SINGARAJA – Bayi kembar siam lahir di Kabupaten Buleleng. Bayi kembar siam itu lahir di RS Santi Graha Seririt pada pukul 16.00 sore, Rabu (3/7) lalu.
Bayi sempat dirujuk ke RSUD Buleleng untuk penanganan lebih lanjut. Kini bayi kembali dirujuk ke RSUP Sanglah, dengan harapan bisa menjalani operasi pemisahan.
Bayi tersebut merupakan anak pertama dari pasangan suami istri Kadek Redita, 24, dan Putu Ayu Sumadi, 17, warga Banjar Dinas Kajanan, Desa Joanyar, Kecamatan Seririt.
Bayi dengan jenis kelamin perempuan itu lahir dengan berat total 4.200 gram, serta panjang 49 centimeter.
Orang tua bayi, Kadek Redita mengatakan, keluarga baru tahu bayi itu lahir dalam kondisi kembar dempet, usai proses persalinan.
Redita mengatakan istrinya rutin menjalani pemeriksaan di bidan yang ada di Desa Ringdikit. Istrinya juga sempat menjalani dua kali USG di RS Pratama Tangguwisia.
Pada Selasa (2/7), pasangan ini kembali melakukan kontrol di RS Pratama. Saat itu tim medis menduga bayi dalam posisi sungsang, sehingga harus dilakukan operasi.
Mereka kemudian disarankan mencari rujukan ke puskesmas dan diarahkan ke RS Santi Graha. Sebelum diambil tindakan operasi, dokter kandungan di Santi Graha sempat melakukan USG.
“Pas di Santi Graha itu baru tahu anak saya kembar. Dokter bilang astungkara tidak dempet. Pas lahir baru tahu kondisinya seperti ini. Dempet dari dada sampai ke pusar,” kata Redita kemarin.
Dari hasil pemeriksaan sementara, bayi kembar siam itu diduga mengalami kelainan jantung. Hanya saja tim dokter belum bisa memastikan dugaan itu, sebab harus dilakukan pengecekan lebih lanjut.
Rencananya pengecekan akan dilakukan tim dokter bedah yang ada di RS Sanglah Denpasar. RSUD Buleleng pun telah berkoordinasi dengan RS Sanglah, untuk merujuk bayi tersebut.
“Kita belum punya dokter bedah khusus untuk menangani kembar siam ini. Rencananya hari ini juga (kemarin, Red) kami rujuk ke sanglah.
Sebab masih perlu evaluasi organ dalam. Nanti evaluasinya dilakukan di Sanglah. Kalau dilakukan di sini, kami khawatir kondisi bayi menurun. Selagi kondisinya bagus dan stabil, segera kami rujuk,” tegas Suciawan.
Sebelum bayi dirujuk, pihak keluarga kemarin masih mengurus sejumlah dokumen untuk mencetak Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Keluarga ini memang pemegang KIS, mengingat sang ayah hanya bekerja sebagai buruh di toko bangunan.
“Anak-anak belum ada KIS. Saya urus surat-suratnya dulu biar bisa segera dirujuk,” ujar Kadek Redit.
Sekadar diketahui, ini bukan pertama kalinya bayi kembar siam lahir di Buleleng. Pada Maret 2015 lalu, pasangan suami istri di Desa Selat, Kecamatan Sukasada, sempat melahirkan bayi kembar siang.
Hal serupa juga terjadi pada Oktober 2017 lalu. Kali ini pasangan suami istri di Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, yang melahirkan bayi kembar siam.