31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 9:56 AM WIB

Waspada, Ini Jejak Kasus Rabies di Desa Panji Sebelum Muliasih Tewas…

PANJI – Kasus rabies pada manusia, kembali merebak di Kabupaten Buleleng. Kali ini kasus itu terjadi di Desa Panji.

Seorang warga dilaporkan meninggal dunia dengan status suspect rabies, setelah digigit anjing pada awal Oktober lalu.

Warga itu adalah Ni Made Muliasih, 20. Sehari-hari Muliasih tinggal di RT 7 Banjar Dinas Bangah, Desa Panji, Kecamatan Sukasada.

Jawa Pos Radar Bali sempat menyambangi rumah Muliasih di Banjar Dinas Bangah, Desa Panji. Hanya saja rumah terlihat kosong.

Jenazah korban disebut dibawa ke rumah duka di Desa Temukus. Sejumlah tetangga korban juga menyebutkan bahwa korban sempat digigit anjing miliknya sendiri.

Hasil penelusuran, korban digigit anjingnya sendiri pada 3 Oktober lalu. Saat itu anjingnya berkeliaran di areal perumahan.

Korban pun berinisiatif membawa pulang anjingnya. Saat dipeluk, tiba-tiba anjing menggigit korban pada dada kiri dan tangan kanan.

Korban sempat datang ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan. Namun hanya mendapat perawatan luka. Ia tak meminta vaksin rabies, karena menganggap anjingnya sehat-sehat saja.

Keesokan harinya, ternyata perilaku anjing makin beringas. Anjing peliharaan korban sempat menggigit anjing tetangga yang lain hingga mati.

Selain itu anjing tersebut menggigit empat warga lain. Masing-masing Ketut Ngurah Artana, 50; Ni Komang Novia Rina Putri, 2; Putu Kristian Imanuel Santosa, 5; dan Ida Bagus Komang Adi Kusuma, 21.

Salah seorang korban gigitan, Imanuel Santosa, menjadi korban gigitan saat orang tuanya, Luh Putu Eka Wahyuni membuka gerbang. Kebetulan rumah korban dengan lokasi gigitan, tak lebih dari 50 meter.

“Begitu buka gerbang, anjingnya itu langsung masuk. Waktu itu mau diusir. Tahu-tahu anjingnya menggigit punggung dan kepala anak saya. Langsung saya bahwa ke rumah sakit biar dapat vaksin,” tutur Luh Putu Eka Wahyuni.

Kasus gigitan beruntun itu pun membuat resah warga. Salah seorang warga, Ketut Susila mengaku sempat menanyakan anjing itu pada korban.

Sebab keponakannya turut menjadi korban gigitan. “Waktu itu Ibu Asih ini bilang anjingnya sudah dibuang karena galak. Ya sudah, langsung saya buru anjing yang gigit keponakan saya itu,” kata Susila.

Susila menyebut saat diburu anjing sangat beringas. Ia harus berdiri di atas pagar, saat memukul kepala anjing. Ia pun khawatir anjing akan menggigit dirinya.

 

PANJI – Kasus rabies pada manusia, kembali merebak di Kabupaten Buleleng. Kali ini kasus itu terjadi di Desa Panji.

Seorang warga dilaporkan meninggal dunia dengan status suspect rabies, setelah digigit anjing pada awal Oktober lalu.

Warga itu adalah Ni Made Muliasih, 20. Sehari-hari Muliasih tinggal di RT 7 Banjar Dinas Bangah, Desa Panji, Kecamatan Sukasada.

Jawa Pos Radar Bali sempat menyambangi rumah Muliasih di Banjar Dinas Bangah, Desa Panji. Hanya saja rumah terlihat kosong.

Jenazah korban disebut dibawa ke rumah duka di Desa Temukus. Sejumlah tetangga korban juga menyebutkan bahwa korban sempat digigit anjing miliknya sendiri.

Hasil penelusuran, korban digigit anjingnya sendiri pada 3 Oktober lalu. Saat itu anjingnya berkeliaran di areal perumahan.

Korban pun berinisiatif membawa pulang anjingnya. Saat dipeluk, tiba-tiba anjing menggigit korban pada dada kiri dan tangan kanan.

Korban sempat datang ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan. Namun hanya mendapat perawatan luka. Ia tak meminta vaksin rabies, karena menganggap anjingnya sehat-sehat saja.

Keesokan harinya, ternyata perilaku anjing makin beringas. Anjing peliharaan korban sempat menggigit anjing tetangga yang lain hingga mati.

Selain itu anjing tersebut menggigit empat warga lain. Masing-masing Ketut Ngurah Artana, 50; Ni Komang Novia Rina Putri, 2; Putu Kristian Imanuel Santosa, 5; dan Ida Bagus Komang Adi Kusuma, 21.

Salah seorang korban gigitan, Imanuel Santosa, menjadi korban gigitan saat orang tuanya, Luh Putu Eka Wahyuni membuka gerbang. Kebetulan rumah korban dengan lokasi gigitan, tak lebih dari 50 meter.

“Begitu buka gerbang, anjingnya itu langsung masuk. Waktu itu mau diusir. Tahu-tahu anjingnya menggigit punggung dan kepala anak saya. Langsung saya bahwa ke rumah sakit biar dapat vaksin,” tutur Luh Putu Eka Wahyuni.

Kasus gigitan beruntun itu pun membuat resah warga. Salah seorang warga, Ketut Susila mengaku sempat menanyakan anjing itu pada korban.

Sebab keponakannya turut menjadi korban gigitan. “Waktu itu Ibu Asih ini bilang anjingnya sudah dibuang karena galak. Ya sudah, langsung saya buru anjing yang gigit keponakan saya itu,” kata Susila.

Susila menyebut saat diburu anjing sangat beringas. Ia harus berdiri di atas pagar, saat memukul kepala anjing. Ia pun khawatir anjing akan menggigit dirinya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/