SINGARAJA – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng kembali melakukan perubahan terhadap skema perawatan pasien terkonfirmasi positif covid-19.
Kini perawatan pasien dengan kondisi simtomatik (bergejala) sedang dan berat akan dilakukan di RSUD Buleleng.
Peralihan skema perawatan itu memaksa manajemen RSUD Buleleng kembali melakukan persiapan ruang perawatan.
Ruang Lely yang selama ini dijadikan bangsal rawat inap bagi pasien yang menderita penyakit infeksi, akan dialihkan.
Ruangan itu dijadikan bangsal rawat inap bagi pasien terkonfirmasi simtomatik. Terhitung sejak hari ini (3/8), pasien simtomatik akan dirawat di ruangan tersebut.
Pada bulan Maret lalu, Ruang Lely sebenarnya sudah sempat digunakan sebagai ruang rawat inap pasien terkonfirmasi positif.
Belakangan setelah melakukan perbaikan di RS Pratama Giri Emas, pasien-pasien covid dipindahkan ke RS Pratama Giri Emas. Selanjutnya Ruang Lely kembali difungsikan bagi pasien infeksi.
Sekretaris GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng Gede Suyasa mengatakan, seiring dengan perubahan skema perawatan yang disampaikan oleh Pemprov Bali, maka Pemkab Buleleng pun akan melakukan perubahan skema perawatan.
Dalam skema yang disampaikan Pemprov Bali, hanya kasus simtomatik sedang dan berat yang dirawat di fasilitas milik kabupaten.
“Pengalaman selama ini, ada beberapa kasus saat seorang pasien kategori suspek atau terkonfirmasi positif, bila punya penyakit penyerta berat,
penyakit penyertanya kurang mendapat tindakan di Giri Emas. Karena di sana terkonsentrasi menangani covid,” jelas Suyasa.
Selain itu, mobilitas dokter juga agak terhambat. Mengingat dokter spesialis yang diminta melakukan perawatan, kebanyakan bertugas di RSUD Buleleng.
Sehingga butuh waktu sekitar 30 menit bagi dokter dan perawat untuk menjangkau RS Pratama.
“Kalau difokuskan di RSUD, keduanya bisa terjawab. Penyakit penyertanya bisa di-treatment dengan baik, covid-nya juga bisa ditangani.
Sekarang di RSUD sudah siap dengan 32 tempat tidur. Sekarang tinggal pemasangan tekanan negatif dan exhaust fan,” kata Suyasa.
Meski sudah dialihkan, bukan berarti RS Pratama Giri Emas akan dialihkan menjadi rumah sakit umum seperti sebelumnya.
Nantinya RS Pratama akan dijadikan lokasi perawatan bagi pasien dengan kasus simtomatik ringan, pasien suspek, maupun pasien dengan kasus asimtomatik (tanpa gejala).
“Semuanya tergantung diagnosis dokter. Nanti dokter yang memutuskan, mana yang harus dirawat di RSUD, mana yang dirawat di Giri Emas.
Yang jelas kedua fasilitas ini siap. SDM di Giri Emas juga akan tetap di-back up SDM dari RSUD,” tegas Suyasa.