di Bendungan Titab

SERIRIT – Ketut Berata, 72, warga Desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu, tewas mendadak saat memancing di areal Bendungan Titab, Desa Ularan, Kecamatan Seririt.

Berata tiba-tiba mengalami sesak nafas, dan menghembuskan nafas terakhirnya saat berada di tepi Tukad Saba.

Kapolsek Seririt Kompol I Made Uder mengungkapkan, korban Berata sempat pamit dari rumah untuk pergi memancing ikan di sekitar Bendungan Titab.

Saat di bendungan itu, ia memancing bersama Wayan Subaja, warga Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan. Keduanya terpisah jarak sekitar 10 meter.

Setelah sekian lama memancing, tiba-tiba korban berdiri dan membuka sepatu yang dikenakannya. Saat itu korban meminta tolong pada Subaja menekan dadanya, karena merasa kesulitan bernafas.

Subaja langsung membaringkan korban di tanah dan menggunakan jaket korban sebagai bantalan. Selanjutnya Subaja langsung mencari pertolongan pada warga yang ada di sekitar lokasi.

Namun saat kembali ke lokasi, korban ternyata sudah meninggal dunia. Hal itu pun langsung dilaporkan pada kepolisian.

“Begitu menerima laporan kami langsung melakukan olah tempat kejadian bersama petugas medis,” kata Uder.

Dari hasil pemeriksaan tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Selain itu tidak ada tanda-tanda bahwa korban melakukan bunuh diri.

“Kami sudah bertemu dengan keluarga korban. Sesuai keterangan keluarga, korban memang punya riwayat sesak nafas. Keluarga menerima secara ikhlas dan menolak proses otopsi,” kata Uder.

SERIRIT – Ketut Berata, 72, warga Desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu, tewas mendadak saat memancing di areal Bendungan Titab, Desa Ularan, Kecamatan Seririt.

Berata tiba-tiba mengalami sesak nafas, dan menghembuskan nafas terakhirnya saat berada di tepi Tukad Saba.

Kapolsek Seririt Kompol I Made Uder mengungkapkan, korban Berata sempat pamit dari rumah untuk pergi memancing ikan di sekitar Bendungan Titab.

Saat di bendungan itu, ia memancing bersama Wayan Subaja, warga Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan. Keduanya terpisah jarak sekitar 10 meter.

Setelah sekian lama memancing, tiba-tiba korban berdiri dan membuka sepatu yang dikenakannya. Saat itu korban meminta tolong pada Subaja menekan dadanya, karena merasa kesulitan bernafas.

Subaja langsung membaringkan korban di tanah dan menggunakan jaket korban sebagai bantalan. Selanjutnya Subaja langsung mencari pertolongan pada warga yang ada di sekitar lokasi.

Namun saat kembali ke lokasi, korban ternyata sudah meninggal dunia. Hal itu pun langsung dilaporkan pada kepolisian.

“Begitu menerima laporan kami langsung melakukan olah tempat kejadian bersama petugas medis,” kata Uder.

Dari hasil pemeriksaan tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Selain itu tidak ada tanda-tanda bahwa korban melakukan bunuh diri.

“Kami sudah bertemu dengan keluarga korban. Sesuai keterangan keluarga, korban memang punya riwayat sesak nafas. Keluarga menerima secara ikhlas dan menolak proses otopsi,” kata Uder.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/