28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 20:08 PM WIB

Diguyur Hujan Lebat, Senderan Ambrol Timpa Pura Taman Ayu Payangan

GIANYAR – Senderan Pura Taman Ayu di Banjar Lebah, Desa Bukian, Kecamatan Payangan ambrol Selasa malam (2/2) pukul 19.30.

Material longsor berupa bebatuan itu menimpa sejumlah bangunan Pura Dalem Gandamayu yang berada di bawahnya.

Menurut informasi, sebelum bencana, hujan lebat mengguyur. Saat kejadian, kebetulan ada masyarakat yang menggelar pakemitan atau jaga malam. Tiba-tiba senderan ambrol menimpa sejumlah bangunan di bawahnya.

Bendesa Adat Lebah, Ida Bagus Putu Arka, menyatakan panjang senderan tersebut sekitar 35 meter dengan tinggi 15 meter.

Bahan senderan itu terbuat dari batu kali. Kejadian longsor tersebut menimpa Bale Pemaosan, Penyengker, dan Dasar Bale Kulkul Pura Dalem Gandamayu Banjar Lebah yang berada di sebelah selatan.

“Untuk Bale Pemaosan sama sekali tidak bisa dipakai,” ujar Ida Bagus Putu Arka. Akibat kejadian itu, masyarakat mengalami kerugian mencapai Rp 1 miliar.

Dengan rincian, Bale Pemaosan mencapai kerugian Rp 225 juta, penyengker dan bale kulkul mencapai Rp 125 juta. Sedangkan, senderan yang ambrol mencapai Rp 650 juta. 

Untuk sementara, masyarakat melakukan pembersihan di lokasi longsor. Namun pembersihan terharap material beton memerlukan bantuan alat berat. “Untuk tembok harus alat berat,” jelasnya. 

Diakui, bencana tersebut menggemparkan warga. Sebab, saat kejadian warga sedang melakukan pakemitan atau jaga malam.

Meski begitu, tidak ada korban dalam kejadian itu karena posisi warga cukup jauh dari lokasi kejadian. 

Sementara itu, hujan lebat disertai angin kencang pada Selasa malam juga menimbulkan bencana longsor dan pohon tumbang di sejumlah titik di Kecamatan Payangan.

Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, langsung terjun ke titik bencana untuk evakuasi materoal longsor yang menutup badan jalan. 

Kasi Kedaruratan BPBD Gianyar Dibya Presasta menyatakan musim hujan yang melanda rata-rata sehari terjadi dua bencana.

“Kendala yang dihadapi biasanya sumber air untuk menyemprotkan (bersihkan, red) sisa tanah yang menempel di aspal supaya tidak licin,” ujarnya.

GIANYAR – Senderan Pura Taman Ayu di Banjar Lebah, Desa Bukian, Kecamatan Payangan ambrol Selasa malam (2/2) pukul 19.30.

Material longsor berupa bebatuan itu menimpa sejumlah bangunan Pura Dalem Gandamayu yang berada di bawahnya.

Menurut informasi, sebelum bencana, hujan lebat mengguyur. Saat kejadian, kebetulan ada masyarakat yang menggelar pakemitan atau jaga malam. Tiba-tiba senderan ambrol menimpa sejumlah bangunan di bawahnya.

Bendesa Adat Lebah, Ida Bagus Putu Arka, menyatakan panjang senderan tersebut sekitar 35 meter dengan tinggi 15 meter.

Bahan senderan itu terbuat dari batu kali. Kejadian longsor tersebut menimpa Bale Pemaosan, Penyengker, dan Dasar Bale Kulkul Pura Dalem Gandamayu Banjar Lebah yang berada di sebelah selatan.

“Untuk Bale Pemaosan sama sekali tidak bisa dipakai,” ujar Ida Bagus Putu Arka. Akibat kejadian itu, masyarakat mengalami kerugian mencapai Rp 1 miliar.

Dengan rincian, Bale Pemaosan mencapai kerugian Rp 225 juta, penyengker dan bale kulkul mencapai Rp 125 juta. Sedangkan, senderan yang ambrol mencapai Rp 650 juta. 

Untuk sementara, masyarakat melakukan pembersihan di lokasi longsor. Namun pembersihan terharap material beton memerlukan bantuan alat berat. “Untuk tembok harus alat berat,” jelasnya. 

Diakui, bencana tersebut menggemparkan warga. Sebab, saat kejadian warga sedang melakukan pakemitan atau jaga malam.

Meski begitu, tidak ada korban dalam kejadian itu karena posisi warga cukup jauh dari lokasi kejadian. 

Sementara itu, hujan lebat disertai angin kencang pada Selasa malam juga menimbulkan bencana longsor dan pohon tumbang di sejumlah titik di Kecamatan Payangan.

Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, langsung terjun ke titik bencana untuk evakuasi materoal longsor yang menutup badan jalan. 

Kasi Kedaruratan BPBD Gianyar Dibya Presasta menyatakan musim hujan yang melanda rata-rata sehari terjadi dua bencana.

“Kendala yang dihadapi biasanya sumber air untuk menyemprotkan (bersihkan, red) sisa tanah yang menempel di aspal supaya tidak licin,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/