28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:49 AM WIB

Dinkes Pastikan Bukan Keracunan, Dewan Minta Ditelusuri Sekala Niskala

GIANYAR – Kasus 4 warga Banjar Sakah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati yang meninggal secara beruntun kian misterius.

Kamis kemarin (4/6), satu warga lagi dinyatakan meninggal dunia. Dia adalah I Ketut Mariana, 51. Mariana menyusul 4 temannya yang juga ikut dalam prosesi upacara di Pura Hyang Soka pada 26 Mei lalu.

Ketua Komisi III DPRD Gianyar Putu Gede Febriantara ikut datang menelusuri kasus tersebut. “Dari beberapa kasus yang ada, supaya tidak simpang siur. Semua ini meninggal di rumah sakit,” ujar Febriantara.

Korban pertama, kata anggota Dewan asal Dapil Sukawati ini, tidak ada kaitannya dengan makanan, justru mengarah ke gejala Demam Berdarah.

“Yang kedua, ini adiknya yang pertama. Punya riwayat jantung. Yang ketiga, mengalami muntaber. Keempat mengalami sesak,” jelasnya.

Lanjut Febri, korban meninggal yang sesak ini menjadi perhatian. “Karena sesak ciri-ciri Covid-19. Setelah diswab hasilnya negatif, sehingga tidak ada kekhawatiran. Ini kasusnya berbeda,” bebernya lagi.

Sedangkan, kasus terbaru, yang kelima akibat bermain layangan. “Kami tidak tahu apakah ada sejarah jantung atau tidak. Kami belum dapat observasinya,” jelasnya.

Pihkanya mendesak Dinas Kesehatan membuat laporan. “Kami minta laporan Dinas Kesehatan untuk mengobservasi. Karena ini jarang dalam waktu 2 hari, 4 meninggal. Secara niskala, juga harus ditindaklanjuti,” tegasnya.

Di bagian lain, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Cahyani mengaku tim Puskesmas Sukawati sudah turun ke Desa Batuan Kaler.

Hasil penelusuran belum ditemukan ada tanda keracunan. “Kalau dari data empat pasien, memang ada tiga orang yang

makan makanan yang sama (babi guling dan lawar saat upacara di pura, red). Tapi belum bisa dikatakan keracunan makanan,” tegasnya.

Empat pasien meninggal tersebut sudah memiliki riwayat sakit masing-masing. Selain itu, Dinas Kesehatan tidak menemukan sampel makanan.

“Pasien memiliki riwayat penyakit lain dan sampel makanan penyebab tidak kami dapatkan, sehingga perlu diselidiki lebih lanjut yg terkait dengan penyebab kematian,” ungkapnya.

Mengenai warga yang masih dirawat, kata dia, mengalami keluhan berbeda-beda. Selain itu jarak keluhan dan waktu makan cukup jauh.

“Walaupun ada juga yang mengeluh mual muntah. Namun, jarak keluhan dan waktu waktu makan cukup jauh. Kami sudah mengambil sampel air yang dipakai,” jelasnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk melakukan hidup bersih. “Dalam mengolah makanan agar tetap memperhatikan kebersihan, baik bahan maupun pengolahan dan penyajian,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, 4 warga meninggal secara beruntun pada Rabu (27/5) dan Kamis (28/5) lalu. Mereka ini, termasuk yang meninggal kelima sempat mengikuti upacara di Pura desa setempat. 

GIANYAR – Kasus 4 warga Banjar Sakah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati yang meninggal secara beruntun kian misterius.

Kamis kemarin (4/6), satu warga lagi dinyatakan meninggal dunia. Dia adalah I Ketut Mariana, 51. Mariana menyusul 4 temannya yang juga ikut dalam prosesi upacara di Pura Hyang Soka pada 26 Mei lalu.

Ketua Komisi III DPRD Gianyar Putu Gede Febriantara ikut datang menelusuri kasus tersebut. “Dari beberapa kasus yang ada, supaya tidak simpang siur. Semua ini meninggal di rumah sakit,” ujar Febriantara.

Korban pertama, kata anggota Dewan asal Dapil Sukawati ini, tidak ada kaitannya dengan makanan, justru mengarah ke gejala Demam Berdarah.

“Yang kedua, ini adiknya yang pertama. Punya riwayat jantung. Yang ketiga, mengalami muntaber. Keempat mengalami sesak,” jelasnya.

Lanjut Febri, korban meninggal yang sesak ini menjadi perhatian. “Karena sesak ciri-ciri Covid-19. Setelah diswab hasilnya negatif, sehingga tidak ada kekhawatiran. Ini kasusnya berbeda,” bebernya lagi.

Sedangkan, kasus terbaru, yang kelima akibat bermain layangan. “Kami tidak tahu apakah ada sejarah jantung atau tidak. Kami belum dapat observasinya,” jelasnya.

Pihkanya mendesak Dinas Kesehatan membuat laporan. “Kami minta laporan Dinas Kesehatan untuk mengobservasi. Karena ini jarang dalam waktu 2 hari, 4 meninggal. Secara niskala, juga harus ditindaklanjuti,” tegasnya.

Di bagian lain, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Cahyani mengaku tim Puskesmas Sukawati sudah turun ke Desa Batuan Kaler.

Hasil penelusuran belum ditemukan ada tanda keracunan. “Kalau dari data empat pasien, memang ada tiga orang yang

makan makanan yang sama (babi guling dan lawar saat upacara di pura, red). Tapi belum bisa dikatakan keracunan makanan,” tegasnya.

Empat pasien meninggal tersebut sudah memiliki riwayat sakit masing-masing. Selain itu, Dinas Kesehatan tidak menemukan sampel makanan.

“Pasien memiliki riwayat penyakit lain dan sampel makanan penyebab tidak kami dapatkan, sehingga perlu diselidiki lebih lanjut yg terkait dengan penyebab kematian,” ungkapnya.

Mengenai warga yang masih dirawat, kata dia, mengalami keluhan berbeda-beda. Selain itu jarak keluhan dan waktu makan cukup jauh.

“Walaupun ada juga yang mengeluh mual muntah. Namun, jarak keluhan dan waktu waktu makan cukup jauh. Kami sudah mengambil sampel air yang dipakai,” jelasnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk melakukan hidup bersih. “Dalam mengolah makanan agar tetap memperhatikan kebersihan, baik bahan maupun pengolahan dan penyajian,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, 4 warga meninggal secara beruntun pada Rabu (27/5) dan Kamis (28/5) lalu. Mereka ini, termasuk yang meninggal kelima sempat mengikuti upacara di Pura desa setempat. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/