SINGARAJA – Seluruh sekolah di Kabupaten Buleleng diminta bersiap menghadapi proses digitalisasi sekolah.
Proses itu diharapkan bisa meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah. Utamanya pada masa pandemi.
Proses digitalisasi sekolah pun diakui masih menjadi salah satu langkah ambisius pemerintah. Mengingat kondisi geografis sekolah tak sama.
Ada sekolah yang mengakses jaringan internet dengan mudah. Ada pula yang kesulitan mengakses jaringan.
Kemarin (3/6) tim dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) secara khusus mendatangi sekolah yang berada di lokasi sulit.
Sekolah yang disasar adalah SDN 4 Tista di Kecamatan Busungbiu dan SDN 3 Tigawasa di Kecamatan Banjar.
Kemendikbud ingin melihat dari dekat kondisi topografi, kesiapan sarana dan prasarana, serta tata manajemen sekolah.
Di SDN 4 Tista, tim melihat dari dekat proses pembelajaran di sekolah. Kebetulan sekolah tersebut mendapat bantuan 15 unit chrome book dari Kemendikbud.
Bantuan itu tadinya diharapkan digunakan untuk menunjang proses pembelajaran daring. Faktanya sarana itu tak bisa dimanfaatkan secara optimal.
Sebab jaringan internet hanya tersedia di sekitar sekolah dan di pusat desa. “Kalau di rumah, tidak bisa digunakan. Kebetulan sinyalnya hanya bagus di area sekolah saja.
Maka selama ini hanya digunakan di sekolah secara bergilir oleh siswa,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Made Astika.
Astika mengaku sengaja memboyong tim Kemendikbud ke sekolah tersebut. Agar tim mengetahui kendala yang dihadapi sekolah. Sehingga Kemendikbud memberikan solusi percepatan program digitalisasi sekolah.
“Harapan kami kan nanti ada acuan program dari Kemendikbud untuk memperluas program. Khususnya di sekolah-sekolah yang ada di daerah sulit, yang mengalami keterbatasan akses internet.
Termasuk sekolah-sekolah yang siswanya sedikit, sehingga kesulitan melengkapi sarana pembelajaran,” katanya.
Sementara itu, Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud, Sri Wahyuningsih mengaku ada banyak sekolah di Indonesia yang mengalami kendala. Baik dari hal sarana prasarana maupun penyediaan akses jaringan internet.
Untuk itu Kemendikbud merancang kolaborasi program antara pemerintah daerah dengan kementerian. Dengan harapan program digitalisasi sekolah dapat dilaksanakan secara optimal.
“Masih banyak SD yang sarana TIK-nya belum memadai untuk sarana digitalisasi sekolah. Jelas ini akan menjadi prioritas dalam akselerasi dan transformasi kualitas pembelajaran di sekolah.
Solusinya tentu harus bangun kemitraan antar kementerian. Begitu juga di daerah, antar dinas satu dengan lainnya,” katanya.
Sri Wahyuningsih mengatakan, kementerian terus menginventarisasi daftar masalah yang dialami pemerintah daerah. Baik itu dalam akses jaringan, ketersediaan sarana, maupun kesiapan SDM dalam penguasaan teknologi.
“Jelas proses ini akan butuh waktu dan perencanaan yang matang dalam proses digitalisasi. Sehingga ini akan menjadi PR bersama untuk mempercepat upaya ke arah itu (digitalisasi sekolah),” tandasnya.