31.9 C
Jakarta
26 April 2024, 16:58 PM WIB

Gubernur Koster Muliakan Tumpek Wayang Lewat Upacara Jagat Kerthi

DENPASAR, Radar Bali- Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra melaksanakan persembahyangan Tumpek Wayang di Pura Pusering Praja Mandala Kantor Gubernur Bali di-puput oleh Ratu Shri Bhagawan Putra Nata Nawa Wangsa Pamayun, Sabtu, Saniscara Kliwon, Wayang, (1/10).

Gubernur Koster menyampaikan Tumpek Wayang dikenal sebagai Otonan Wayang dan Otonan Jagat. Bagi masyarakat yang memiliki wayang (para dalang) akan menggelar upacara yadnya. Demikian halnya bagi anak yang lahir pada Wuku Wayang menggelar upakara Bayuh Oton dengan pementasan Wayang Sapuh Leger.

Tumpek Wayang dianggap hari yang sangat sakral karena merupakan pertemuan beberapa waktu terakhir atau transisi, yaitu Kajeng (waktu terakhir dalam siklus Tri Wara, red), Kliwon (waktu terakhir dalam siklus Panca Wara,red), Saniscara (waktu terakhir dalam siklus Sapta Wara, red), dan Tumpek Wayang adalah tumpek yang terakhir dalam siklus kalender Bali.

Tumpek Wayang juga dianggap Otonan Jagat, hari yang sangat baik untuk pembersihan, penyucian, dan pemuliaan alam semesta (jagat raya, red) beserta isinya termasuk manusia yang ada di dalamnya,” ujar Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini di hadapan Kepala OPD Pemprov Bali.

“Atas nama Pemerintah Provinsi Bali, saya mengucapkan Rahajeng Rahina Tumpek Wayang. Semoga kita senantiasa dalam keadaan sehat dan bahagia, serta diberikan kekuatan lahir batin,” ungkapnya. (ken/mar)

DENPASAR, Radar Bali- Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra melaksanakan persembahyangan Tumpek Wayang di Pura Pusering Praja Mandala Kantor Gubernur Bali di-puput oleh Ratu Shri Bhagawan Putra Nata Nawa Wangsa Pamayun, Sabtu, Saniscara Kliwon, Wayang, (1/10).

Gubernur Koster menyampaikan Tumpek Wayang dikenal sebagai Otonan Wayang dan Otonan Jagat. Bagi masyarakat yang memiliki wayang (para dalang) akan menggelar upacara yadnya. Demikian halnya bagi anak yang lahir pada Wuku Wayang menggelar upakara Bayuh Oton dengan pementasan Wayang Sapuh Leger.

Tumpek Wayang dianggap hari yang sangat sakral karena merupakan pertemuan beberapa waktu terakhir atau transisi, yaitu Kajeng (waktu terakhir dalam siklus Tri Wara, red), Kliwon (waktu terakhir dalam siklus Panca Wara,red), Saniscara (waktu terakhir dalam siklus Sapta Wara, red), dan Tumpek Wayang adalah tumpek yang terakhir dalam siklus kalender Bali.

Tumpek Wayang juga dianggap Otonan Jagat, hari yang sangat baik untuk pembersihan, penyucian, dan pemuliaan alam semesta (jagat raya, red) beserta isinya termasuk manusia yang ada di dalamnya,” ujar Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini di hadapan Kepala OPD Pemprov Bali.

“Atas nama Pemerintah Provinsi Bali, saya mengucapkan Rahajeng Rahina Tumpek Wayang. Semoga kita senantiasa dalam keadaan sehat dan bahagia, serta diberikan kekuatan lahir batin,” ungkapnya. (ken/mar)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/