25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:28 AM WIB

Dampak Longsor di Desa Tambakan: Warga Harus Berputar Lewat Petang

SINGARAJA – Musibah longsor yang terjadi di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, benar-benar berdampak serius bagi aktivitas warga.

Setidaknya 148 kepala keluarga yang tinggal di Banjar Dinas Sanglangki, Desa Tambakan, kesulitan menuju pusat desa. Apabila ingin ke pusat desa, warga harus berputar melalui Kecamatan Petang.

Musibah longsor itu sebenarnya telah terjadi pada Sabtu (30/1) lalu. Perbekel Tambakan I Gede Eka Wardana menyebut longsor terjadi sekitar pukul 17.00 sore.

Saat itu hujan lebat mengguyur Desa Tambakan dan sekitarnya. Ketika itu ada beberapa titik longsor yang terjadi.

“Sebenarnya saat itu ada banyak sekali titik longsor. Tapi itu bisa kami tangani manual dengan gotong royong. Tinggal ada dua titik saja, yang tidak bisa kami bersihkan dengan manual. Sebab lebar sekali,” kata Eka Wardana.

Eka menyebut ada 2 titik longsor yang terjadi. Titik pertama terjadi di jalan kabupaten dengan panjang 20 meter, lebar 3 meter, dan ketinggian 5 meter. Sementara titik kedua terjadi di jalan desa, dengan panjang 15 meter.

Dampaknya ada 148 kepala keluarga di kawasan Dusa, Banjar Dinas Sanglangki, yang terhambat aktivitas ekonominya.

Eka mengatakan warganya harus memutar melalui Dusun Bon di Desa Bilok Sidan, Kecamatan Petang, apabila ingin menuju pusat desa.

“Memang warga kami sering lewat jalur itu untuk ke Denpasar. Tapi karena longsor ini, akhirnya warga kami kalau ke kantor desa itu harus putar dulu lewat Bilok Sidan. Itu cukup memakan waktu,” katanya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng pun menurunkan alat berat untuk menangani musibah longsor itu.

Butuh waktu cukup lama bagi operator alat berat untuk menjangkau lokasi. Sebab mereka harus menempuh perjalanan dari wilayah Bangli, untuk menjangkau lokasi longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana mengatakan, kondisi longsor yang terjadi memang sangat berat.

“Materialnya sangat tebal. Kalau dikerjakan manual, itu mungkin butuh waktu 2 minggu baru selesai. Sehingga kami putuskan menyewa alat berat untuk membuka akses jalan ini,” kata Suadnyana.

Hingga sore kemarin, operator alat berat masih berusaha membuka akses jalan di wilayah tersebut. BPBD Buleleng memperkirakan jalan sudah dapat digunakan kembali oleh warga, pada Rabu (3/2) sore. 

SINGARAJA – Musibah longsor yang terjadi di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, benar-benar berdampak serius bagi aktivitas warga.

Setidaknya 148 kepala keluarga yang tinggal di Banjar Dinas Sanglangki, Desa Tambakan, kesulitan menuju pusat desa. Apabila ingin ke pusat desa, warga harus berputar melalui Kecamatan Petang.

Musibah longsor itu sebenarnya telah terjadi pada Sabtu (30/1) lalu. Perbekel Tambakan I Gede Eka Wardana menyebut longsor terjadi sekitar pukul 17.00 sore.

Saat itu hujan lebat mengguyur Desa Tambakan dan sekitarnya. Ketika itu ada beberapa titik longsor yang terjadi.

“Sebenarnya saat itu ada banyak sekali titik longsor. Tapi itu bisa kami tangani manual dengan gotong royong. Tinggal ada dua titik saja, yang tidak bisa kami bersihkan dengan manual. Sebab lebar sekali,” kata Eka Wardana.

Eka menyebut ada 2 titik longsor yang terjadi. Titik pertama terjadi di jalan kabupaten dengan panjang 20 meter, lebar 3 meter, dan ketinggian 5 meter. Sementara titik kedua terjadi di jalan desa, dengan panjang 15 meter.

Dampaknya ada 148 kepala keluarga di kawasan Dusa, Banjar Dinas Sanglangki, yang terhambat aktivitas ekonominya.

Eka mengatakan warganya harus memutar melalui Dusun Bon di Desa Bilok Sidan, Kecamatan Petang, apabila ingin menuju pusat desa.

“Memang warga kami sering lewat jalur itu untuk ke Denpasar. Tapi karena longsor ini, akhirnya warga kami kalau ke kantor desa itu harus putar dulu lewat Bilok Sidan. Itu cukup memakan waktu,” katanya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng pun menurunkan alat berat untuk menangani musibah longsor itu.

Butuh waktu cukup lama bagi operator alat berat untuk menjangkau lokasi. Sebab mereka harus menempuh perjalanan dari wilayah Bangli, untuk menjangkau lokasi longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana mengatakan, kondisi longsor yang terjadi memang sangat berat.

“Materialnya sangat tebal. Kalau dikerjakan manual, itu mungkin butuh waktu 2 minggu baru selesai. Sehingga kami putuskan menyewa alat berat untuk membuka akses jalan ini,” kata Suadnyana.

Hingga sore kemarin, operator alat berat masih berusaha membuka akses jalan di wilayah tersebut. BPBD Buleleng memperkirakan jalan sudah dapat digunakan kembali oleh warga, pada Rabu (3/2) sore. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/