SINGARAJA – Erupsi Gunung Agung membawa material abu vulkanik hingga ke Kabupaten Buleleng.
Hujan abu dilaporkan terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Buleleng. Termasuk di kawasan Kota Singaraja.
Sebagian besar masyarakat tampak tak sadar dengan kondisi tersebut. Terutama para pengendara motor.
Mereka tetap melaju tanpa menggunakan alat pelindung diri yang memadai. Seperti masker dan kaca mata.
Sejumlah relawan PMI Buleleng membagikan masker secara gratis pada para pengguna jalan. Pembagian masker itu dilangsungkan di simpang empat Jalan Udayana.
Sebanyak 2.000 lembar masker dibagikan pada masyarakat. Uniknya dalam aksi bagi-bagi masker itu, ada beberapa masyarakat yang menolak menerima PMI yang dibagikan secara gratis. S
etelah diinformasikan telah terjadi hujan abu vulkanik dan masker dibagikan secara gratis, baru para pengguna jalan menerima masker.
Staf PMI Buleleng Kade Sumardika mengungkapkan, intensitas hujan abu di Kabupaten Buleleng dilaporkan terjadi di sejumlah tempat.
Hujan abu dilaporkan terjadi di wilayah Kota Singaraja serta Desa Pancasari. Hujan abu vulkanik di Pancasari bahkan cukup tebal.
Untuk sementara, PMI Buleleng hanya membagikan dua ribu lembar masker dari total 10 ribu lembar masker yang tersedia di Markas PMI Buleleng.
“Sementara kami hanya bagikan dua ribu lembar dulu. Setidaknya mencegah, karena abu vulkanik ini juga berbahaya kalau masuk saluran pernafasan. Apalagi kalau kena mata,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Made Subur mengatakan, pihaknya telah menyediakan sedikitnya 80 ribu lembar masker.
Puluhan ribu lembar itu akan dibagikan ke sejumlah lokasi yang terpapar abu vulkanik. Subur mengimbau masyarakat menggunakan alat pelindung diri berupa topi, masker, baju lengan panjang, dan kaca mata.
“Alat pelindung seperti itu bisa mencegah abu vulkanik terhirup ke saluran pernafasan. Kalau tidak ada masker, bisa gunakan kain,” tegas Subur.
Kepala BPBD Made Subur mengungkapkan, ada delapan kepala keluarga yang sempat mengungsi ke Desa Tembok pada Senin malam saat erupsi besar terjadi.
Dua kepala keluarga mengungsi ke di Kantor Perbekel Tembok, sementara selebihnya mengungsi di rumah-rumah warga yang ada di Banjar Dinas Ngis.
Meski sempat mengungsi, namun mereka telah kembali ke rumahnya masing-masing pada pukul 06.00, Selasa pagi.