SEMARAPURA – Sejumlah pengungsi Gunung Agung yang mengungsi di Kabupaten Klungkung mulai meninggalkan kamp pengungsian untuk kembali ke rumahnya masing-masing meski hingga saat ini Gunung Agung masih berstatus awas.
Rasa jenuh dan bosan menjadi alasan sejumlah pengungsi nekat kembali ke rumah mereka masing-masing.
I Wayan Gatiada, 45, salah seorang pengungsi di GOR Swecapura kemarin mengungkapkan, sejumlah pengungsi mulai meninggalkan pengungsian sejak tanggal 31 Desember lalu.
Menurutnya, sejumlah pengungsi memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing karena mereka mulai dilanda jenuh dan ingin kembali bekerja.
Selain itu, sejumlah sekolah juga sudah mulai buka dan melakukan proses pembelajaran. “Saya sebenarnya juga mau ikut pulang. Tapi sekolah anak saya belum buka,” kata ayah satu anak ini.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada membenarkan bahwa sejumlah pengungsi telah meninggalkan posko pengungsian.
Alasan sejumlah pengungsi memutuskan untuk pulang karena merasa jenuh di posko pengungsian, selain itu mereka juga ingin kembali bekerja seperti biasanya.
Sebelum pulang, Widiada mengaku telah mengimbau para pengungsi agar selalu waspada. “Dan, kami siap menerima bagi warga pengungsi jika ingin kembali tinggal di Klungkung,” ujarnya.
Berdasar data BPBD Klungkung, pengungsi yang sudah melapor pulang secara permanen sebanyak 60 orang, pada Minggu (31/12) pagi.
Sebagian besar pengungsi yang pulang berasal dari Desa Muncan. Hal serupa juga terjadi posko pengungsian di Balai Banjar Jelantik Kuribatu, Desa Tojan, Klungkung.
Sebanyak 158 orang pengungsi dari Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, sudah pulang kampung, Senin (1/1) malam.