26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:58 AM WIB

Korban Keracunan Nasi Yasa Mulai Membaik, Aktivitas Pura Mulai Normal

RadarBali.com – Para korban keracunan nasi yasa saat santap malam di Pura Penataran Jagat Cangi di Banjar Cangi, Desa Pakraman Ganggangan Cangi di Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati berangsur membaik.

Jika sebelumnya ada 17 korban yang dirawat inap, kini tinggal 13 orang yang menjalani rawat inap.

Kepala UPT Puskesmas Sukawati I, dr. Made Udayana, mengaku terbaru, ada empat pasien diperbolehkan pulang dari RS Ari Canti di Desa Mas, Kecamatan Ubud pada Jumat kemarin (3/11).

“Rata-rata kondisi pasien mulai membaik. Tadi sudah ada yang diperbolehkan pulang. Dan tidak kami temukan lagi pasien baru,” ujar dr. Udayana, kemarin.

Walau sudah tidak ditemukan lagi pasien baru yang mengalami keracunan, pihak Puskesmas Sukawati tetap membuka posko kesehatan di depan kantor desa Batuan Kaler.

“Posko tetap buka untuk kontrol masyarakat,” jelasnya. Warga yang kontrol ke posko menurut dr. Udayana untuk memastikan kesehatan mereka.

“Ada yang sudah diperbolehkan pulang itu ingin cek lagi, jadi mereka memastikan apakah sudah sehat atau belum,” ungkapnya.

Dari hasil pemeriksaan di posko, korban keracunan yang kontrol di posko masih ada yang mengeluhkan pusing. “Tapi sudah membaik. Ada juga yang masih mual. Itu tidak terlalu parah,” jelasnya.

Pihak Puskesmas juga memberikan obat berupa vitamin kepada warga yang memerlukan. Mengenai hasil laboratorium terhadap sampel air, talenan dan loyang untuk memasak belum bisa dibaca.

“Hasil lab belum ada, kami masih menunggu,” ujar dokter yang sempat bertugas di Puskesmas Payangan itu.

Disamping membuka posko di depan kantor desa, petugas kesehatan juga terjun ke rumah penduduk untuk mencari warga yang menjadi penderita namun tidak berobat.

Ada 93 warga yang disurvei di wilayah Banjar Sakah, Blahtanah, Cangi dan Dauh Uma. Penderita didominasi kalangan anak-anak dan remaja.

Terhadap 93 penderita itu, petugas mendata melalui formulir. Isi formulir mengenai makanan dan kondisi tubuh mereka setelah menyantap nasi yasa.

“Dari data itu, juga perlu kami lakukan penelitian lebih lanjut,” jelasnya. Sementara itu, pasca-keracunan masal yang melanda warga, puncak upacara memungkah, pedudusan lan ngenteg linggih pada Jumat kemarin (3/11) di pura Penataran Jagat Cangi tetap berlangsung.

Perbekel Batuan Kaler, Wayan Suama, menyatakan sudah tidak ada lagi warganya mengalami keracunan. “Sudah membaik semuanya sehat,” ujar Wayan Suama, kemarin.

Dia mengaku, karya agung yang digelar juga berlangsung dengan lancar. “Sudah memargi antar (berlangsung baik, red). Puncak karya tadi (Jumat), lalu tujuh hari lagi nyineb (penutupan, red),” jelasnya

RadarBali.com – Para korban keracunan nasi yasa saat santap malam di Pura Penataran Jagat Cangi di Banjar Cangi, Desa Pakraman Ganggangan Cangi di Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati berangsur membaik.

Jika sebelumnya ada 17 korban yang dirawat inap, kini tinggal 13 orang yang menjalani rawat inap.

Kepala UPT Puskesmas Sukawati I, dr. Made Udayana, mengaku terbaru, ada empat pasien diperbolehkan pulang dari RS Ari Canti di Desa Mas, Kecamatan Ubud pada Jumat kemarin (3/11).

“Rata-rata kondisi pasien mulai membaik. Tadi sudah ada yang diperbolehkan pulang. Dan tidak kami temukan lagi pasien baru,” ujar dr. Udayana, kemarin.

Walau sudah tidak ditemukan lagi pasien baru yang mengalami keracunan, pihak Puskesmas Sukawati tetap membuka posko kesehatan di depan kantor desa Batuan Kaler.

“Posko tetap buka untuk kontrol masyarakat,” jelasnya. Warga yang kontrol ke posko menurut dr. Udayana untuk memastikan kesehatan mereka.

“Ada yang sudah diperbolehkan pulang itu ingin cek lagi, jadi mereka memastikan apakah sudah sehat atau belum,” ungkapnya.

Dari hasil pemeriksaan di posko, korban keracunan yang kontrol di posko masih ada yang mengeluhkan pusing. “Tapi sudah membaik. Ada juga yang masih mual. Itu tidak terlalu parah,” jelasnya.

Pihak Puskesmas juga memberikan obat berupa vitamin kepada warga yang memerlukan. Mengenai hasil laboratorium terhadap sampel air, talenan dan loyang untuk memasak belum bisa dibaca.

“Hasil lab belum ada, kami masih menunggu,” ujar dokter yang sempat bertugas di Puskesmas Payangan itu.

Disamping membuka posko di depan kantor desa, petugas kesehatan juga terjun ke rumah penduduk untuk mencari warga yang menjadi penderita namun tidak berobat.

Ada 93 warga yang disurvei di wilayah Banjar Sakah, Blahtanah, Cangi dan Dauh Uma. Penderita didominasi kalangan anak-anak dan remaja.

Terhadap 93 penderita itu, petugas mendata melalui formulir. Isi formulir mengenai makanan dan kondisi tubuh mereka setelah menyantap nasi yasa.

“Dari data itu, juga perlu kami lakukan penelitian lebih lanjut,” jelasnya. Sementara itu, pasca-keracunan masal yang melanda warga, puncak upacara memungkah, pedudusan lan ngenteg linggih pada Jumat kemarin (3/11) di pura Penataran Jagat Cangi tetap berlangsung.

Perbekel Batuan Kaler, Wayan Suama, menyatakan sudah tidak ada lagi warganya mengalami keracunan. “Sudah membaik semuanya sehat,” ujar Wayan Suama, kemarin.

Dia mengaku, karya agung yang digelar juga berlangsung dengan lancar. “Sudah memargi antar (berlangsung baik, red). Puncak karya tadi (Jumat), lalu tujuh hari lagi nyineb (penutupan, red),” jelasnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/